Kehidupan ini adalah pembelajaran bagi setiap manusia tidak terkecuali seorang guru; guru hebat dapat belajar dari manapun dan siapa pun termasuk dari bulan Ramadhan.Â
Jika dalam seminggu Allah memberikan hari mulia yaitu Jumat, dalam setiap bulan ada yaumul bidh (hari putih) dan setiap tahun Allah berikan bulan Ramadhan untuk hamba-hamba-Nya.Â
Maka tidak aneh Ramadhan ini menjadi bulan yang dinantikan kehadirannya oleh umat; bahkan bulan ini menjadi bulan harapan setiap dosa-dosa dihapuskan, setiap doa-doa dikabulkan dan setiap amal dilipatgandakan. Termasuk menjadi guru hebat pun dapat belajar banyak dari bulan ini.Â
Apa yang dapat kita pelajari dari bulan ini dan hikmah yang terkandung agar kita mampu memperbaiki ibadah dan aktivitas kita dalam menjadi guru hebat. Berikut ini akan diuraikan:
Pertama, kuatkan niat untuk menjadi guru hebat. Banyak diantara kita tidak punya niat yang kuat, tidak memahami hakikat niat dan tidak peduli dengan niat.Â
Padahal setiap ibadah diharuskan untuk berniat, ibadah shalat, zakat bahkan puasa. Setiap selesai qiyamullail kita diharuskan untuk niat. Kekuatan niat ini mampu memberikan kekuatan pada dirinya untuk berpuasa, menahan dirinya dari makan, minum dan sesuatu yang membatalkan puasa.Â
Apapun tantangan dan rintangannya dalam berpuasa, ia akan mempertahankan puasanya sampai waktu dibolehkan untuk berbuka. Niat ini punya kedudukan penting dalam ibadah. Jika dalam ibadah ritual, niat diprioritaskan. Begitu juga dalam ibadah-ibadah sosial tentunya niat menjadi penting dan harus diprioritaskan termasuk niat menjadi guru hebat.Â
Jika setiap guru telah memiliki niat yang kuat,kekuatan niat ini akan membentuk dirinya, mendidik dan mengembangkan seluruh potensinya apapun rintangan dan gangguan yang dihadapinya termasuk ekonomi dan lain sebagainya. Sebagai guru hebat, ia akan terus meningkatkan kemampuan dan potensinya sesuai dengan kekuatan niat yang dimilikinya.Â
Kedua, kendalikan nafsu dari sesuatu yang meruntuhkan martabat seorang guru. Nafsu ini menjadi karakteristik manusia. Karena nafsu manusia mampu menjadi manusia terbaik bahkan karena nafsu juga manusia menjadi terburuk, maka kuncinya adalah kendalikan hawa nafsu. Nafsu terkendali adalah nafsu yang tenang (muthmainnah). Inilah dari tujuan dari ibadah puasa. Ibadah puasa ini mengajarkan kepada kita untuk mengendalikan nafsu. Bagaimana puasa ini mengajarkan kita agar tidak makan, minum dan jima' dan tidak melalukan sesuatu yang membatalkan atau mengurangi ibadah puasanya.Â
Dengan pengendalian nafsu ini, orang-orang berpuasa akan membentuk jiwa-jiwa yang tenang, stabil dan konsisten terhadap perintah Allah SWT. Mereka tidak berpikir untuk melanggar perintah-perintah-Nya. Begitu juga dengan guru hebat. Guru hebat harus mampu mengendalikan nafsunya, nafsu dari sesuatu yang melanggar kehormatan dan martabat seorang guru.Â
Sebab seorang guru hebat, dia selalu dibanggakan oleh peserta didiknya, digugu dan ditiru setiap perilakunya, dihormati dan disanjung kemulyaannya. Tetapi jika guru tidak mampu mengendalikan nafsunya, ia telah merusak dan menjatuhkan kehormatannya, ia hanya menjadi guru yang formalitas saja, seolah mengajar padahal mengujar kebencian, mengajak padahal mengejek dan membimbing padahal menggiring kepada kehancuran.
Ketiga, kuatkan ketaatan dan kepatuhan terhadap profesionalitas. Dalam Ramadhan ini, orang-orang yang berpuasa menunjukan kekuatan dalam ketaatan dan kepatuhan. Â
Perhatikan orang-orang yang berpuasa, diperintahkan untuk berlapar-lapar dan berdahaga, mereka menjalankan dengan baik, perintah bangun malam untuk sahur, mereka laksankan dan qiyamullail mereka juga patuhi dan laksanakan. Bagi orang-orang yang berpuasa, saatnya ketaatan dan kepatuhan ini dikuatkan. Ketaatan dan kepatuhan ini akan membuat mereka menjadi orang-orang yang beruntung dan meraih kemenangan. (minal 'aidin wal faizini). Begitu juga dengan guru hebat.Â
Guru hebat adalah guru yang selalu patuh dan taat terhadap tugas profesionalitasnya. Ia mendidik, membimbing, mengarahkan dan memotivasi peserta didiknya dengan penuh kecintaan dan kasih sayang. Patuh dan taat terhadap seluruh tugas dan kewajibannya sebagai guru. Guru-guru hebat adalah guru-guru yang memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.
Keempat, bahagiakan peserta didik mu. Pelajaran penting dari Ramadhan ini adalah bahagiakan orang lain dengan banyak berbagi, sebab puasa ini mengajarkan kita untuk merasakan kepedihan dan kesullitan saudara-saudara kita agar tumbuh dalam diri ini menjadi orang-orang yang membahagiakan dan berkorban untuk memberikan yang terbaik kepada mereka. Membahagiakan memang tidak harus berbentuk materi tetapi juga immateri.Â
Sebagai guru hebat, membahagiakan peserta didik adalah membuat mereka senang, gembira dan bahagia dalam apa yang kita lakukakan baik dalam pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Karena itu, guru dituntut untuk mampu menggunakan berbagai macam metode yang aktif, inovatif dan menyenangkan.Â
Guru tidak cukup dengan metode ceramah, tetapi juga berbagai macam metode yang melibatkan dan mengembangkan seluruh potensi peserta didiknya sesuai dengan potensi, minat dan bakat mereka. Penguasaan materi penting bagi seorang guru tetapi metode juga memiliki kedudukan yang tidak kalah penting dengan penguasaan materi. Dengan penguasaan metode mengajar, guru tahu bagaimana menyenangkan dan melibatkan peserta didik untuk terus belajar.
Kelima, menjadi pembelajar sejati, sekolah memang ada masanya, tetapi status sebagai pembelajar sejati tidak ada masanya. Terutama seorang guru hebat. Ia akan terus belajar sampai kapan pun. Sebab ilmu itu terus berkembang, jika tidak memperbaharui pengetahuannya, ia akan menjadi orang-orang bodoh yang tidak berpengatahuan. Menjadi pembelajar sejati ini bagi seorang guru hebat memiliki visi dan misi masa depan untuk belajar sepanjang hayat (long life education).Â
Ia tidak akan pernah puas dengan ilmu yang dimilikinya, ia menikmati untuk selalau belajar kepada siapapun, kapan pun dan di manapun. Ia tidak melihat berapa pun usianya, seberat apapun rintangannya, dan sesulit apa pun tantangannya, ia harus tetap belajar dan belajar dengan penuh kegigihan dan semangat tinggi. Itulah karakter pembelajar sejati bagi seorang guru hebat. Belajar dari Ramadhan, bahwa bulan ini tidak hanya membuat kita dalam ketaatan satu bulan atau waktu tertentu, tetapi setiap saat, pasca Ramadhan ini pun terus dituntut untuk menjadi orang-orang yang taat.
Demikianlah, beberapa pemikiran yang diuraikan dalam tulisan singkat ini, semoga menjadi guru-guru hebat yang mampu membangun generasi masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang berperadaban, maju, unggul dan Tangguh untuk Indonesia emas. Â Insya Allah. Amin. Wallahu a'lam bis shawab.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI