Ali dan Ratu-Ratu Queens, film dengan genre komedi, drama yang disutradarai oleh Lucky Kuswandi dan cerita ini ditulis oleh Gina S. Noer. Film Ali dan Ratu-Ratu Queens ini di produksi oleh Palari Films. Film yang seharusnya ditayangkan di bioskop ini dibatalkan karena adanya pandemic covid-19 pada tahun 2020.Â
Akhirnya film ini dirilis di Netflix pada tahun 2021. di bintangi  oleh actor-aktor papan atas, seperti  Iqbaal Ramadhan, Nirina Zubir, Asri Welas, Happy Salma, dan Tika Panggabean.
Ali dan Ratu-Ratu Queens film yang bercerita tentang karier, penyesalan, dan kesalahpahaman. Film yang menceritakan sosok Ali sebagai pemeran utama pada film ini. Ali yang akan menyusul ibunya ke New York setelah ditinggalkan ibunya sejak masih kecil.
Ali memutuskan untuk pergi ke New York setelah mengetahui beberapa kebohongan yang dilakukan ayah dan keluarganya. Ali bertekad pergi ke New York dengan membawa uang hasil sewaan rumahnya, Ali terbang menuju New York untuk memecahkan masalah dan kebohongan yang ia pikirkan.Â
Setelah sampai di New York, Ali langsung menuju ke alamat yang sudah diberikan ibunya di surat. Tapi, yang dijumpainya adalah wanita-wanita Indonesia yang sedang mencari pekerjaan di kota ini.Â
Wanita-wanita itu adalah Ance, Party, Biyah, dan Chinta, empat wanita yang ingin dipanggil dengan sebutan ratud-ratu queens. Queens merupakan sebutan untuk daerah yang mereka tinggali di New York.
Setelah berhasil menemukan ibunya, Mia, justru Mia kaget saat bertemu Ali dan tidak menginginkan kehadiran Ali. Kejadian ini membuat Ratu-Ratu Queens marah dan kesal kepada Mia, mereka menyayangkan perlakuan Mia pada Ali.Â
Setelah beberapa waktu, akhirnya Ali berjalan-jalan, mengobrol dan menghabiskan waktu bersama ibunya, Mia, tetapi, Ali harus berdamai dengan kenyataan bahwa Mia menyuruh Ali untuk kembali ke Indonesia dan Mia memilih tinggal bersama keluarga barunya di New York. Dari sini, kehidupan Ali bersama Eva dan Ratu-Ratu Queens mulai bersama-sama.
Dibalik ceritanya yang seru, menurut teman saya film ini mempunyai beberapa kelemahan. Seperti banyaknya jalan cerita yang menurut teman saya agak membingungkan dan diawal film cukup membosankan, tapi, rasa membosankannya tidak sampai akhir film.
Ada juga beberapa cerita yang menurut teman saya agak menggantung. Seperti saat Mia membicarakan Ali pada suami barunya yang ada di New York, tanpa diketahui hasil akhir dari pembicaraannya. Arah hubungan Eva dan Ali yang menggantung, hingga tidak adanya penjelasan tentang sebab bohongnya yang dilakukan Hasan menjadi bagian yang belum ada kejelasannya.
Mungkin jika ada season selanjutnya dari film ini, menurut teman saya akan menjadi lebih jelas lagi alur-alur cerita yang sebelumnya masih menggantung. Namun, jika hanya ada bagian ini tanpa ada kelanjutannya, tentu saja menjadi hal yang sangat disayangkan. Menurut teman saya lawakan yang di tunjukkan Bayu kurang menyatu dalam film.
Kelebihan film ini menurut teman saya karena dengan hadirnya aktris pelawak yang diplot sebagai pemeran utama. Meskipun pada saat inilebih banyak yang menyukai aktris remaja, karya ini justru memilih opsi sebaliknya. Suasana kota New York modern yang memanjakan mata menjadi daya tarik dari film ini.
Penggambaran keahlian Ali dalam menggambar, memotret, dan membuat sebuah video menjadi proses penyajian visual yang cocok dengan keadaan New York.
Film ini menjadi karya dengan tema konflik keluarga yang cocook untuk penonton Indonesia. Kehadiran Iqbaal dengan dua karakter kuat di film sebelumnya sebagai Dilan dan Mince ternyata masih mampu membuat figur Ali sesuai dengan porsinya. Tentu saja, film ini sangat layak untuk dinikmati publik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H