Mohon tunggu...
Adnan Hasbi
Adnan Hasbi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berkuliah di Universitas Sebelas Maret

Suka alam, bisnis, dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pragmatik sebagai Kunci Sukses Pendidikan Abad 21: Mengapa dan Bagaimana?

25 Desember 2024   08:42 Diperbarui: 25 Desember 2024   08:42 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pencarian akan arti sebuah bahasa telah muncul jauh-jauh hari. Sejak zaman Nabi Adam pertama kali turun ke dunia hingga masa robot mengatur setiap aktivitas manusia. Pada era globalisasi yang sangat cepat dan mudah ini, keterampilan komunikasi yang efektif menjadi sangat urgen. Semua yang serba cepat dan mudah ini ikut merambah pada sistem pendidikan. Pendidikan abad ke-21 tidak hanya bertujuan untuk menanamkan pengetahuan teoritis, tetapi juga untuk membekali siswa dengan keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan nyata. Salah satu keterampilan yang sering diabaikan bahkan tidak diajarkan dalam kurikulum pendidikan adalah pemahaman pragmatik.

Ilmu pragmatik adalah cabang dari ilmu linguistik yang mempelajari bagaimana konteks memengaruhi pemahaman makna, ilmu pragmatik memiliki peran penting dalam komunikasi. Dengan memahami pragmatik, siswa tidak hanya belajar bagaimana menggunakan bahasa dengan benar, tetapi juga bagaimana menginterpretasikan dan menanggapi berbagai situasi komunikasi dengan tepat. Hal ini sangat penting dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari, di mana komunikasi yang efektif dapat menentukan kesuksesan dalam hubungan sosial dan dunia karier ke depan.

Banyak fenomena unik tentang peristiwa di masyarakat sosial dan dunia pendidikan yang memiliki makna tersirat pada sebuah situasi tertentu. Misalnya, percakapan kepala negara atau percakapan selebritas yang sedang tenar. Mungkin juga, situasi-situasi sosial yang memerlukan pemahaman mendalam, dan tulisan-tulisan pada buku siswa yang ada di sekolah. Pemahaman akan sebuah makna dalam suatu konteks perlu diperhatikan dan dikembangkan agar menjadi manusia yang peka terhadap lingkungan sosial dan alam sekitar.

Pertama, pentingnya pragmatik dalam pendidikan dapat dilihat dari kebutuhan untuk meningkatkan keterampilan literasi siswa. Literasi tidak hanya tentang kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga tentang memahami konteks dan maksud di balik materi atau teks. Misal saja, kemampuan untuk memahami implikatur atau maksud tersembunyi dalam sebuah percakapan dapat membantu siswa menjadi pembaca yang lebih kritis dan penulis yang lebih efektif. Dengan memahami prinsip-prinsip pragmatik, siswa dapat lebih baik menginterpretasikan berbagai jenis teks dalam berbagai konteks komunikasi.

Lalu, pragmatik membantu siswa dalam mengembangkan dan meningkatkan keterampilan sosial. Dalam dunia sosial serta interaksi yang terjadi di dalamnya, kemampuan untuk memahami dan menanggapi isyarat non-verbal dan konteks sosial sangat penting. Misalnya, kemampuan untuk mengenali ketika seseorang merasa marah atau tidak nyaman, sampai bisa menanggapi dengan cara yang sesuai, hingga dapat membantu dalam membangun hubungan yang positif. Pendidikan pragmatik dapat membantu siswa mengembangkan empati dan keterampilan sosial lainnya yang penting untuk kesuksesan dalam kehidupan dan karier.

Kemudian, pragmatik juga relevan dalam konteks globalisasi. Dalam dunia yang semakin terhubung dan terasa dekat, kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang dari berbagai latar belakang budaya, ras, dan agama menjadi sangat penting. Setiap budaya, ras, dan agama memiliki norma dan aturan komunikasi yang berbeda, dan pemahaman pragmatik dapat membantu siswa mengatasi perbedaan ini. Dengan memahami bagaimana konteks memengaruhi komunikasi, siswa dapat menjadi komunikator yang lebih efektif dalam lingkungan heterogen.

Selain itu, penerapan pragmatik dalam dunia pendidikan juga dapat meningkatkan motivasi belajar seorang siswa. Dengan memahami hubungan nyata antara kehidupan dan apa yang mereka pelajari, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar. Misalnya, ketika siswa melihat bagaimana keterampilan komunikasi yang mereka pelajari dapat membantu mereka dalam situasi yang menegangkan atau mengancam. Maka, mereka akan lebih bersemangat untuk menguasai keterampilan tersebut.

Namun, untuk mengintegrasikan pragmatik secara efektif dalam pendidikan, dibutuhkan pendekatan yang baik dan terstruktur. Guru perlu dilatih untuk memahami dalam mengajarkan prinsip-prinsip pragmatik, dan kurikulum perlu dirancang untuk mengintegrasikan keterampilan pragmatik dalam berbagai mata pelajaran. Siswa juga harus merasa nyaman dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang terintegrasi dengan ilmu pragmatik. Oleh karena itu, guru harus menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi dan interaksi sosial.

Kesimpulannya, pembelajaran berbasis pragmatik merupakan kunci sukses pendidikan abad ke-21. Dengan menerapkan prinsip-prinsip yang terdapat dalam disiplin ilmu pragmatik siswa akan menjadi lebih terampil dalam berkomunikasi dan siap menjalani kehidupan sosial masyarakat yang lebih baik. Maka, penting bagi pendidik dan pembuat kebijakan untuk memberikan perhatian lebih pada integrasi pragmatik dalam kurikulum pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun