Idul Adha dikenal dengan hidangan lezat berbasis daging kambing. Sate, gulai, dan berbagai masakan kambing lainnya sangat diminati pada momen ini. Namun, selain kenikmatannya, ada kekhawatiran mengenai kandungan kolesterol dalam daging kambing. Apakah daging kambing benar-benar dapat meningkatkan kolesterol dan berpotensi berbahaya bagi kesehatan?
Sebelum kita memasuki detail lebih lanjut, kuatkan pemahaman terkait apa yang dimaksud dengan kolesterol dan bagaimana hal ini berkaitan dengan konsumsi daging kambing. Kolesterol adalah senyawa berbentuk lilin yang dihasilkan oleh tubuh dan juga didapat dari makanan. Kolesterol terbagi menjadi dua jenis yaitu: Low-Density Lipoprotein (LDL) atau yang sering dikenal kolesterol jahat dan High-Density Lipoprotein (HDL) atau yang sering dikenal kolesterol baik. Tingkat LDL yang cukup tinggi ini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner, sedangkan HDL membantu membersihkan kolesterol LDL dari aliran darah.
Fakta Kandungan Kolesterol Daging Kambing
Daging kambing adalah jenis daging merah dengan kadar kolesterol lebih sedikit daripada daging sapi. Per 100 gram daging kambing memiliki sekitar 75 mg kolesterol, sedangkan daging sapi memiliki sekitar 90 mg kolesterol dalam jumlah yang sama.
Dibandingkan dengan daging ayam tanpa kulit, bawaan kolesterol dalam daging kambing juga lebih rendah. Daging dada ayam tanpa kulit mengandung sekitar 85 mg kolesterol per 100 gram.
Apakah Ada Penyakit Lain yang Memungkinkan Terjadinya Kolesterol?
Selain meningkatkan kadar kolesterol, konsumsi daging kambing secara berlebihan juga dapat meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit lainnya. Pertama, daging kambing yang mengandung lemak jenuh yang cukup tinggi dapat berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit jantung koroner dan masalah kardiovaskular lainnya. Lemak jenuh juga bisa menaikkan kadar kolesterol LDL ("kolesterol jahat") yang ada dalam darah, hal ini merupakan faktor risiko utama untuk aterosklerosis dan penyakit jantung. Kedua, asupan kalori berlebih dari daging kambing yang tinggi lemak bisa menyebabkan peningkatan berat badan dan risiko obesitas. Obesitas sendiri merupakan faktor risiko untuk diabetes tipe 2, hipertensi, dan beberapa jenis penyakit kanker. Ketiga, konsumsi daging merah yang terlalu banyak juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kanker usus besar dan mungkin juga berkontribusi pada risiko kanker lainnya, meskipun hubungannya masih dalam penelitian lebih lanjut. Keempat, diet tinggi lemak hewani juga bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit autoimun. Terakhir, masalah pencernaan seperti sembelit dan gangguan pencernaan lainnya juga dapat timbul akibat konsumsi daging merah yang berlebihan. Untuk mengurangi risiko ini, langkah dalam memilih dan memasak daging dengan bijak, menjaga keseimbangan dalam diet dengan memasukkan lebih banyak sayuran, buah-buahan, dan sumber protein nabati, serta menjaga gaya hidup aktif dengan rutin berolahraga. Atau bisa juga berkonsultasi dengan dokter maupun ahli gizi untuk mendapatkan saran atau pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan.
Peran Pengolahan dan Menu Masakan
Meskipun kandungan kolesterol dalam daging kambing lebih rendah, bukan berarti aman dikonsumsi tanpa batas. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol dalam hidangan daging kambing meliputi bagian daging yang digunakan, seperti iga dan paha yang lebih berlemak memiliki kandungan kolesterol yang lebih tinggi daripada bagian daging tanpa lemak. Selain itu, cara pengolahan juga berpengaruh; menggoreng daging kambing dengan banyak minyak dapat meningkatkan kandungan lemak jenuh dan kolesterol dalam hidangan.
Komposisi hidangan juga berperan penting seperti perpaduan daging kambing dengan santan, jeroan, atau makanan yang digoreng dalam satu hidangan dapat meningkatkan kadar kolesterol yang dikonsumsi. Oleh karena itu, disarankan untuk mengatur konsumsi daging kambing dengan memilih bagian daging yang lebih rendah lemak dan memperhatikan cara memasak serta bahan tambahan dalam hidangannya.
Tips Menikmati Daging Kambing dengan Sehat