Mohon tunggu...
Hasan Buche
Hasan Buche Mohon Tunggu... Guru - Diam Bukan Pilihan

Selama takdiam jalan akan ditemukan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

The Three Lions, Now or Never, Gli Azzurri, Tidak Semudah Itu, Ferguso

11 Juli 2021   07:02 Diperbarui: 11 Juli 2021   07:11 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dreamstime.com

Catatan Sepakbola Hasan Buche

Dua raksasa sepakbola Eropa, Inggris vs Italia, siap adu taji,  ambisi, gengsi, dan strategi untuk bawa pulang trofi di grand final Piala Eropa 2020 yang akan dihelat di Stadion Wembley, London, Inggris, pada Senin (12/7/2/2021) dini hari WIB.

Siapa bakal menari-nari hepi sambil angkat trofi? Siapa pula yang akan hancur dan babak belur sampai tidak bisa tidur karena mimpi kembali terkubur?

Inggris tentu tidak akan membuang peluang yang datang. Itali pun tidak ingin kembali ke negeri tanpa bawa trofi. Inggris akan terus mengayuh langkah yang sudah kadung jauh. Italia ingin mengulang sukses untuk yang kali kedua. 

Bagi Timnas Tiga Singa, penantian sudah terlalu panjang untuk menjadi raja di Eropa. Dari 10 kali tembus untuk tampil di Piala Eropa (EURO) di 1968, lanjut di 1980, 1988, 1992, 1996, 2000, 2004, 2012, 2016, 2020 belum sekali pun Inggris juara. Hasil terbaik yang pernah diraih hanyalah peringkat ketiga (1968, 1996). Karenanya, Inggris disebut-sebut mendapatkan kutukan semifinal karena selalu kandas di babak tersebut.

Di kesempatan emas ini, di Piala Eropa 2020, di final untuk yang pertama kali, Inggris ingin mewujudkan mimpi jadi kenyataan. Tentu saja Inggris akan berjuang hingga tetes keringat penghabisan karena ini sekaligus juga untuk membuktikan bahwa negara mereka adalah memang raksasa sepakbola.

Ditambah lagi gengsi sebagai negara yang disebut-sebut sebagai penemu sepakbola. Meskipun yang soal ini sangat debatable. Karena faktanya, orang-orang Mesir Kuno, Romawi, hingga China sudah memainkan olahraga ini jauh sebelum Inggris mengklaim sebagai penemunya. Meskipun sepakbola di negara-negara yang disebut itu, saat itu, belum menggunakan peraturan yang baku.

Disamping hal mimpi, ambisi, gengsi, dan strategi, Piala Eropa 2020 ini juga merupakan ajang pembuktian bagi sang Manajer Timnas Inggris, Gareth Southgate yang menargetkan trofi juara. Dia merasa skuat The Three Lions saat ini sudah lebih dari cukup untuk menjuarai kompetisi bergengsi di Benua Biru saat ini. 

Apalagi sejak ditukangi Gareth, Timnas Inggris pernah tembus babak semifinal ajang Piala Dunia 2018, peringkat 3 kompetisi Liga Negara UEFA 2018/19. Sehingga dengan bekal itu, skuat negeri Ratu Elizabeth ini, dipercaya bakal melakukan segala upaya untuk meraih trofi pertama di ajang Piala Eropa atau EURO 2020.

"Saya ingin Timnas Inggris dapat menjadi kebanggaan warganya. Saya tahu ekspektasi juga berubah seiring berjalannya waktu. Namun, kami hanya perlu pergi dan menang, tidak ada hal yang dikhawatirkan. Sebab, kami telah berkembang, kami telah mengalahkan tim-tim top Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Begitu pun di ajang ini, kami akan meraih kemenangan dan menjadi juara," demikian ujar Southgate seperti dilansir Sky Sports.

Bagi Timnas Inggris, 'now or never' adalah semangat yang harusnya dibangun untuk dapat merengkuh trofi Piala Eropa 2020 sekaligus mengembalikan tradisi memunculkan juara baru.

Selain itu, The Three Lions, julukan Timnas Inggris, menatap laga melawan Timnas Italia mempunyai misi menantang sejarah. Karena bagi Timnas Inggris sejarah selalu tidak berpihak kepada mereka yang selalu mendulang hasil buruk saat sua Italia, baik di turnamen Piala Dunia maupun Eropa. Inggris dua kali kalah dari Italia, yakni di Piala Dunia1990 dan fase grup 2014. Hasil tak beda juga mereka terima pada Piala Eropa 1980 dan 2012.

Menghadapi Timnas Italia, Gareth Southgate sepertinya tidak akan merubah susunan pemainnya. Dia akan tetap mempertahankan starting line up yang diterap saat semifinal kontra Denmark. Menggunakan formasi 4-2-3-1.

Starting line up:
1-Pickford (GK); 2-Walker, 5-Stones, 6-Maguire, 3-Shaw; 4-Rice, 14-Phillips; 25-Saka, 19-Mount, 10-Sterling; 9-Kane.

Bagaimana dengan Timnas Italia yang berjuluk Gli Azzurri, apakah mereka rela trofi Piala Eropa 2020, yang merupakan simbol tertinggi penguasa sepakbola Benua Biru itu berada dalam dekapan Harry Kane dan pasukannya? Tentu saja sang juru racik, Mancini akan cepat berujar seperti warganet Indonesia, "Tidak semudah itu, Ferguso."

Ya, tentu tidak semudah itu Inggris bakal meraih piala lambang supremasi sepakbola Eropa. Italia tidak akan sudi itu terjadi mereka akan mengerahkan segenap semangat dan strategi brilian untuk membuat Inggris 'nangis bombay'.

Italia hadir di Piala Eropa 2020 ini berbekal peringkat 7, rangking FIFA, 4 kali juara Piala Dunia (1934, 1938, 1982, 2006), satu kali juara Piala Eropa atau EURO (1968), hingga meraih peringkat ketiga di ajang Piala Konfederasi (2013).

Selain itu road to Euro 2020 Italia sungguh mengesankan. Sejak ditangani Roberto Mancini, skuad timnas Italia, belum terkalahkan sejak 2018 dengan catatan 33 laga tanpa kalah dari semua kompetisi yang telah dijalani. Termasuk kemenangan mereka atas Belgia di quarter final dan atas Spanyol di semifinal Euro 2021 ini.

Di tangan Roberto Mancini, Gli Azzurri, julukan timnas Italia, agak menepikan cara bermain 'cattenacio' (pertahanan gerendel) atau bermain menggunakan otak dan taktik. Di tangan dia, Italia lebih menyerang. 

Meskipun begitu, tentu saja tentang 'cattenacio' ini sangat situasional. Tergantung siapa lawan yang dihadapi. 

Cattenacio tidak akan sirna sepenuhnya dari Gli Azzurri karena itu adalah basis sepakbola Italia. Sehingga bisa saja dia dimunculkan jika yang dihadapi adalah tim yang memiliki kecepatan serangan di atas rata-rata pemain tim biru putih. Karena memang penerapan cattenacio akan mengikuti siapa pelatih yang menukangi Gli Azzurri.

Di samping itu, Reberto Mancini juga merupakan pelatih yang sangat berpengalaman. Mancio -sapaan akrab Mancini-- sudah menjadi pelatih sejak 2000. Pernah menangani Fiorentina, Lazio, Inter Milan, Manchester City, Galatasaray, Zenit st Petersburg pernah ditukanginya. Sampai akhirnya ia menukangi Timnas Italia hingga kini.

Banyak trofi yang sudah diraih Mancini, total ada 13 trofi, termasuk trofi yang diberikan kepada Manchester City. Yang merupakan trophy Liga Inggris perdana di era Premier League pada 2011-2012. 

Sehingga seorang Marcello Lippi, eks pelatih Timnas Italia yang berhasil mengantarkan Negeri Pizza tersebut meraih trofi ketiganya di ajang Piala Dunia 2006, menyanjung Mancio, julukan Roberto Mancini, "Roberto Mancini mampu membawa Timnas Italia bangkit dari keterpurukan setelah absen dari perhelatan Piala Dunia 2018 akibat tak lolos kualifikasi. Dia bisa membawa kehangatan tersendiri serta strategi yang berbeda untuk Gli Azzurri."

Ditambahkan Lippi, "Saya sangat menyukai permainan tim ini. Saya mengikuti dan menikmati apa yang mereka suguhkan. Para pemain dapat mengeluarkan potensi terbaiknya dan selalu haus akan kemenangan. Mancini telah menunjukkan kinerja gemilang bersama Timnas Italia," ujar Lippi kepada Il Messaggero.

Untuk menjinakkan Inggris di babak final sepertinya Mancini akan menggunakan formasi 4-3-3 formasi yang sangat fleksibel untuk menyerang dan berubah ke bertahan. Sementara prediksi starting line up adalah,

21-Gianluigi Donnarumma; 2-Giovani Di Lorenzo, 19-Leonardo Bonucci, 3-Giorgio Chiellini, 13-Emerson Palmieri; 18-Nicolo Barella, 8-Jorginho, 6-Marco Verratti; 14-Federico Chiesa, 17-Ciro Immobile, 10-Lorenzo Insigne

Lantas, siapa mampu berjaya menjadi kampiun? Inggriskah? Pasukan yang ditukangi pelatih kurang pengalaman Internasional tapi dia adalah satu-satunya pelatih Inggris yang mampu menyokong Timnasnya hingga bercokol di final Euro 2020? Atau Italia? Tim besutan Reberto Mancini, pelatih yang sarat pengalaman?

Di telisik dari skuat kedua tim, mereka memiliki kekuatan sebanding. Sama-sama di huni pasukan muda penuh talenta. Lihat saja!

Timnas Inggris dihuni oleh pemain-pemain yang sebagian besar merumput di liga domestik. Kalaupun ada nama pemain yang namanya menonjol dan familiar, itu karena mereka bermain di liga paling panas di dunia, Liga Utama Inggris, negara mereka sendiri. Hanya ada satu dua yang bermain di luar Inggris.

Timnas Italia sendiri tidak jauh berbeda, dihuni oleh kumpulan pemain yang juga sebagian besar berjibaku di kompetisi domestik.

Bahkan laman resmi UEFA merilis informasi, Italia dan Inggris diprediksi bakal menurunkan starting line up yang sama ketika keduanya meraih kemenangan pada semifinal Euro 2020.

Tercatat pula, Inggris dan Italia adalah tim dengan pertahanan terkuat di Euro. Gawang Inggris bahkan baru sekali kebobolan.

DAFTAR SKUAT TIMNAS INGGRIS DI AJANG EURO 2020
Kiper

1 - Jordan Pickford (Everton)
13 - Dean Henderson (Manchester United)
23 - Sam Johnstone (West Bromwich Albion)

Defender

2 - Kyle Walker (Manchester City)
3 - Luke Shaw (Manchester United)
4 - Declan Rice (West Ham United)
5 - John Stones (Manchester City)
6 - Harry Maguire (Manchester United)
12- Kieran Trippier (Atletico Madrid)
15 - Tyron Mings (Aston Villa)
16 - Conor Coady (Wolverhampton Wanderers)
21 - Ben Chilwell (Chelsea)
22 - Ben White (Brighton & Hove Albion)
24 - Reece James (Chelsea)

Midfielder

8 - Jordan Henderson (Liverpool)
14 - Kalvin Phillips (Leeds United)
19 - Mason Mount (Chelsea)
20 - Phil Foden (Manchester City)
26 - Jude Bellingham (Borussia Dortmund)

Forward

7 - Jack Grealish (Aston Villa)
9 - Harry Kane (Tottenham Hotspur)
10 - Raheem Sterling (Manchester City)
11 - Marcus Rashford (Manchester United)
17 - Jadon Sancho (Borussia Dortmund)
18 - Dominic Calvert-Lewin (Everton)
25 - Bukayo Saka (Arsenal)

Pelatih : Gareth Southgate (Inggris)

---

DAFTAR SKUAT TIMNAS INGGRIS DI AJANG EURO 2020

Kiper
1 - Salvatore Sirigu (Torino)
21 - Gianluigi Donnarumma (AC Milan)
26 - Alex Meret (Napoli)

Defender
2 - Giovanni Di Lorenzo (Napoli)
3 - Giorgio Chiellini (Juventus)
4 - Leonardo Spinazzola (AS Roma)
13 - Emerson (Chelsea)
15 - Francesco Acerbi (Lazio)
19 - Leonardo Bonucci (Juventus)
23 - Alessandro Bastoni (Inter Milan)
24 - Alessandro Florenzi (Paris Saint-Germain)

Midfielder
5 - Manuel Locatelli (Sassuolo)
6 - Marco Verratti (Paris Saint-Germain)
7 - Lorenzo Pellegrini (AS Roma)
8 - Jorginho (Chelsea)
12 - Stefano Sensi (Inter Milan)
16 - Bryan Cristiante (AS Roma)
18 - Nicolo Barela (Inter Milan)

Forward
9 - Andrea Belotti (Torino)
10 - Lorenzo Insigne (Napoli)
11 - Domenico Berardi (Sassuolo)
14 - Federico Chiesa (Juventus)
17 - Ciro Immbolie (Lazio)
20 - Federico 

Pelatih: Reberto Mancini (Italia)

Jadi, mau jagokan siapa? Saya pribadi pilih menjagokan Inggris dengan alasan sederhana yaitu, mumpung berkesempatan ada di final, mau kapan lagi. Anda pilih siapa, Italia? Monggo! Yuk kita happy!

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun