Menyimak ceramah-ceramah beliau, jelas sekali kesan kedalaman ilmu agamanya, meskipun ungkapan-ungkapan yang digunakan sangat sederhana, dengan bahasa Jawa. Beliau menjelaskan konsep-konsep keagamaan dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat awam. Bahkan dalam memanjatkan doapun, beliau banyak menggunakan bahasa Jawa. Saya yakin, beliau hafal berates doa dalam bahasa Arab, tetapi mengapa beliau berdoa dengan Bahasa Jawa?. Itulah yang justru mencerminkan kealiman dan kearifan beliau. Ya, alim dan arif. Ini yang sekarang langka. Terkadang ada orang alim tapi tidak arif atau terkadang masih kuatir kalau-kalau tidak disebut sebagai orang yang alim. Bagi orang yang tersebut terakhir ini, rasanya kurang afdhol kalau berdoa tidak dengan bahasa Arab, takut dianggap tidak bisa bahasa Arab.
 KH. Baidlowi memang beda. Barangkali dalam benak beliau ada prinsip bahwa tugas kyai adalah membimbing masyarakat, bukan pamer kealiman kepada masyarakat. Maka beliau ceramah dengan bahasa Jawa yang sederhana, doapun dengan bahasa Jawa agar semua orang yang mendengar doanya bisa memahaminya dan mengamininya dengan mantap. Itulah kyai yang setiap pembicaraannya muqtadhal maqam ( selalu pas dengan level lawan bicaranya). Saya juga masih mengingat, ketika Beliau dengan penuh rasa kebapaan, baik langsung maupun tidak langsung, membimbing saya dan team KKN bagaimana tatacara bermasyarakat yang baik.
Demikian, sekelumit kesan yang saya dapat dari Beliau melalui interaksi yang cukup singkat. Tentu saja, saya husnudhon bahwa kepribadian beliau yang sebenarnya lebih hebat lagi dari apa yang saya gambarkan tentang Beliau.
Terakhir saya sowan kepada Beliau, jelang ramadhan tahun 2012. Sambil mengantar adik ipar saya yang akan tabarrukan di PP. Sirajuth Tholibin, saya sowan kepada beliau yang ketika itu sudah gerah dan duduk di kursi roda. Saya memperkenalkan diri saya kembali, beliaupun hanya tersenyum damai. Dua tahun kemudian, tahun 2014 Sayapun mendengar kabar bahwa beliau telah dipanggil oleh kekasihnya untuk kembali pulang ke alam baqa'. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Semoga beliau tenang dan bahagia bersamaNya. Amin. Lahul fatihah......
Pada Kamis Kliwon, 23 Oktober 2014 / 28 Dzulhijjah 1435 Guru sekaligus Bapak kita Al Maghfurlah KH. Ahmad Baidlowie Syamsuri,Lc.H Pengasuh Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo Tanggungharjo Grobogan telah meninggalkan kita semua pergi menghadap Allah swt. Selamat jalan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H