Mohon tunggu...
Hasanul Mutawakkilin
Hasanul Mutawakkilin Mohon Tunggu... Jurnalis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Nahwu Shorof dan Menghafal Mufrodat, Manakah yang Didahulukan?

20 September 2019   23:06 Diperbarui: 20 September 2019   23:17 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini memang cukup sering ditemukan pertanyakan mengenai "mulai dari manakah kita belajar bahasa Arab?" apakah harus dimulai dengan menghafal kosa katanya yang begitu banyak? Atau Apakah harus dimulai dengan belajar Nahwu dan Shorof yang begitu rumit? Seperti itulah kurang lebih pertanyaan yang sering dilontarkan oleh para peserta didik kepada para pendidik mereka.

Sejatinya, belajar bahasa Arab bisa dimulai dengan apa yang dirasa cukup mudah oleh diri kita karena setiap orang mempunyai rasa kesulitan yang berbeda dalam beberapa hal. Apabila sesesorang dipaksa dalam memulai suatu pekerjaan tanpa didasari oleh rasa keinginan yang kuat maka dapat dipastikan ia akan merasa kesulitan untuk menguasai dan menjadi mahir dalam pekerjaan tersebut.

Dalam pembelajaran bahasa Arab hal diatas juga bisa terjadi, jika seseorang dipaksa untuk untuk menghafal mufrodat yang cukup banyak sedangkan ia tidak mempunyai keinginan yang tinggi sehingga membuatnya merasa kesulitan dalam menghafal bisa jadi malah ia menjadi bosan dan malas untuk mempelajari bahasa Arab. Begitupun sebaliknya pada seseorang yang mempelajari nahwu dan shorof dengan sebuah paksaan.

Sejatinya harus kita sadari, masih-masing dari keduanya tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Misalnya, dalam menghafal mufrodat memang akan memperkaya kosa kata bahasa Arab, namun dengan menumpuk dan memperkaya kosa kata saja tentunya akan membuat kita jenuh dan bosan selain itu kita juga tidak bisa mengungkapkan dan mengekspresikan tujuan seseorang dalam menyampaikan sesuatu. Sehingga belajar nahwu dan shorof sangat dibutuhkan untuk mampu merangkai sebuah kalimat agar mempu mencapai tujuan dalam penyampaian sesuatu.

Sedangkan dalam mempelajari nahwu-shorof memang akan membuat kita mengerti akan susunan gramatikal kalimat bahasa Arab dan cara mengaplikasikannya sehingga butuh waktu yang tidak sedikit serta cukup membuat kita mengasah otak. Namun apalah daya daya jika faham akan ilmu nahwu dan shorof namun tidak mempunyai kosa kata yang banyak tentunya kita tidak akan meampu merangkai kalimat dan tidak mampu mencapai tujuan dalam penyampaian sesuatu.

Hal yang sebenarnya harus kita garis bawahi adalah tidak pentig kita harus memulai belajar bahasa Arab dari mana, tetapi yang terpenting adalah kita harus mempunyai keinginan dan niat yang cukup tinggi untuk mempelajari bahasa Arab karena berawal dari niat kita akan mampu melangkah lebih jauh lagi kedepannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun