Senja kmbali datang
sambut sang surya beranjak pulang
gelayut temaram menyesak kelam
gemercik air wudlu mengusap kesalahan
mnghapus kenistaan
mnghantar pada pengabdian
tengadahku brpuluh jemari
spenuh hati padaMU Robby......
Mentari baru merekah si kecil riang melangkah, kaki-kaki berdaki berlumur lumpur ditapaki, terurai rambut tertata rapi, seutas tali tas menyilang dibahu, tangan kiri menenteng sepatu, sesekali ayunkan kaki menendang bola tanah liat menjadi bulat, digiring kian membesar lalu diparkir dipinggir jalan, menempuh langkah 1.500 mtr menuju sekolah tak ada lelah, lalu berebut mencuci kaki dipancuran depan masjid samping sekolah. Itulah hari-hari masa kecil Hasan Bisri, ketika musim banjir tiba kadang perjalanan ke sekolah ditempuh dengan perahu yang terbuat dari batang glugu, melintas diantara hamparan sawah petani yang tenggelam punah, pernah suatu hari sepulang sekolah, dilepasnya baju seragam begitu juga baju dua temannya lalu diikat menjadi satu pada batang bambu untuk dijadikan semacam kain layar pada kapal, karena tak kuasa menahan hempasan angin dan ombak akhirnya perahu terseret diantara rimbun pohon bambu, tergores duri tubuh mereka namun hanya ada canda tawa....
Senja kmbali datang
sambut sang surya beranjak pulang
gelayut temaram menyesak kelam
gemercik air wudlu mengusap kesalahan
mnghapus kenistaan
mnghantar pada pengabdian
tengadahku brpuluh jemari
spenuh hati padaMU Robby......