Oleh : Hasanatul Fitria
Halo semua! Kali ini saya akan mereview buku "Ilmu, Filsafat, dan Agama" karya H. Endang Saifuddin Anshari, M.A. Buku ini diterbitkan oleh penerbit p.t Bina Ilmu. Buku ini memiliki 208 halaman dengan 6 bagian dalam 12 bab termasuk indeks buku. Buku ini berisikan tentang relasi dan relevansi antara ilmu, filsafat, dan agama. Â
Pembahasan pertama pada buku ini adalah mengenai manusia ialah makhluk pencari kebenaran. Terdapat 3 jalan untuk mencari kebenarannya, yaitu melalui ilmu, filsafat, dan agama. Ketiga cara tersebut memiliki titik persamaan, titik perbedaan, dan titik singgung antar satu dengan yang lainnya.
Pokok pembahasan kedua yakni tentang ilmu pengetahuan. Bahwa ilmu pengetahuan itu ialahhasil usaha pemahaman milik manusia yang disusun dalam satu sistem mengenai kenyataan, struktur, pembagian, dll. yang dapat dijangkau daya pemikiran manusia yang dibantu penginderaannya, dan kebenarannya itu diuji secara empiris, riset, dan eksperimental.
Menurut buku ini, filsafat adalah ilmu yang "istimewa" yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karena masalah-masalah yang dikaji oleh ilmu filsafat berada diatas ilmu pengetahuan biasa. Filsafat dapat diartikan sebagai daya upaya manusia dengan akalnya untuk memahami sesuatu secara radikal dan dengan hakikat yang ada.
Pokok pembahasan kedua yakni mengenai agama. Agama pada umumnya diartikan sebagai suatu sistem keimanan atau keyakinan terhadap sesuatu yang mutlak di luar manusia. Dapat juga diartikan sebagain suatu sistem peribadatan manusia kepada yang dianggapnya mutlak itu. Atau dapat pula diartikan sebagai suatu sistem norma atau tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan tata keimanan dan tata peribadatan yang telah disebutkan sebelumnya.
Dilihat dari sumbernya, dalam buku ini disebutkan bahwa agama dapat dibedakan menjadi dua bagian. Yang pertama yakni agama samawi. Agama samawi adalah agama yang datangnya dari langit, agama wahyu, dan agama profetis. Yang kedua yakni agama budaya, yang dapat disebut pula agama bumi, agama filsafat, dan agama ra'yu.
Dalam buku ini, pengarang mengartikan bahwa agama Islam adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT. Kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap umat manusia sepanjang masa. Dapat diartikan pula sebagai suatu sistem keyakinan dan tata ketentuan Illahi yang mengatur segala pri-kehidupan dan penghidupan manusia dalam berbagai hubungan, baik hubungan manusia dengan Tuhannya atau yang biasa disebut (hablum minallah), juga hubungan manusia dengan sesama dan alam lainnya (hablum minannaas). Agama ini bertujuan untuk mengarap ridha Allah dan keselamatan dunia dan akhirat serta rahmat bagi segenap alam. Pada garis besarnya, Islam terdiri atas 'Aqidah, Syari'ah, dan Akhlaq. Agama Islam ini bersumberkan kitab suci, yaitu Al-Qur'an sebagai penyempurna wahyu-wahyu Allah sebelumnya kemudian ditafsirkan dan dilengkapi dengan sunnah-sunnah Rasul Nya.
Buku ini menyinggung titik persamaan dari ketiga fokusnya. Diantaranya adalah ketiganya sama-sama bertujuan untuk mencari kebenaran. Ilmu pengetahuan, dengan caranya sendiri mencari kebenaran tentang alam dan manusia. Filsafat dengan karakternya sendiri pula, menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun tentang manusia yang belum dapat dijawab oleh ilmu, karena diluar atau diatas jangkauannya, ataupun tentang Tuhan. Agama, dengan wataknya memberikan jawaban tersendiri atas segala persoalan mendasar yang dipertanyakan manusia, baik tentang alam maupun tentang manusia ataupun tentang Tuhan.
Adapun titik perbedaan yang disebutkan dalam buku ini. Baik ilmu maupun filsafat, keduanya bersumber dari hasil yang sama, yaitu : ra'yu atau akal atau rasio manusia. Sedangkan agama bersumber dari wahyu dari Allah.
Ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan jalan riset atau penyelidikan, pengalaman atau empiri, dan percobaan atau eksperimen sebagai ujian. Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara mengembarakan akal budi secara radikal dan integral atau menyeluruh, serta universal. Tidak merasa terikat oleh ikatan apapun kecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang disebut logika. Manusia mencari dan menemukan kebenaran dengan dan dalam agama dengan jalan mempertanyakan  dan mencari jawaban tentang berbagai macam masalah mendasar dari kitab suci, kodifikasi, dan firman ilahi untuk manusia.
Kebenaran ilmu pengetahuan adalah kebenaran dugaan atau spekulatif yang tak dapat dibuktikan secara pengalaman. Baik kebenaran filsafat maupun ilmu keduanya bersifat nisbi atau relatif. Sedangkan kebenaran agama bersifat mutlak atau absolut karena agama adalah wahyu yang diturunkan oleh Zat Yang Maha Benar. Baik ilmu maupun filsafat, keduanya dimulai dengan sikap tidak percaya. Sedangkan agama dimulai dengan sikap percaya dan iman.
Tidak semua masalah yang dipertanyakan oleh manusia dapat dijawab secara baik oleh ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan itu terbatas. Tidak semua masalah yang tidak atau belum terjawab oleh ilmu lantas dengan sendirinya dapat dijawab oleh filsafat. Agama memberi jawaban tentang banyak soal mendasar yang sama sekali tidak terjawaboleh ilmu, yang dipertanyakan oleh filsafat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H