Mohon tunggu...
Hasmi Hidayati
Hasmi Hidayati Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

hasmi/UNRAM/PPKn/6/2015

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saat Gerhana, Ibu Hamil Malah Mandi!

8 April 2015   18:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:22 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Fenomena gerhana bulan yang terjadi pada 3 April kemarin memang sudah di beritakan di TV, dimana gerhana bulan akan terjadi. Menurut berita fenomena gerhana bulan tersebut disebut dengan gerhana bulen berdarah karena memang warna bulan pada malam itu menyerupai darah dan memang menurut berita di tv kejadian tersebut hanya akan terjadi 18 tahun lagi.

Bagaimana sih sebenarnya bisa terjadi gerhana bulan? Mungkin banyak yang bertanya-tanya kenapa bisa terjadi gerhana bulan?

Berikut merupakan penjelasan dari proses terjadinya gerhana bulan

Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.

Dengan penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika sebesar 5°[1], maka tidak setiap oposisi bulan dengan Matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, jika terjadi gerhana bulan, akan diikuti dengan gerhana Matahari karena kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara Matahari dengan bumi. http://id.wikipedia.org/wiki/Gerhana_bulan

Lalu, sebenarnya apa sih hubungannya dengan judul yang diatas?

Sebenarnya kejadian tersebut merupakan sebuah kebiasaan yang sudah ada dan sudah lama di suatu masyarakat khususnya di desa-desa yang memang masih percaya dengan hal-hal yang masih tradisional yang berbeda dengan masyarakat kota yang sudah hidup modern.

Ketika terjadinya gerhana bulan, para ibu-ibu hamil akan disuruh untuk mandi pada saat kejaidan tersebut. Bisa dibayangkan bagiamana dinginnya mandi ketika sudah malam apalagi untuk para ibu yang hamil bahkan katanya ibu hamil tersebut harus mandi di dalam kandang sapi. Bisa dibayangkan bagaimana dinginnya ketika harus mandi pada malam tersebut, tapi itulah masarakat desa yang pola pikirnya masih dengan hal-hal tersebut yang kata orang kalau kita tidak patuh itu orang biasanya berkata pamalih

Sebagai warga desa harus mengikuti tradisi tersebut yang sekarang kita belum tahu pasti apa makna dibalik kebiasaan tersebut dan mungkin nantinya kita juga akan tahu ketika kita mengalami hal tersebut

Sekarang memang merupakan zaman modern dimana semua kebiasaan-kebiasaan dahulu bisa berubah tapi tidak semua kebiasaan juga mengikuti perkembangan zaman tersebut terutama bagi warga-warga desa yang masing menganut sistem tradisional.

Sekarang terserah pada diri sendiri apakah kita akan mengikuti ataupun tidak mengikuti apa yang terjadi dengan pemikiran yang kita miliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun