Selanjutnya, inverter dihubungkan dengan pompa AC. Sistem kedua ini paling sering digunakan karena ketersediaan pompa di pasaran didominasi oleh pompa AC dan harganya pun lebih rendah dari pompa DC. Akan tetapi, tipe kopel DC memiliki performa yang lebih tinggi karena energinya tidak terkurangi pada saat pengonversian ke AC di inverter. Sistem ketiga menggunakan baterai sebagai penyimpan energi.
Ketika mengembangkan sistem pemompaan ini, yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan air di dalam tanah dan dipermukaan tanah. Mengetahui ketersediaan air di dalam tanah biasanya dengan mengetahui seberapa dalam sumur harus dibor untuk mendapatkaan air dan ketersediaan air pada permukaan, yaitu berupa sumber air seperti danau atau penampungan air lainnya. Yang kedua adalah kebutuhan air untuk lahan. Selain itu, ada parameter-parameter yang haruss diperhatikan. Yang utama, tentunya adalah radiasi maahari hariannya dan temperatur lingkungan. Parameter yang berhubungan dengan sistem pompanya adalah Total Dynamic Head (TDH) dan debit air.Â
TDH ini merupakan kedalaman pompa yang diukur dengan menjumlahkan suction head, discharge head, dan ketinggian akibat losis gesekan. Perhitungan energi potensial atau energi hidrolik juga perlu dilakukan untuk memprediksi kapasitas PLTS yang sesuai. Energi hidrolik yang merupakan energi untuk mengangkat air akan digunakan untuk perhitungan kapasitas PLTS dan juga disesuaika dengan ketersediaan pompa di pasaran. Perhitungan ini pastinya dilakukan oleh teknisi agar mendapatkan sistem yang baik. Akan tetapi, hal ini jarang dilakukan oleh masyarakat. [4]
Solusi untuk mengatasi sulitnya pendanaan masyarakat desa untuk penerapan sistem ini adalah investasi dapat dilakukan oleh pihak lain yang mampu dengan kesepakatan-kesepakatan tertentu. Perjanjian yang dibuat dapat berupa bagi hasil, sebagian kecil hasil panen diberikan kepada investor PLTS sehingga ia dapat menjual lagi atau diolah menjadi produk siap konsumsi. Masih banyak cara untuk dapat membantu petani-petani kita di desa. Jangan sampai hasil panen, misalnya padi, di negara kita impor yang menyebabkan pendapatan petani kita berkurang.Â
Dengan bantuan berupa penerapan PLTS, mereka dapat mengakses listrik secara gratis dan menghindari kesulitan air sehingga hasil panen semakin membaik. Apabila terhubung dengan jaringan PLN dan peraturan pemerintah juga sudah mendukung, kelebihan listrik yang dipanen dari PLTS oleh petani juga dapat dijual ke PLN sehingga meningkaatkan pemasukan mereka.
Sumber:
[1]
A. Umah, "Ternyata Ini Harta Karun Energi Terbesar RI, 10x Panas Bumi!," 3 Maret 2021. [Online].