Mohon tunggu...
Hasan Buche
Hasan Buche Mohon Tunggu... Guru - Diam Bukan Pilihan

Selama takdiam jalan akan ditemukan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teman Kecil

25 September 2020   09:19 Diperbarui: 25 September 2020   09:26 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"O, begitu. Sepertinya sebelum meninggal dia sempat bermimpi dalam tidurnya. Mimpi bermain dengan teman-teman kecilnya dulu." Analisa kakek. Perwakilan keluarga mengernyitkan dahi.

"Engkong tahu caranya. Mohon izin. Yang lain boleh mundur dari jenazah," Ujar Engkong.

Semua mundur sesuai permintaan engkong. Engkong maju mendekati jenazah si nenek, sahabat kecilnya. Teman bermainnya tempo dulu. Engkong mengucapkan salam, doa, dan seperti melakukan percakapan singkat dengan jenazah sahabatnya. Selanjutnya ia melakukan ancang-ancang kecil. Semua yang melihat jadi tegang dan bertanya-tanya dalam hati, apa yang akan dilakukan Si Engkong. 

Suasana sangat mencekam dan hening. Semua orang menahan nafas. Menantikan apa yang akan terjadi? Mampukah Si Engkong memulihkan kondisi tangan si nenek. 

Dengan didahului tarikan nafas sangat panjang dan dalam serta hembusan yang bertenaga, tiba-tiba saja....

(Penta'ziah menahan nafas serempak seperti terhisap mengikuti apa yang dilakukan si engkong. Ketegangan meninggi).

"Cang kacang panjang, yang panjang jadi!" Ucap si engkong dengan suara lantang berirama sambil melakukan gerakan suit tradisional. Memajumundurkan lengan kanannya, seperti sedang menggergaji.

Hadirin terperanjat dan geli dalam hati. Tapi keajaiban sungguh benar terjadi. Percaya atau tidak, secepat kilat, ajaib, tangan kanan si nenek terlipat sendiri. Hampir saja, mereka menjerit massal. Kalau engkong tidak segera memberikan isyarat dengan cara menempelkan jari telunjuk di depan bibirnya seraya mendesis, "Sssst...!!!"

Mata orang-orang terbelalak dan mulutnya menganga, terbuka. Aneh, heran, takjub, dan tidak percaya tapi nyata dengan fenomena yang mereka saksikan dengan mata kepala sendiri.

Namun rupanya, keajaiban belum berhenti sampai di situ. Lepas tangan yang terlipat, rupanya keanehan lain terjadi. Telapak tangan yang sebelumnya mengepal, tahu-tahu terbuka dengan kelima jarinya merenggang. Seperti orang yang sedang melambaikan tangan ke banyak orang.

Orang-orang menehan jeritan. Si engkong yang sudah berbalik badan berniat berlalu jadi kembali membalikkan badannya ke arah jenazah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun