Mohon tunggu...
Hasbiyallah
Hasbiyallah Mohon Tunggu... Dosen - Menulis Kreatif

Pendidikan dan Keagamaan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kurikulum Ramadhan

11 April 2022   12:41 Diperbarui: 11 April 2022   14:18 1643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2) bahwa puasa adalah ibadah para malaikat, makhluk agung ini Allah ciptakan tanpa nafsu makan, minum dan seks, karena itu, malaikat ini mampu setiap saat untuk taat kepada Allah swt dan tidak pernah terpikirkan untuk durhaka. 

3) bahwa puasa adalah ibadah yang berfungsi menjadi junnah (benteng) agar manusia tidak terjerumus kepada keburukan dan kemunkaran. 

2. Metode qiyamullail, selain ibadah puasa yang kita lakukan, qiyamullail juga diperlukan. Sebab qiyamullail ini adalah komunikasi seorang hamba terhadap penciptanya. 

Qiyamullail ini mulai dilaksanakan setelah shalat Isya sampai terbit fajar yaitu waktu yang paling tepat dimana manusia-manusia lain sedang dalam keadaan tertidur, tetapi ia harus berdiri tegak, shalat di malam hari dengan penuh khusu’ dan mengharap ridha Allah swt. 

3. Metode tilawatil quran. Membaca al-Quran menjadi metode untuk dapat meraih seseorang mencapai tingkat ketaqwaan yang tertinggi, sebab al-Quran merupakan wahyu Allah swt yang berisikan petunjuk dalam beraktivitas pada kehidupan ini. 

Orang yang berpuasa, berqiyamullail dan bertilawah merupakan metode yang tepat untuk meraih derajat taqwa. 4. Metode shadaqah, Bulan Ramadhan ini memotivasi umat untuk banyak memberi, berinfaq dan bershadaqah. Sebab bulan ini mengajarkan kita untuk memiliki jiwa sosial yang tinggi. 

Di saat manusia sangat berharap untuk menerima, saat ini manusia dituntut untuk selalu berbagi. Puasa menuntut kita berlapar-lapar tetapi di sisi lain kita juga dituntut untuk mengenyangkan orang lain dengan berbagi. Inilah metode shadaqah yang menumbuhkan jiwa sosial.

Keempat, evaluasi, komponen kurikulum Ramadhan terakhir ini adalah evaluasi, yaitu proses penilaian terhadap proses dan hasil. Evaluasi kurikulum ini dilakukan melalui muhasabah diri, selain Allah dan para malaikat pencatat amal yang mengevaluasi, diri kita sendiri pun dapat mengukur sejauh mana proses pelaksanaan kurikulum Ramadhan.

 Apakah metode puasa, qiyamullail, tilawah dan shadaqah mampu mengantarkan kita menjadi orang yang bertaqwa? Apakah dengan metode-metode tersebut kita mampu mempelajari materi kehidupan ini sehingga kita dapat mengambil langkah terbaik  menuju manusia dengan derajat taqwa yang lebih tinggi, menjadi manusia unggul dan bermartabat yang akan mengantarkan bangsa yang maju dan berperadaban?

Demikian empat komponen kurikulum Ramadhan, semoga kita semua menjadi umat-umat terbaik, umat yang derajat taqwa tertinggi yang dikehendaki dari tujuan puasa ini. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun