Sosiologi sebagai disiplin ilmu memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan disiplin ilmu lainnya, dan karakteristik dari disiplin ilmu sosiologi ini merupakan rangkaian panjang dari proses bagaimana lahir dan berkembangnya dari disiplin ilmu sosiologi yang bersangkutan.
Sehingga dengan karakteristik dari disiplin ilmu sosiologi tersebut yang membedakan secara jelas perbedaan dengan disiplin ilmu lainnya. Artinya dengan karakteristik yang dimiliki sosiologi sebagai disiplin ilmu menjadi patokan atau standar penting dalam melakukan pengambangan terhadap disiplin ilmu sosiologi sendiri.Â
Maka dipastikan karakteristik dari disiplin ilmu sosiologi ini menjadi jangkar atau penjaga tentang bagaiamana pengembangan-pengembangan dari disiplin ilmu sosiologi ini.Â
Pentingnya karakteristik disiplin ilmu sosiologi ini bukan hanya untuk para ilmuwan yang mendedikasikan dirinya untuk pengembangan disiplin ilmu sosiologi bersangkutan, tetapi bisa juga digunakan untuk mengkonvirmasi dalam menganalsisis masyarakat apakah tunduk tidak pada karakteristik dari disiplin ilmu sosiologi.Adapun ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu yakni:empiris, teoritis, komulatif, dan non ethis.
Sosiologi bersifat empiris, artinya kajian dari disiplin ilmu sosiologi berdasarkan peristiwa yang benar-benar terjadi. Artinya peristiwa tersebut memang benar-benar terjadi terapat fakta dan data yang mendukung terjadinya peristiwa tersebut.Â
Misalnya saja, peristiwa kerusuhan sampit tahun 2001 di ( Kalimantan tengah ). Sebut saja kita mau meneliti tentang akar permasalahan mengapa sampai terjadi tragedi sampit, maka kegiatan penelitian untuk mencari akar masalah terjadinya tragedi di sampit adalah merupakan contoh dari sosiologi bersifat empiris.Â
Sosiologi tidak akan meneliti peristiwa yang tidak berdasarkan fakta yang benar-benar terjadi dalam kehidupan sosial, misalnya kita akan meneliti tentang bagaimana perjalanan peristiwa perjalanan seseorang setelah kematian.Peristiwa perjalanan seseorang pasca kematian tidak bisa diamatiatau karena dimensinya bukan empiris tetapi dimesnsinya non empiris.
Sosiolog bersifat teoritis, artinya kajian dari sosiologi dapat menghasilkan atau menemukan teori baru. Maka teori baru tersebut dihasilkan setelah melalui serangkaian peneitian sehingga menemukan teori baru, misalnya ketika Karl Marx meneliti tentang bagaimana hubungan antara kaum buruh dan kaum pengusaha ( borjuis ) di negara Jerman, akhirnya Karl Marx menemukan teori Konflik.Â
Menurut Karl Marx konflik antara kaum pengusaha ( Borjuis ) dan kaum buruh ( proletar ) dalam keadaan konflik terus menerus, hal itu terjadi karena antara dua kelas tersebut memiliki kepentingan berbeda.Kelas pengusaha ( borjuis ) berusaha meraih laba sebanyak-banyaknya, sementara itu kaum buruh dieksplotasi sumber daya oleh kaum pengusaha dengan mendapatkan upah yang rendah.Â
Maka kaum buruh untuk merubah kesejahteraanya tidak mungkin hanya berharap dari kebaikan kaum pengusaha ( borjuis) semata , maka pemogokan oleh kaum buruh merupakan jalan dibenarkan untuk menekan kaum pengusaha agar memperbaiki kesejahteran kaum buruh. Disisi lain kaum pengusaha ( Borjuis ) ketika menghadapi aksi pemogokan kaum buruh tidak serta merta meluluskan permintaan kaum buruh dan lajimnya kaum pengusaha bekerjasama dengan pihak pengusaha untuk menghentikan aksi-aksi pemogokan dilakukan kaum buruh.