Hallo Guys...
Artikel kali ini aku akan membagikan kisah inspiratif dari seorang kakek yang aku temui di pinggir jalan dekat UM. Waktu itu aku dan temanku tak sengaja bertemu dengan seorang kakek yang duduk seorang diri di trotoar depan UM.Â
Kakek tersebut duduk seorang diri berteduh di sebuah pohon sambil membakar kayu dan ranting-ranting pohon. Sepedanya ia letakkan di pinggir jalan dekat dengan tempatnya beristirahat.Â
Sepeda tuanya dipenuhi dengan tumpukan kardus. Sedih rasanya melihat kakek tersebut, aku dan temanku kemudian menghampirinya. Kami bertanya banyak hal kepadanya.
Sugito itulah namanya. Kakek tersebut berasal dari daerah Wagir. Hampir setiap hari ia pergi ke kota untuk mencari dan mengumpulkan kardus. Jarak dari tempat tinggalnya ke kota cukup jauh, butuh waktu sekitar 30 menitan untuknya bisa sampai ke kota.Â
Beliau pergi ke kota menggunakan sepeda tuanya. Setiap hari dia harus mengayuh sepedanya dengan fisiknya yang sudah tidak muda lagi untuk pergi ke kota mencari tumpukan-tumpukan kardus.
Beliau menekuni pekerjaan ini kurang lebih sekitar 2 tahun. Sebelumnya beliau bekerja menjadi seorang kuli bangunan.Â
Namun beberapa tahun kebelakang Kakek Sugito jarang mendapatkan tawaran pekerjaan untuk menjadi kuli bangunan. Ditambah lagi Covid-19 yang tak kunjung usai, masyarakat tambah sulit untuk mendapatkan pekerjaan.Â
Setelah sepi tawaran untuk menjadi kuli bangunan, beliau memutuskan untuk mencari dan mengumpulkan kardus. Beliau mencari kardus di daerah sekitar UM. Jumlah kardus yang dikumpulkan tidak menentu. Bahkan ada suatu hari di mana beliau tidak mendapatkan kardus sama sekali.
Kakek Sugito hidup dengan saudara perempuannya. Beliau tidak memiliki keluarga. Beliau memilih untuk tidak menikah dan mempunyai anak. Alasan beliau memilih hal tersebut, yaitu karena beliau takut dirinya menjadi beban bagi anak dan istrinya kelak.