Dia
Mengapa harus dia?
Dia yang selalu buat aku tersiksa dalam lara dan sepi
Dia yang tak sengaja selalu melitas dalam mimpi
Dia yang rembulan malu ketika melihat senyumnya
Dia ... Dia.... dan ... Diaaaa.....
tak sekali  ku ingin menghapus memori tentang dirinya
dan berkali-kali ku hapus jejak yang membekas dihati ini
Namun tak tau mengapa kianku hapus kian muncul senyum indahnya.
Mungkin dalam langkahnya tak pernah timbul sepercik diriku,
bahkan  nama ku tak pernah terucap dari bibir manis
Karena dalam langkahnya sangat ringan dan telaten untuk manarik pria lain
Pria yang selalu di impikan  dan pria yang ada di mimpinya
Paras manisnya  yang sejuk namun menyakitkan ketika di kenang
Dalam sakit itu pun aku rela terluka demi melihat pelangi dimatanya
Dan ku rela menangis tersakiti demi tuk satu senyumannya
terlihat bodoh memang, namun cinta tulus akan mematikan logika
Diri ini terlalu munafik ketika bicara tentang anggunnya
Selalu ku ingin menghapus senyum manis yang berlari dipikiran ini
Namun hati ini masih menunggu harapan bersamanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H