Mohon tunggu...
Hasan Darmawan
Hasan Darmawan Mohon Tunggu... Lainnya - Halo semua!! Disini saya akan membagikan karya tulisan saya

Hallo semua.... Saya disini akan membagikan opini-opini saya seputar dunia pendidikan dan kesehatan yang tentunya dengan data-data yang valid dan dapat ditanggung jawabkan Mohon bimbingannya, terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Efektivitas belajar dari rumah bagi pembentukan karakter siswa

5 September 2020   12:10 Diperbarui: 5 September 2020   12:17 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini masyarakat dihadapkan oleh suatu pola hidup yang berbeda ketika masa pandemi Covid-19 berlangsung. Sekarang orang-orang harus tetap dirumah dengan segala keadaanya, baik susah maupun suka. Ini menjadi suatu aktivitas yang baru bagi para masyarakat untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan dan kebiasaan yang baru, dimana para masyarakat harus menjaga jarak, memakai masker, dan selalu mencuci tangan setelah keluar dari rumah. Ini semua dilakukan demi memutus mata rantai penularan Covid-19. Peran pemerintah sangatlah penting saat ini, pemerintah bahkan mengeluarkan surat edaran untuk semua masyarakat agar belajar, bekerja, dan beribadah dari rumah atau yang biasa disebut Work From Home (WFH) karena pemerintah sangat mengutamakan kesehatan dan keselamatan semua masyarakat agar terhindar dari penularan Covid-19.


Salah satu perintah yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah belajar dari rumah. Belajar dari rumah bahkan sudah diterapkan pada bulan Maret ketika ditemukan satu atau beberapa kasus di Indonesia yang mengakibatkan para siswa untuk belajar dari rumah. Belajar dari rumah merupakan cara lain agar siswa tidak perlu kesekolah demi memutus rantai penularan Covid-19. Belajar dari rumah dapat merupakan alternatif bagi para siswa agar proses belajar dan mengajar tetap dilaksanakan. Tapi, keefektifan pembelajaran dari rumah belum dapat dipastikan. Contohnya adalah Aulia siswi SMA kelas X yang bersekolah di Bandung, Jawa Barat. Ia mengaku bahwa belajar dari rumah dengan hanya menggunakan teknologi tidak akan cukup efektif ( Selfie Miftahul Jannah, 16 Maret 2020, Tirto.id).


Peran orang tua dan guru sangatlah penting untuk dapat memaksimalkan pembelajaran dari rumah agar lebih efektif. Para guru diharapkan agar mampu menyediakan wadah ataupun media penunjang pelajaran bagi para siswa selain tugas yang diberikan, sedangkan orang tua di rumah juga dapat menemani anak untuk dapat mengetahui sejauh mana mereka telah belajar dan orang tua pun dapat mengevaluasi secara langsung kekurangan apa saja yang terjadi ketika anak belajar dari rumah. Keefektifan belajar haruslah menjadi hal yang utama bagi para siswa agar dapat mengetahui lebih daripada hanya memahami.
Suatu pembelajaran dilakukan untuk dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari, tetapi tidak hanya ilmu saja yang dapat diambil dari suatu proses belajar dan mengajar melainkan pembentukan karakter bagi para siswa. Ketika belajar di sekolah para siswa dilatih untuk mengembangkan akhlak dan karakter (kepribadian) yang baik contohnya, ketika siswa diwajibkan masuk sekolah sebelum jam 06.30 WIB ini merupakan latihan bagi mereka untuk dapat bertanggungjawab dengan waktu yang mereka gunakan dan melatih mereka agar dapat disiplin. Pembentukan karakter di sekolah cukup untuk dapat melatih mereka agar mempunyai karakter yang unggul dan dapat berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Tapi, bagaimana dengan pembelajaran jarak jauh saat ini.


Guru bahasa Indonesia, Endang Sudarmini menyampaikan, " banyak sekali anak yang terlambat ketika sudah masuknya jam pelajaran bahkan terdapat anak-anak yang tertidur ketika jam pelajaran sedang berlangsung", ungkap beliau ketika diwawancarai melalui aplikasi percakapan. Begitu terlihat sekali perbedaan ketika seorang siswa belajar di sekolah maupun belajar dari rumah, beliau menambahkan " mungkin memang ketika disekolah ada peraturan yang telah ditetapkan untuk dapat masuk sekolah sebelum jam masuk yang telah ditentukan tetapi bukan berarti belajar dari rumah tidak ditentukan jam masuknya, nyatanya PJJ di rumah pun ditentukan jam masuk dan istirahatnya, seharusnya siswa tidak membedakan belajar dari rumah dan dari sekolah karena mereka kan sudah terbiasa dan sudah dilatih agar masuk tepat pada waktunya " tambah beliau. Sikap disiplin dan tanggung jawab pun pudar seketika ketika pembelajaran jarak jauh diterapkan, sesungguhnya karakter yang telah terbentuk di sekolah dapat diterapkan ketika pembelajaran jarak jauh dirumah tapi nyatanya ini tidak terlihat sedemikian.


Beberapa alasan pun ditemukan mungkin karena siswa bosan akan tugas dan aktivitas yang nantinya akan diulang tiap harinya atau kurangnya media pembelajaran yang menarik bagi para siswa. Seorang guru bimbel konvensional, Dwi Damayanti S.pd, menyampaikan " sebenarnya siswa diberi materi dalam bentuk video dan telah diterapkan pembelajaran secara virtual dengan zoom, classroom, Edmodo bahkan setiap minggunya kami memberikan Quiz agar pembelajaran dari rumah dapat tetap efektif", ucap beliau melalui aplikasi percakapan. Jika para guru sudah memberikan media dan wadah yang baik bagi para siswa seharusnya para siswa tidaklah mudah bosan, jika terus dilakukan varian tugas setiap harinya. Namun, karakter yang telah dibangun masih menjadi salah satu tolak ukur apakah pembelajaran dari rumah sudah efektif atau tidak. Pembelajaran jarak jauh mempunyai sisi positif dan negatifnya kala masa pandemi seperti ini.


Oleh karena itu, faktor-faktor seperti masalah yang dapat terjadi ketika pembelajaran jarak jauh dapat menjadi tolak ukur bagi guru untuk melihat bagaimana para siswa dapat menyelesaikan masalah tersebut agar dapat melatih kembali pembangunan karakter siswa ketika dirumah. Fokus seorang pengajar maupun orang tua adalah bagaimana para siswa maupun putra-putri nya tetap mengembangkan sikap dan kepribadian yang baik ketika belajar dari rumah. Pembentukan karakter pun dapat tetap dilakukan dengan mengisi waktu luang dengan mengikuti kepenulisan dan webinar yang diselenggarakan oleh instansi pendidikan atau organisasi yang bergerak di bidang pendidikan agar para siswa dapat tetap melatih pembangunan karakter mereka. Sejatinya karakter yang unggul sangatlah penting bagi seorang siswa untuk menghadapi masa depan, pendidikanlah yang dapat menjadi wadah agar para siswa dapat tetap melatih kepribadian dan karakter yang baik bagi diri mereka. Tidak hanya sekolah dan orang tua saja yang berjuang untuk membangun karakter bagi para siswa. Tapi, siswa itu sendiri yang harus aktif dan sadar akan dirinya sendiri untuk dapat mengetahui karakter apa yang baik untuk dikembangkan dan yang tidak harus dikembangkan. Kesadaran inilah yang nantinya akan membantu orang tua dan guru juga dalam membantu pendidikan yang membangun karakter anak bangsa kedepannya.

Penulis : Hasan Darmawan

Narasumber : 1. Endang Sudarmini, S.pd  

                             2. Dwi Damayanti, S.pd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun