Mohon tunggu...
Hasbiyallah
Hasbiyallah Mohon Tunggu... Dosen - Menulis Kreatif

Pendidikan dan Keagamaan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Pesan Ramadhan

5 April 2024   09:21 Diperbarui: 5 April 2024   09:34 1325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadhan meruapakan bulan suci yang penuh kebaikan dan keberkahan, salah satu bukti dari kebaikan dan keberkahan tersebut adalah lingkungan Ramadhan yang diciptakan dengan suasana penuh kedamaian dan ketenangan, idza ja a ramadhanu futihat abwabul jannah wa ghulliqat abwabunnar wa shuffidat as syayathinu ( al Hadis). Sehingga kita merasakan kedamaian hati dan kesejukan jiwa terutama dalam kekhusuan beribadah.

Ramadhan tinggal beberapa hari, ia akan pergi namun ia telah banyak memberikan pesan berharga kepada kita semua hamba Allah dan umat Rasulullah saw; setidaknya ada 5 pesan yang harus selalu kita ingat dari bulan suci ini agar kita benar memperoleh derajat taqwa:

Pertama, pesan datang dan pergi, Ramadhan mengingatkan kita bahwa hidup ini datang dan pergi. Beberapa hari lalu Ramadhan datang kepada kita dan sebentar lagi akanpergi meninggalkan kita. Begitu juga diri kita beberapa tahun lalu kita hadir ke dunia ini la ya'lamuna syaia ( dalam keadaan tidak tahu apa pun),  dan suatu saat akan pergi dari dunia ini (antum mauta) kamu akan mati. Wahai manusia yang terlena dengan dunia, wahai makhluk yang terlalaikan dengan waktu dunia, ayyamam ma'dudat, hari-hari mu sebentar hanya beberapa hari, sadarlah bahwa kalian akan pergi jauh, ayna tadzhabun? Kemana pastinya kalian akan pergi? Kalian akan pergi dari dunia hanya dengan dua helai kain kafan dari harta kalian yang berlimpah.

Puasa hanya beberapa hari dari 365 hari yang Allah berikan dalam setahun. Begitu juga Allah berikan kesempatan sedikit di dunia. Karena itu, jangan sia-siakan waktu yang sedikit ini.  Sadarlah, bangkitlah, bangunlah dari mimpi dan khayalan mu tentang keabadian dunia ini. Wa lal akhiratu khairul laka minal ula. Akhirat lebih mulya dan lebih baik dari dunia.

Pesan kedua, puasa memberikan pesan tentang kesederhanaan (wira'i), lihat bagaimana orang yang berpuasa bersikap sederhana. Ia dituntut bukan hanya menahan dari yang membatalkan puasa tetapi juga menahan dari segala keinginan yang berlebihan dan segala keserakahan. Jangankan yang haram, halal pun ditinggalkan.

Dalam kitab tafsir ibnu Katsir. Sahabat Ibnu Masud menceritakan kesedrhanaan Rasulullah saw yang tidur di atas tikar, ketika beliau bangun, maka badannya terlihat bekas tanda anyaman kayu tikar tsb, kemudian sahabat menawarkan kasur empuk yang bisa digunakan beliau, tapi beliau menjawab, ma ana wad dunya, innama masali wa masalid dunya karakibin zhalla tahta syajaratin, tsumma raha wa tarakaha. ( apa kepentinganku dg dunia, kecuali seperti seorang musafir yang berteduh di bawah pohon rindang, kemudian dia pergi dan meninggalkannya.

Puasa memberikan pesan bahwa kita tidak seharusnya memaksakan kehendak kita atau kemauan kita meskipun itu halal, karena bisa jadi ada orang lain yang lebih butuh dari kita. Dunia modern ini membuat kita hidup lebih hedonis, lebih senang dengan suatu yang banyak, lebih bangga dengan kemewahan. Padahal Allah berpesan al hakumut takatsur hatta zurtumul makobir.

Pentingnya kesederhanaan dalam kehidupan ini adalah agar hidup tidak berorientasi untuk apapun kecuali ridha dan ampunan Allah swt. Karena itu doa yang dianjurkan dalam akhir bln ini adalah allahumma innaka 'afuwwun karim tuhibbul 'afwa fa'fu anni.

Ketiga, puasa memberikan kesadaran tentang kelemahan diri kita. Bahwa puasa membuat diri kita lemah tidak berdaya bukan karena tidak makan dan minum sebetulnya tetapi karena menahan hawa nafsu yang bergejolak dalam diri. Innan nafsa la ammaratun bis sui. ( nafsu selalu memerintahkan kepada keburukan).

Puasa memperjelas bahwa diri kita ini benar2 lemah, sangat bergantung, dan tidak ada kekuatan sedikit pun kecuali atas izin Allah swt. Puasa mengajarkan bahwa harta yang kita miliki ini hanya tiga, pertama, ada harta yang kita makan untuk sahur dan berbuka, semuanya akan musnah menjadi kotoran, kedua, harta yang kita gunakan seperti pakaian untuk menutupi diri kita dari panas atau dingin dan harta ini juga akan lapuk, kusam dan binasa. Sedangkan harta ketiga, ada harta yang digunakan untuk bershadqah atau infak yang sangat dianjurkan di bulan ini, dan harta yang dishadaqahkan ini adalah harta milik kita sebenarnya, namun sayangnya tidak banyak yang memanfaatkan harta untuk shadaqah ini. Selebihnya harta itu disimpannya, harta yang disimpannya itu adalah harta yang akan menjadi milik orang lain, mungkin milik travel, milik penjual kurma dan mungkin akan berpindah kepemilikan kepada ahli warisnya. Jadi kita memang tidak banyak berdaya, Allah mungkin bisa saja membuat kita lemah, sakit atau ujian lainnya sehingga kita tidak berdaya.

Oleh karena itu, wahai manusia yang angkuh, manusia sombong, lihatlah bagaimana orang2 sebelum kalian telah dibinasakan karena keangkuhan dan kesombongan mereka. Firaun lebih berkuasa dari kalian telah binasa, Raja Namrud jg telah dibinasakan. Silahkan lakukan semau kalian, tapi ingat semua akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah swt.

Keempat, pesan tentang penjagaan diri. Puasa bermakna menahan atau benteng penjaga diri. Pesan ini bermakna bahwa kita harus menjaga diri dari kemurkaan Allah, menjaga diri dari dosa dan kemaksiatan, menjaga diri kezhaliman terhadap makhluk. Rasulullah pernah berpesan, al muslimu man salima min lisanih, wa yadihi. Seorang muslim yang bertaqwa tentunya menjaga keselamatan orang lain dari dosa yang dilakukan oleh lisan dan anggota badannya.

Salah satu anggota tubuh yang banyak berdosa adalah lisannya. Dengan lisannya , dia bisa ghibah (bicarakan aib orang lain), namimah(mengadu domba), menghina, mencaci dan memfitnah dan dosa besar lainnya. Kemudian dosa tangannya, di era digital ini, banyak tangan yang Ramadhan meruapakan bulan suci yang penuh kebaikan dan keberkahan, salah satu bukti dari kebaikan dan keberkahan tersebut adalah lingkungan Ramadhan yang diciptakan dengan suasana penuh kedamaian dan ketenangan, futihat abwabul jannah wa ghulliqat abwabunnar wa shuffidat as syayathinu. Sehingga kita merasakan kedamaian hati dan kesejukan jiwa terutama dalam kekhusuan beribadah.

Ramadhan tinggal beberapa hari, ia akan pergi namun ia telah banyak memberikan pesan berharga kepada kita semua hamba Allah dan umat Rasulullah saw; setidaknya ada 5 pesan yang harus selalu kita ingat dari bulan suci ini agar kita benar memperoleh derajat taqwa:

Pertama, pesan datang dan pergi, Ramadhan mengingatkan kita bahwa hidup ini datang dan pergi. Beberapa hari lalu Ramadhan datang kepada kita dan sebentar lagi akanpergi meninggalkan kita. Begitu juga diri kita beberapa tahun lalu kita hadir ke dunia ini la ya'lamuna syaia ( dalam keadaan tidak tahu apa pun),  dan suatu saat akan pergi dari dunia ini (antum mauta) kamu akan mati. Wahai manusia yang terlena dengan dunia, wahai makhluk yang terlalaikan dengan waktu dunia, ayyamam ma'dudat, hari-hari mu sebentar hanya beberapa hari, sadarlah bahwa kalian akan pergi jauh, ayna tadzhabun? Kemana pastinya kalian akan pergi? Kalian akan pergi dari dunia hanya dengan dua helai kain kafan dari harta kalian yang berlimpah.

Puasa hanya beberapa hari dari 365 hari yang Allah berikan dalam setahun. Begitu juga Allah berikan kesempatan sedikit di dunia. Karena itu, jangan sia-siakan waktu yang sedikit ini.  Sadarlah, bangkitlah, bangunlah dari mimpi dan khayalan mu tentang keabadian dunia ini. Wa lal akhiratu khairul laka minal ula. Akhirat lebih mulya dan lebih baik dari dunia.

Pesan kedua, puasa memberikan pesan tentang kesederhanaan (wira'i), lihat bagaimana orang yang berpuasa bersikap sederhana. Ia dituntut bukan hanya menahan dari yang membatalkan puasa tetapi juga menahan dari segala keinginan yang berlebihan dan segala keserakahan. Jangankan yang haram, halal pun ditinggalkan.

Dalam kitab tafsir ibnu Katsir. Sahabat Ibnu Masud menceritakan kesedrhanaan Rasulullah saw yang tidur di atas tikar, ketika beliau bangun, maka badannya terlihat bekas tanda anyaman kayu tikar tsb, kemudian sahabat menawarkan kasur empuk yang bisa digunakan beliau, tapi beliau menjawab, ma ana wad dunya, innama masali wa masalid dunya karakibin zhalla tahta syajaratin, tsumma raha wa tarakaha. ( apa hub aku dg dunia, kecuali seperti seorang musafir yang berteduh di bawah pohon rindang, kemudian dia pergi dan meninggalkannya.

Puasa memberikan pesan bahwa kita tidak seharusnya memaksakan kehendak kita atau kemauan kita meskipun itu halal, karena bisa jadi ada orang lain yang lebih butuh dari kita. Dunia modern ini membuat kita hidup lebih hedonis, lebih senang dengan suatu yang banyak, lebih bangga dengan kemewahan. Padahal Allah berpesan al hakumut takatsur hatta zurtumul makobir.

Pentingnya kesedrhanaan dalam kehidupan ini adalah agar hidup tidak berorientasi untuk apapun kecuali ridha dan ampunan Allah swt. Karena itu doa yang dianjurkan dalam akhir bln ini adalah allahumma innaka 'afuwwun karim tuhibbul 'afwa fa'fu anni.

Ketiga, puasa memberikan kesadaran tentang kelemahan diri kita. Bahwa puasa membuat diri kita lemah tidak berdaya bukan karena tidak makan dan minum sebetulnya tetapi karena menahan hawa nafsu yang bergejolak dalam diri. Innan nafsa la ammaratun bis sui. ( nafsu selalu memerintahkan kepada keburukan).
Puasa memperjelas bahwa diri kita ini benar2 lemah, sangat bergantung, dan tidak ada kekuatan sedikit pun kecuali atas izin Allah swt. Puasa mengajarkan bahwa harta yang kita miliki ini hanya tiga, pertama, ada harta yang kita makan untuknsahur dan berbuka, semuanya akan musnah menjadi kotoran, kedua, harta yang kita gunakan seperti pakaian untuk menutupi diri diri kita dari panas atau dingin dan harta ini juga akan lapuk, kusam dan binasa. Sedangkan barta ketiga, ada harta yang digunakan untuk bershadqah atau infak yang sangat dianjurkan di bulan ini, dan harta yang dishadaqahkan ini adalah harta milik kita sebenarnya, namun sayangnya tidak banyak yang memanfaatkan harta untuk shadaqah ini. Selebihnya harta itu disimpannya, harta yang disimpannya itu adalah harta yang akan menjadi milik orang lain, mungkin milik travel, milik penjual kurma dan mungkin akan berpindah kepemilikan kepada ahli warisnya. Jadi kita memang tidak banyak berdaya, Allah mungkin bisa saja membuat kita lemah, sakit atau ujian lainnya sehingga kita tidak berdaya.

Oleh karena itu, wahai manusia yang angkuh, manusia sombong, lihatlah bagaimana orang2 sebelum kalian telah dibinasakan karena keangkuhan dan kesombongan mereka. Firaun lebih berkuasa dari kalian telah binasa, Raja Namrud jg telah dibinasakan. Silahkan lakukan semau kalian, tapi ingat semua akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah swt.

Keempat, pesan tentang penjagaan diri. Puasa bermakna menahan atau benteng penjaga diri. Pesan ini bermakna bahwa kita harus menjaga diri dari kemurkaan Allah, menjaga dirindari dosa dan kemaksiatan, menjaga diri kezhaliman terhadap makhluk. Rasulullah pernah berpesan, al muslimu man salima min lisanih, wa yadihi. Seorang muslim yang bertaqwa tentunya menjaga keselamatan orang lain dari dosa yang dilakukan oleh lisan dan anggota badannya.

Salah satu anggota tubuh yang banyak berdosa adalah lisannya. Dengan lisannya , dia bisa ghibah (bicarakan aib orang lain), namimah(mengadu domba), menghina, mencaci dan memfitnah dan dosa besar lainnya. Kemudian dosa tangannya, di era digital ini, banyak tangan yang berdosa dengan jari2nya menulis dan menyampaikan pesan hoaks atau kebohongan. Dan dosa pembuhunan pastinya juga dilakukan oleh sebuah tangan. Wahai manusia yang belum mampu menjaga lisan dan tangannya, ingatlah pesan Allah alyauma nakhtimu 'ala afwahihimwa wa tukallimunaydihim wa tasyhadu arjuluhum bima kanunyaksibun. (Mulut ini suatu saat terkunci, dan tanga serta kaki yang akan bicara dan menjadi saksi atas apa yang kita perbuat.

Pesan kelima adalah keseimbangan ( tawazun). Allah ciptakan kehidupan ada siang dan malam, ada gelap dan terang, ada senang dan susah, ada mudah dan sulit. Ramadhan mengajarkan kita ada ibadah di siang hari dengan puasa dan malam harindengan qiyamullail (tarawih). Puasa ibadah sirriyah yang dilaksanakan di saat siang pun tidak ada yang tahu, sedangkan di malam hari dengan ibadah qiyam ( shalat tarawih) pun tidak akan ada yang tahu karena semua orang sedang tertidur. Hal ini mengajarkan kepada kita kapan kita melakukan sesuatu ketika terang dan gelap. Ketika sulit, maka ibadah yang dilakukan adalah perbanyak shalat dan ketika senang maka perbanyak puasa dengan menahan nafsu dan keinginan. Kuncinya adalah syukur dan sabar.

Seandaianya Ramadhan ini bisa berkata kepada kita di saat pamit, mungkin ia akan berkata kepada kita

Wahai saudaraku se iman...!

Kini aku tinggal beberapa hari lagi, terimakasih telah menyambut ku dengan penuh kebahagiaan, terimakasih telah mengisi hari2 mu dengan ibadah di bulan ku, semoga janji Allah telah kalian peroleh bagi orang2 yang bertaqwa. Smoga pula bulan Ramadhan ini bulan terbaik yang engkau berikan untuk Allah swt.

Wahai saudaraku seiman....!

Perpisahan sebntar lagi, manfaatkan waktu tersisa ini, sebab aku tidak tahu akan berjumpa lagi dengan kalian atau tidak. Masih ada kebaikan ku di akhir bulan ini yaitu malam lailatul qadr. Silahkan tinggikan semangat kalian untuk memperolehnya. Insya Allah, bulan ini membawa kebaikan dan keberkahan untuk kalian dan keluarga kalian serta masyarakat kalian. Amin.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun