Namun, perlu dicatat bahwa seiring dengan meningkatnya tekanan dan sanksi internasional terhadap Korea Utara, perdagangan dengan negara ini semakin terbatas. Banyak negara menghindari berurusan dengan Korea Utara karena risiko melanggar sanksi internasional yang diberlakukan oleh PBB. Oleh karena itu, mitra dagang Korea Utara tetap terbatas dan perlu diingat bahwa hubungan perdagangan dengan negara ini selalu dalam situasi yang berubah-ubah.
Kemudian, Korea Utara memiliki infrastruktur yang terbatas dan usang, terutama dalam bidang transportasi dan teknologi informasi. Ini membuat sulit bagi Korea Utara untuk mengakses pasar internasional dan melakukan impor dan ekspor secara efektif.
Korea Utara juga memiliki keterbatasan dalam sumber daya dan kapasitas produksinya, terutama dalam sektor ekonomi yang lebih maju seperti teknologi dan manufaktur tinggi. Keterbatasan ini membuat sulit bagi Korea Utara untuk menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pasar internasional dan memasuki pasar baru.
Kurangnya keterbukaan juga termasuk menjadi faktor pendukung, Korea Utara dikenal sebagai negara yang tertutup dan terisolasi, dan memiliki kurangnya hubungan dengan negara-negara lain. Hal ini membuat sulit bagi Korea Utara untuk membangun hubungan perdagangan yang kuat dengan mitra dagang internasional dan menjalin kemitraan yang saling menguntungkan.
Lalu, situasi politik yang tidak stabil di Korea Utara dapat memengaruhi kemampuan negara untuk melakukan ekspor dan impor. Kebijakan yang tidak konsisten dan perubahan dalam kebijakan pemerintah dapat menghambat kemampuan perusahaan dan individu untuk melakukan bisnis dengan negara lain.
Kesimpulannya, meskipun ekspor dan impor Korea Utara masih terbatas, negara ini memiliki beberapa komoditas yang dapat diperdagangkan dengan negara lain. China menjadi mitra dagang utama Korea Utara, namun sanksi ekonomi internasional dan kendala-kendala lainnya tetap menjadi hambatan bagi Korea Utara dalam berdagang dengan dunia luar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H