Oleh: Mutiara Husnita, Dahliani dan Uswatun Hasanah
Mahasiswa Jurusan IAT IAIN Lhokseumawe
Dalam Kehidupan ini kita mendapati banyak sekali perbedaan di mulai dari perbedaan ras, adat, warna kulit, gender bahkan keyakinan (agama). Hal ini mempengaruhi kehidupan manusia dalam menghadapi perbedaan dengan manusia yang lain. Seringkali kita mendapati warna yang beragam karna banyaknya perbedaan namun hal yang paling indah dari keberagaman adalah menghargai setiap warna yang ada di antaranya keberagaman agama. Tidak menyakiti atau menghakimi kepercayaan setiap orang adalah bentuk manusia yang beragama sesungguhnya. Maka toleransi sangat diperlukan untuk menjaga keselarasan dan keharmonisan setiap manusia. Hal ini sesuai dengan isi kandungan Surah Al – Kafirun surah ke 109. Berikut penjelasannya:
قل يأيهاالكفرون {1} لاأعبد ماتعبون {2} ولآأنتم عبدون مآأعبد {3} ولآأناعابدمّاعبد تّم {4} ولآانتم عبدون مآأعبد {5} لكم دينكم ولي دين {6}
“Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Kamu juga bukan penyembah apa yang aku sembah. Aku juga tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu dan untukku agamaku.”
Ayat 1-3
قل يأيهاالكفرون {1} لاأعبد ماتعبون {2} ولآأنتم عبدون مآأعبد {3}
Pada ayat ini menjelaskan tentang perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk bersikap tegas kepada orang-orang kafir. Sikap yang dilakukan oleh Rasulullah mampu menjadi contoh untuk kita dalam menghadapi fenomena keberagaman keyakinan yang terjadi di zaman sekarang adalah untuk bersikap tegas terhadap ajakan agama lain dan berpegang teguh menolak terhadap ajakan agama lain, dan meyakini keyakinan masing-masing.
Ayat 4-5
ولآأناعابدمّاعبد تّم {4} ولآانتم عبدون مآأعبد {5}
Pada ayat sebelumnya telah menjelaskan tentang sikap Nabi Muhammad terhadap orang kafir. Maka pada ayat ini mengisyaratkan bahwa adanya perebedaan dalam penyembahan yang dilakukan. Dengan artian apa yang di sembah Nabi Muhammad itu tidak berubah-ubah, berbeda halnya dengan orang kafir, apa yang mereka sembah hari ini dan esok berbeda dengan apa yang mereka sembah kemarin. Ini menunjukkan bahwa dengan sikap tegas yang di miliki Nabi tidak mungkin akan menyembah kepada sesembahan orang kafir baik yang mereka sembah hari ini dan esok ataupun kemarin. Di era zaman modern, ayat ini dapat menjadi acuan bagi kita dalam mengukuhkan iman dari setiap perbedaan yang ada dengan menghargai keyakinan lainnya tanpa adanya niat ikutan yang dapat menjauhkan diri dari keyakinan.
Ayat 6
لكم دينكم ولي دين {6}
Ayat terakhir dari surah Al kafirun ini memberitahukan tentang kebebasan dalam memilih keyakinan tanpa adanya gangguan atupun paksaan. Dengan artian setiap orang bebas dalam memilih dan melaksankan keyakinnya tanpa saling menganggu satu sama lain serta teguh pada agama masing-maisng dengan tidak meyentuh agama lain.
Surah Al Kafirun ini menegaskan kepada pemeluk agama islam supaya senantiasa teguh terhadap keyakinannya begitu juga dengan pemeluk agama lain sehingga lahirlah saling menghargai terhadap perbedaan keyakinan. Membangun karakter menghargai perbedaan sangatlah penting untuk diajarkan sedini mungkin (kecil). Salah satu karakter yang penting untuk di ajarkan seperti tidak meyalahkan pendapat orang lain, tidak merendahkan keyakinan orang lain, bahkan tidak langsung mengecam agama mereka itu salah.
Dalam surah ini tidak hanya mencakup toleransi dalam agama, tetapi juga dalam aspek yang lain misalnya bentuk fisik, kesenjangan sosial serta perbedaan ras. Lalu ketika anak mulai beranjak dewasa maka perbedaan bukanlah hal yang tabu di karenakan si anak sudah paham sedari awal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H