Mohon tunggu...
Hasim Asyari
Hasim Asyari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif Untirta

Dari Jurusan Pendidikan Non Formal angkatan 2023. Menyukai dunia literasi dan hal-hal yang bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Belajar dari Kampus Vs Belajar dari Dunia Nyata

3 Juli 2024   00:53 Diperbarui: 3 Juli 2024   00:57 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto pribadi

Menurut Jim Kwik salah seorang pakar Otak yang gue dapatkan di channel You Tube Sukses Daily, mengatakan bahwa pembelajaran yang dibarengi oleh emosi lebih menyerap di memori ingatan. Mengapa bisa demikian? Karena ketika kita belajar aktif di dalam otak kita tercipta dua hal yaitu, Neurogenesis dan Neuroplastisitas.

Neurogenesis adalah pertumbuhan baru sel-sel otak. Sedangkan Neuroplastisitas adalah lebih banyak koneksi. Jadi sederhananya ketika kita mengalami kehilangan seseorang yang kita cintai, koneksi-koneksi yang ada dalam otak kita aktif untuk kemudian tertanam dengan kuat, sehingga ke depannya ketika mengalami peristiwa yang sama, koneksi-koneksi itu hadir untuk memberikan solusi bagaimana kita bertindak atas masalah itu.

Berbeda dengan halnya di Kampus, suasana kelas kadang membuat bosan yang akhirnya otak kita tidak aktif sehingga efeknya adalah tidak melahirkan Neurogenesis dan Neuroplastisitas. Padahal banyak pengetahuan yang kita dapatkan dari Dosen, tetapi karena posisi kita nya bosan atau malas belajar, ya udah sia-sia. Mengapa sia-sia? Karena sel-sel baru akan terus melahirkan sel-sel yang tidak berbeda dari yang sebelumnya. Maka dari itu keaktifan itu penting.

2. Nilai IPK dengan nilai-nilai kemanusiaan

Di Kampus kita hanya fokus kepada peningkatan nilai IPK. Bagus nggak? Yeah karena itu adalah kewajiban kita. Tetapi, bila titik fokus kita hanya kepada nilai IPK tanpa dibarengi dengan nilai-nilai lainnya seperti: Nilai moral, nilai sosial, nilai agama dan lain sebagainya, mau jadi apa kita ke depan? Karena kehidupan setelah lulus bukan hanya soal kerja saja, melainkan juga soal bersosial dengan masyarakat setempat.

Nilai-nilai kemanusiaan inilah yang kadang diabaikan oleh sebagian orang, sehingga melahirkan orang-orang yang tamak, egois, pragmatis dan lain-lain. Gue memandang bahwa di dunia nyata kita diajarkan secara langsung bagaimana bersosial yang baik,  gagal sedikit terima resikonya. Sehingga membuat kita semakin tumbuh. Semakin banyak evaluasi dalam bersosialisasi, kita akan mudah beradaptasi dan di terima oleh masyarakat.

Lantas, mana yang lebih dominan belajar dari Dunia Kampus dengan belajar dari Dunia Nyata?

Tentu belajar dari dunia nyata karena bobotnya adalah 70 persen. Dari pada di Dunia Kampus hanya 30 Persen. Tetapi bukan berarti kita harus meninggalkan kewajiban di kampus. Fleksibel aja. Karena belajar itu bisa di mana pun dan kapan pun. Meminjam kata dari Anak Fakultas Ilmu Pendidikan adalah, belajar sepanjang hayat, tanpa terbatas oleh ruang dan waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun