Mohon tunggu...
Haslan
Haslan Mohon Tunggu... -

Ngawur dalam berbahasa. Kata - kata tanpa makna. Kata kata dalam kata kata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Uniknya Macet di Palembang

29 November 2013   23:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:30 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Balik setelah 3 bulan mengembara gak jelas, Kota Palembang saya lihat mulai menunjukkan keseriusan dalam kemacetannya. Sejak adanya rencana pembangunan Flyover yang rencananya berfungsi mengurangi kemacetan di Palembang di sekitaran daerah "Simpang Pangkal Ampera" (perempatan Jakabaring, Plaju, dan Kertapati), kemacetan menjadi-jadi. Akan terjadi kemacetan ini rupanya diperparah dengan renovasi "Bunderan Air Mancur" Seputaran Mesjid Agung Palembang yang berada sisi pangkal Jembatan Ampera yang satu laginya.  Namun, kemacetan yang sudah mewabah di kota Palembang ini tidak lantas menjadikan pengendara tertib.

Kebiasaaan saya yang sering keliling jalan-jalan mutar-mutar jalan besar setiap mampir di kota besar, meski itu berkilo-kilometer sedikit terusik saat melihat banyaknya pengendara yang jalan melewati trotoar. Dari simpang RK. Charitas, saya berjalan kaki. Dari sana kemacetan sudah terasa. Semua berebut memperoleh posisi di depan.

Dari seputaran Cinde sampai depan bundaran Air Mancur seputaran Mesjid Agung, sore itu, para pengendara sepeda motor beramai-ramai meninggalkan bahu jalan dan bergerak menyusur trotoar, yang malah membuat pejalan kaki yang umumnya berbelanja di toko-toko seputaran trotoar harus menjadi korban. Bahkan ada saat 3 sepeda motor berjajar sejajar melintang antri lewat dari trotoar.

Menuju Jembatan Ampera, saya sedikit tekejut dengan beberapa pengendara yang menurut saya mulai gak logis cara berkendaranya. Kosongnya Jembatan Ampera tidak dimanfaatkan, malah ngawur menyusur trotoar Jembatan Ampera. Itu bukan satu-dua pengendara. Tetapi cukup banyak.

Pengendara bus juga banyak yang ngawur. Aturan menaikkan dan menurunkan yang begitu jelas, banyak yang melanggar, tetap di lawan. Kesibukan polisi lalu lintas di Bundaran Air Mancur segitu beratnya terlihat. Puncaknya terjadi saat sebuah Bus mengalami kemacetan di Jembatan Ampera. Hal ini akhirnya membuat polisi dibantu masyarakat memindahkan ke trotoar Jembatan Ampera. Hal ini tampaknya cukup mengurangi keanehan pengguna sepeda motor di Jembatan Ampera yang saya lihat.

Memarkirkan Bus (mogok) di trotoar ternyata memiliki dampak mengurangi keusilan pengendara motor yang lewat dari trotoar. Bahkan dari yang saya lihat, beberapa pengendara tampak aneh dan nyeleneh. Dari badan jalan yang lapang, beberapa pengendara memilih jalan melewati jembatan di trotoar, meski jalanan lumayan lengang.

Dan polisi lalu lintas (yang saya lihat) hanya terdiam, Karena kemacetan terparah bukan (hanya) di Jembatan Ampera, tapi seputaran memang sepanjang Ampera hingga  Jalan Sudirman, dan ini membuat mereka letih, apalagi dengan tingkah pengendara yang selalu mengeluhkan macet, tapi aneh-aneh dalam bertindak.

Bersyukur mereka tidak demo...

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun