Mohon tunggu...
Hasan Syauqi
Hasan Syauqi Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat rasa Psikolog

Semua yang berbau manusia dan otaknya, mari kita bahas!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kenapa Orang Bodoh Tak Bisa Bahagia?

2 September 2024   07:07 Diperbarui: 2 September 2024   07:09 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita dalami lagi tentang kebahagiaan, serotonin ini terletak pada area otak yang disebut prefrontal korteks. Yang mana, bagian otak ini bertanggung jawab atas fungsi kognitif utama (seperti Decision-Making, analisis), selanjutnya ada fungsi regulasi emosional, kemudian perilaku sosial (seperti memahami norma sosial, empati), dan juga berperan penting untuk menghambat dorongan perilaku yang tidak pantas atau berbahaya.

Jika ditarik semua menjadi satu kesimpulan, maka kita akan menemukan bahwa kebahagiaan tidak terlepas dari proses kita dalam berpikir dan akhirnya membuat keputusan yang baik.

Kita bisa mendapat kesenangan, pleasure, hanya dengan dengan mengandalkan insting bawaan kita. Tanpa harus berpikir secara mendalam tentang, apa konsekuensinya terhadap diri kita? Apakah hal itu baik atau tidak? Apakah itu merugikan orang lain atau tidak? Apakah itu justru berujung rasa penyesalan atau tidak?

Dalam taraf tertentu ketika kita kebergantungan untuk mencari kesenangan, dampaknya pada siklus hidup kita justru akan menjadi lingkaran setan. Hal ini seperti dalam beberapa penemuan, karena para ahli juga akhirnya menemukan bahwa ada tahap di mana aktivitas yang sama untuk menghasilkan rasa senang akhirnya tidak lagi punya efek yang sama untuk menghasilkan kesenangan.

Hal ini yang membuat seseorang terus menerus mencari kesenangan, meminta lebih dari sebelumnya, dan tidak akan pernah terpuaskan terus menerus. Jika anda masih terus mempertahankan kondisi ini, besar kemungkinan anda akan mengalami stress berkelanjutan yang mengganggu mental anda.

Namun jika berbicara tentang bahagia, justru berkebalikan dari dorongan gairah untuk memuaskan diri secara temporal atau sementara. Bahagia adalah proses penuh kognitif otak kita untuk mengambil keputusan dengan bijaksana, dengan risiko seminimal mungkin dan hasil semaksimal mungkin, dengan win-win solution untuk seluruh pihak, memaknai setiap peristiwa, dan berefek dalam jangka panjang.

Meski begitu, menjadi bahagia tidak semudah membuat tulisan ini. Karena kenyataannya, di dalam otak kita terdapat berbagai macam kesalahan berpikir yang mungkin sudah kita maklumi sejak lama, hingga kita tidak tahu lagi apakah cara berpikir demikian adalah salah atau tidak. Hal ini dikarenakan kecenderungan otak kita untuk mencegah dirinya berpikir keras, sehingga otak lebih cenderung mengambil keputusan yang irasional dalam kehidupan sehari-hari kita.

Bias cognitif adalah topik yang akan kita bahas di tulisan yang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun