Terdapat hadis Nabi Muhammad saw dalam kitab Shahih Muslim Kitab Iman yaitu hadis tentang salah satu kriteria seseorang masuk surga adalah ia tidak musyrik kepada Allah swt dengan sesuatu apa pun meskipun ia berzina dan mencuri.Bahkan hadis ini terdapat dua hadis dalam satu bab yang sama dan diceritakan oleh sahabat Abu Dzar ( Kitab Al Iman Bab tentang orang yang meninggal dunia dan tidak syirik masuk surga ( bab 40 hal 60 Shahih Muslim Juz Pertama).
Menarik perhatian umat adalah orang berzina dan mencuri bisa masuk surga, bukankah dua perbuatan ini merupakan perbuatan dosa dan suatu kezhaliman terhadap aspek kemanusiaan? Oleh karena itu, tampaknya kita harus menganalisis hadis tersebut agar tidak disalahgunakan oleh orang-orang yang mencari dalil agama agar dosa dan kesalahan mereka dibenarkan.
Beberapa analisis hadis di atas, dapat dipahaminsebagai berikut:
1.Hadis ini menguatkan hadis sebelumnya bahwa orang yang memiliki sedikit iman dalam hatinya, ia masuk surga. DanHik orang yang memiliki iman, ia tidak akan musyrik kepada Allah swt.
2.Pezina dan pencuri bukan ide pokok dalam hadis tersebut, tetapi tujuan utama hadis tersebut adalah tidak berbuat musyrik kepada Allah swt.
3.Sikap musyrik adalah antonim dari iman, karena itu, orang yang beriman dan tidak musyrik akan masuk surga dan sebaliknya tidak beriman dan musyrik akan masuk neraka.
4.Pernyataan hadis meskipun ia berzina dan mencuri bisa masuk surga karena tidak musyrik, ingin menegaskan bahwa Allah swt mengampuni dosa dan kesalahan hamba-hamba Nya sebesar dan seberat apa pun dosa tersebut.
5.Dalam hadis tersebut, Rasulullah saw juga ingin menegaskan bahwa setiap amal kebaikan yang dilakukan dapat mengampuni dosa dan kesalahan sebelumnya, bukankah dari shalat ke shalat dan puasa ke puasa ada pengampunan Allah di antara keduanya.
6.Pokok amal adalah iman kepada Allah swt artinya bahwa ia tidak akan syirik sedangkan pokok dosa adalah syirik, syirik ini menjadi dosa terburuk dan terbesar. Sehingga tiket ke surga dan neraka seseorang ada pada keduanya.
Hikmah dari hadis tersebut adalah bahwa manusia menyadari pentingnya sikap iman kepada Allah swt dan tidak musyrik kepada Nya. Dalam hadis-hadis tentang iman ini menegaskan bahwa seorang yang beriman adalah orang yang mewujudkan penghambaan yang terbaik kepada Allah swt yang menciptakan diri dan kehidupannya. Selain itu, makna iman juga kita wujudkan pelayanan terbaik sebagai anak kepada orang tua, murid terhadap guru, pedagang terhadap pembeli, pemimpin terhadap rakyatnya, dengan demikian kita akan memiliki nilai yang tinggi. itulah makna hadis ketika Rasulullah ditanya amal apa yang terbaik? Rasulullah saw menjawab anfasuha inda ahliha (seorang yang terbaik buat pemiliknya/partnernya).
Demikian analisis hadis ini semoga kita dapat wujudkan iman terbaik kita. Amin.
Jika yang benar datang dari Allah swt dan salah datang dari pribadi yang amat lemah. Smoga bermanfaat.
Dr. H. Hasbiyallah, M. Ag.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H