Mohon tunggu...
Khusnul Hasiah
Khusnul Hasiah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Likes a certain art, Creativity, and about business

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moral Homo Islamicus (Islamic Man) Dalam Konteks Ekonomi Islam Modern

8 Desember 2023   19:31 Diperbarui: 8 Desember 2023   19:42 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Andjarwati menjelaskan bahwa Ekonomi moral menganalisis apa yang memotivasi orang untuk bertindak, melakukan dan berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi (Scott, 1983 dalam Habibi, 2013: 117). Ekonomi moral mencakup semua kegiatan ekonomi berdasarkan moralitas.(Andjarwati 2017)

Hal ini sejalan dengan jurnal penelitian yang dilakukan oleh Lasmiana menjelaskan bahwa Ekonomi moral sering menggambarkan akar normatif konseptual yang mempengaruhi pentingnya impuls, perilaku dan perilaku ekonomi. Ketika merumuskan konsep ini, ekonomi moral mempertahankan karyawan dalam implementasi keberanian, semangat, semangat, gairah, karyawan dan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang berkaitan dengan prinsip dan proses produksi, distribusi dan penggunaan barang dan kekayaan. Kegiatan ini melibatkan uang, tenaga, waktu dan barang berharga lainnya.(Lasmiana 2017)

Kemudian pada penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Hermawan menjelaskan bahwa Moralitas yang menentukan perilaku ekonomi akan, sampai batas tertentu, menyebabkan masyarakat mengabaikan rasionalitas perilaku ekonomi. Etika ekonomi merupakan bagian integral dari perilaku ekonomi, menekankan kepedulian individu terhadap kelangsungan hidup orang lain, berfokus pada sikap dan perilaku ekonomi individu dalam kaitannya dengan orang atau kelompok lain. Etika mendorong orang untuk berpikir tentang pertanyaan tentang perilaku ekonomi yang baik dan buruk.(Damayanti, Widjaja, and Hermawan 2020)

Hal ini sejalan dengan jurnal penelitian yang dilakukan oleh Riyadi dan Permatasari menjelaskan bahwa Pada prinsipnya, dianggap masuk akal untuk membuat penilaian moral tentang perilaku ekonomi. Karena dalam kehidupan, orang selalu berinteraksi dengan orang lain dan kelompok sosial di lingkungannya. Terlepas dari apakah kita memahami hal ini, kita telah mengembangkan sikap positif terhadap orang lain melalui interaksi ini dan merefleksikan perilaku yang mencerminkan kewajiban moral kita.(Riyadi and Permatasari 2020)

Dalam jurnal utama yang dilakukan oleh Mursal dan kawan-kawan menjelaskan bahwa Masa depan ekonomi Islam menjanjikan dengan model ekonominya yang kaya akan nilai-nilai moral agama, tetapi ironisnya, beberapa studi ilmiah telah menunjukkan bahwa sistem ekonomi Islam tidak memenuhi tujuan lingkungan. Para sarjana ekonomi Islam percaya bahwa ada kelemahan dalam fondasi praktik ekonomi Islam yang ada, dan moralitas tampaknya memiliki karakteristik tersendiri yang perlu ditekankan dalam ekonomi Islam (Mahyudi, 2016). Ruang lingkup perilaku dan tindakan etika / moral harus seluas mungkin sehingga masyarakat menghormati perilaku moral orang Islam dan perilaku moral orang ekonomi, yang berarti bahwa etika/moralitas harus mendominasi ekonomi dan bukan sebaliknya.(Mursal et al. 2022)

Selanjutnya pada penelitian yang dilakukan oleh Asrywan dan kawan-kawan menjelaskan bahwa Scott berpendapat bahwa ekonomi moral ada ketika orang menempatkan diri mereka dan keluarga mereka terlebih dahulu pada saat dibutuhkan (Popkin, 1986: 78). Popkin (Damsar dan Indrayani, 2016: 243-246) berpendapat bahwa petani tidak dapat dilihat dari perspektif ekonomi rasional. Karena petani adalah orang yang rasional, mereka mempertimbangkan semua pilihan yang berbeda untuk meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan mereka. Hal ini memungkinkan petani untuk melakukan investasi berisiko tetapi aman melalui investasi jangka pendek dan jangka panjang.(Asrywan, Damsar, and Alfiandi 2019)

Lalu pada penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Kasiyun menjelaskan bahwa Menurut Basrovi dan Sukidin (2003: 4), moralitas ekonomi Scott membuktikan tindakan perlawanan berdasarkan sistem berbasis laba yang bertujuan melestarikan cara hidup lama yang layak, terutama di bidang ekonomi dan sosial. . Semua perbaikan dan reformasi yang dirancang untuk mempertahankan tatanan yang ada dihentikan. Revolusi yang harus terjadi di lembaga-lembaga publik tidak dapat secara sadar dirasakan oleh kelompok-kelompok yang tidak ingin meninggalkan situasi aman mereka (zona nyaman).(Rahayu and Kasiyun 2014)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Gultom dan Tini menjelaskan bahwa Dalam Islam, Umer Chapra (2000) mengungkapkan bahwa masyarakat sekuler mengutamakan aspek properti (material) tanpa mempertimbangkan aspek moral, sehingga perkembangan material tidak dapat mencapai keadilan tanpa dukungan moralitas itu sendiri. Karena pemerataan pembangunan membutuhkan penggunaan semua sumber daya secara efisien dan efektif. Karena itu, jika semua kegiatan ekonomi tidak bermoral, tidak ada yang akan diperoleh.(Gultom and Tini 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun