Mohon tunggu...
Khusnul Hasiah
Khusnul Hasiah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Likes a certain art, Creativity, and about business

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Iklan, Gaya Hidup dan Perilaku Konsumen

8 Desember 2023   04:24 Diperbarui: 8 Desember 2023   05:00 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada jurnal utama yang dilakukan oleh Erdawati menjelaskan bahwa iklan adalah bentuk komunikasi yang bertujuan untuk mempromosikan suatu produk atau jasa kepada khalayak melalui media massa. Iklan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dengan cara menyampaikan informasi tentang produk atau jasa tersebut, serta menciptakan kesan yang positif di benak konsumen. 

Gaya hidup adalah pola perilaku dan interaksi pribadi di dunia yang ditentukan oleh tindakan, minat, dan nilai-nilai yang mereka miliki. Gaya hidup tidak hanya ditentukan oleh kelompok sosial atau kepribadian seseorang, tetapi juga oleh faktor-faktor lain, seperti lingkungan, budaya, dan teknologi. Faktor psikologis dan karakteristik konsumen merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.(Erdawati 2020)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Danang Krisdantoro, Sutanto dan Tri Maharti menjelaskan bahwa Periklanan merupakan suatu alat periklanan atau pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menciptakan kesadaran akan produknya, untuk mempromosikan produknya, untuk menjual produknya, untuk menarik dan membujuk pelanggan, komunikasi dengan pelanggan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai media. 

Hal ini penting untuk dilakukan agar dapat menjangkau lebih banyak pelanggan dan menyampaikan pesan secara efektif (Zinyemba dan Manase, 2015). Gaya hidup seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam diri maupun dari luar diri. Faktor internal meliputi sikap, pengalaman, kepribadian, persepsi diri, dan motivasi. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri seseorang meliputi kelompok yang menjadi panutan, keluarga, tingkat sosial, budaya, dan lain-lain.

budaya, dan lain-lain. Konsumerisme adalah perilaku manusia yang dilandasi oleh pemikiran rasional, kecenderungan materialistis, keinginan yang kuat akan kemewahan dan keinginan untuk memuaskan kebutuhan akan kesenangan dengan apa yang dianggap paling berharga. (Wahudi dalam Kanserina, 2015). Hal ini juga menunjukkan bahwa gaya hidup mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku konsumen. Dengan kata lain, semakin tinggi gaya hidup konsumen maka semakin tinggi pula perilaku konsumennya. (Krisdantoro, Susanto, dan Tri Maryati. 2016).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh salma Egita Fitri Subagyo dan Jojok Dwirodotjahjno menjelaskan bahwa seperti yang disebutkan oleh Zinyemba dan Manase (2016) dalam Danang Krisdiantoro, periklanan adalah apa yang digunakan perusahaan untuk menjual produknya, untuk menampilkan produknya, untuk mempromosikan produknya, untuk menjual produknya dan untuk menarik pelanggan serta fokus pada periklanan. Ini adalah alat atau alat pemasaran. Inilah yang disebut kepercayaan konsumen. 

Menurut Susianto (Adila Safrinnisa 2017), gaya hidup hedonis berarti bersenang-senang, menghabiskan waktu di luar ruangan, banyak bermain, berbelanja dan selalu berusaha menjadi pusat perhatian. jam. Menurut Yayasan Konsumen Indonesia, perilaku konsumen didasarkan pada kesenangan dan keinginan, bukan keinginan. Itu karena ini adalah perilaku orang yang menghabiskan uang tanpa henti. Jika ketiga poin ini berdampak positif (Salma Egita Fitri Subagyo and Jojok Dwiridotjahjono 2021)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Olih Solihin menjelaskan bahwa periklanan adalah suatu bentuk tampilan impersonal yang dirancang untuk mempromosikan suatu ide atau mengomunikasikan manfaat suatu produk yang disponsori oleh sponsor tertentu. Menurut para ahli, gaya hidup adalah cara seseorang menjalani hidupnya, termasuk bagaimana mereka menghabiskan waktu dan uang mereka. 

Lubis (1997) berpendapat bahwa perilaku konsumen adalah perilaku yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan rasional, melainkan pada keinginan yang sudah tidak terkendali. Iklan yang terus-menerus ditayangkan akan membujuk masyarakat untuk membeli produk atau jasa yang diiklankan.(Solihin 2015)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Nuri Annisa Fitri dan Hasibullah Basri menjelaskan bahwa singkatnya, gaya hidup adalah bagaimana seseorang mengatur waktu dan uangnya. Pada saat yang sama, gaya hidup dengan jelas menunjukkan karakter seseorang dalam hubungannya dengan lingkungannya. Perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan konsumen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, mulai dari mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, hingga mengonsumsi produk dan jasa. (Sheldon, 2014). Melalui penelitian ini dipastikan bahwa pengetahuan ekonomi merupakan variabel yang dapat mengontrol dampak gaya hidup terhadap perilaku konsumen. Hasil survei menunjukkan bahwa seluruh responden milenial merasa bisa mengatur keuangannya. Hal ini terbukti, karena tidak ada milenium tanpa tabungan. Selain itu, beberapa responden mampu mengelola tabungannya melalui investasi.  (Fitri and Basri 2021)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Zahrotun Naqiah, Itang, Dedi Sunardi menjelaskan bahwa gaya hidup diartikan sebagai cara hidup yang menentukan bagaimana seseorang menghabiskan waktunya (perilaku), nilai-nilai (minat) apa yang dimiliki orang-orang di sekitarnya, dan apa yang dipikirkannya tentang dirinya dan dunia di sekitarnya (pendapat). Perilaku konsumen adalah perilaku yang berkaitan langsung dengan pembelian, konsumsi, dan ketersediaan produk atau jasa serta mencakup proses pengambilan keputusan sebelum dan sesudah tindakan tersebut. Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis pembeli. Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan pemasar yang berada di luar kendali mereka.( Zahrotun Naqiah, Itang, Dedi Sunardi, 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun