Mohon tunggu...
hasanuddin ibrahim
hasanuddin ibrahim Mohon Tunggu... -

Saya menyukai hal-hal yang bersifat filsafati, atau berkenaan dengan dinamika perkembangan pemikiran manusia dalam menemukan kebijaksanaan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Bernuansa Agama, Apanya yang Keliru?

31 Juli 2012   01:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:25 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belakangan ini sentimen politik bernuansa menjadi sorotan. Ada yang berpendapat mereka yang menggunakan langgam agama seperti masjid, dan rumah ibadah lainnya sebagai prilaku primitif. Ada pula yang menganggapnya sebagai tindakan yang tidak nasionalis, bahkan ada yang menanggapinya dengan demikian serius sehingga menganggap upaya menarik simpati publik dengan menggunakan cara-cara yang bernuansa agama sebagai tindakan yang tidak demokratis.

Benarkah seburuk itu agama dalam persepsi sebagian masyarakat kita, ataukah sudah sedemikian tipis-kah pemahaman keagamaan sebagian dari kita sehingga agama diharamkan untuk masuk ke ranah politik, atau paling tidak diajak masuk ke serambi rumah politik ? Sampai ada seruan agar rumah ibadah jangan di jadikan ajang untuk kampanye. Apa itu kampanye ? apakah kegiatan mengajak orang ke jalan yang benar, melalui jalur politik yang baik sudah di larang orang agama ? tidak boleh di bicarakan di masjid, di rumah-rumah ibadah ?

Sejumlah kepastian yang tidak perlu di ragukan adalah; (1) Pada dasarnya manusia itu baik, (2) semua agama mengajarkan kebaikan, sehingga agama sejalan dengan kebutuhan dan sifat dasar manusia (3) Tidak ada agama menganjurkan pemeluknya kepada jalan kesesatan atau agar menyesatkan orang lain (4) seruan untuk bertolong-tolongan dalam kebajikan dan mencegah dari kemungkaran memang bahasa agama, yang sama sekali tidak bertentangan dengan tujuan berbangsa dan bernegara, termasuk tidak bertentangan dengan demokrasi. Karena di dalamnya jelas termuat adanya prinsip check and ballances agar ada kontrol terhadap satu sama lain, berkuasa ataupun tidak sedang berkuasa. Lalu ada apa sehingga demikian sulit untuk menerima realitas, bahwa kehadiran agama dalam langgam politik, atau sebaliknya politik menggunakan langgam agama adalah sesuatu yang sama sekali tidak bertentangan dengan demokrasi.

Jika ada yang berpendapat bahwa menggunakan langgam agama dalam kegiatan politik adalah sesuatu yang tidak nasionalis, tahukah mereka yang berpendapat seperti itu bagaimana nasionalisme kebangsaan kita dibangun ? bagaimana pesanteren, lembaga-lembaga pendidikan keagamaan, masjid, surau, para kiyai, ustadz, bahu-membahu mengatur strategi, mengelola potensi umat untuk melawan penjajah selama ratusan tahun ? Nasionalisme apa yang sedang ingin dibangun dengan membuat persepsi seolah-olah agama adalah virus yang membahayakan terhadap perkembangan dunia politik demokrasi ? Demokrasi apa yang anda mau bangun, jika nilai-nilai luhur, norma-norma dan kebiasaan masyarakat yang telah melalui proses enkulturasi nilai-nilai keagamaan harus anda singkirkan guna mencapai tujuan politik anda ?

Lalu apa yang keliru, sehingga banyak yang melakukan protes ? Agama sejatinya adalah nafas kehidupan, nafas islam (keselamatan), agama sama sekali tidak akan efektif dan tidak akan mungkin untuk digunakan mencapai tujuan-tujuan yang bersifat menipu. Menggunakan langgam agama, dengan maksud melakukan kamukflase, tipu daya, justru akan merusak siapa-pun yang mencoba melakukannya. Penting untuk diketahui bahwa seluruh ajaran agama itu rasional, namun semakin dalam rasionalitas manusia memahaminya, emosionalitas manusia juga akan timbul. Rasa cinta manusia kepada agamanya, Tuhan, Nabi dan Rasul-Nya, Kitab-Kitab suci-Nya akan semakin tinggi. Ketika ada yang menggunakan langgam agama, namun tidak sejalan dengan nalar kemanusiaan, maka itu akan memicu api kemarahan disebabkan tergoresnya luka dalam sendi-sendi nurani kemanusiaan manusia, sebagai wujud kecintaan terhadap apa yang mereka agung-agungkan, apa yang mereka sucikan.

Karena itu, yang harus diperhatikan dalam menggunakan langgam agama dalam politik adalah; (1) kewajaran, jangan berlebih-lebihan menggunakannya untuk satu tujuan tertentu, lakukan sesuai proporsionalitasnya; kenapa masalah proporsionalitas ini perlu diperhatikan ? karena ini menyangkut sesuatu yang super-sensitif. (2) berikan kepada mereka yang memahami dan terbiasa dengan langgam agama untuk melakukannya. Tegakkan profesionalitas dalam konteks ini. (3) Jangan sampai terjadi pemeluk agama yang berbeda menggunakan langgam agama orang lain. Ini sesuatu yang prinsip. Jadi kalau anda Muslim, gunakanlah langgam agama yang ada dalam ajaran-ajaran Islam secara wajar dan proporsional, jika anda Kristen, atau Budah, Hindu, Katolik, dan seterusnya, gunakannya langgam yang tersedia dalam ajaran agama masing-masing. Dalam al-Qur'an di katakan "Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku". Pemanfaatan langgam agama orang Muslim oleh orang Kristen, atau sebaliknya dalam urusan politik, yakinlah hasilnya hanya ke-sia-sia-an, bahkan bisa menjadi malapetaka politik bagi pelakunya.

Beda halnya jika Pemerintah yang sudah legitimate, mereka bisa menggunakan seluruh langgam agama untuk mensosialisasikan kebijakannya. Tentu juga dengan tetap menggunakan prinsip-prinsip yang umum dalam ajaram agama. Dalam Islam misalnya di anjurkan: "Ingatkannlah apa yang perlu engkau peringatkan, jangan memaksakan kehendak; Ajaklah mereka (untuk mengikuti kebijakanmu) dengan secara hikmah (bijaksana), dan banyak lagi lainnya.

Prinsipnya, untuk tujuan kebaikan bersama, tidak ada yang salah atau tidak ada larangan menggunakan Politik bernuansa agama asal dilaksanakan dengan cara-cara yang benar pula.

Wallahu a'lam bi al- Shawab

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun