Mohon tunggu...
Hasan Suwandi
Hasan Suwandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UPI

Siswa yang diberi gelar "Maha" oleh masyarakat, tertarik pada dunia Pendidikan, Hukum, Politik, dan Ketatanegaraan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tri Jati Diri Paguyuban Pasundan sebagai Tuntunan di Era Globalisasi

13 Maret 2024   09:27 Diperbarui: 13 Maret 2024   09:44 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tri Jati Diri Paguyuban Pasundan adalah konsep yang sangat relevan dalam era globalisasi saat ini, di mana nilai-nilai lokal dan budaya tradisional sering kali terancam oleh arus modernisasi dan globalisasi yang cepat. Konsep ini mengajarkan tentang pentingnya mempertahankan identitas dan nilai-nilai budaya lokal di tengah arus globalisasi yang melanda.

https://www.tribunnews.com/
https://www.tribunnews.com/

Silih Asah, yang berarti saling memberi pengetahuan dan belajar dari satu sama lain, menjadi sangat penting dalam era informasi dan teknologi seperti sekarang. Dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan akses terhadap informasi dari seluruh dunia, penting bagi masyarakat Sunda untuk tetap mempertahankan pengetahuan dan kearifan lokal mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi untuk mempelajari dan mengembangkan budaya serta nilai-nilai tradisional mereka.

Silih Asih, yang berarti saling mengasihi dan peduli satu sama lain, juga sangat relevan dalam era globalisasi ini. Di tengah arus modernisasi yang sering kali mengarah pada individualisme dan materialisme, nilai-nilai kekeluargaan dan solidaritas seperti yang diajarkan oleh Silih Asih menjadi semakin penting. Masyarakat Sunda perlu menjaga dan memperkuat hubungan antarsesama untuk membangun komunitas yang kuat dan saling mendukung di era yang serba cepat dan kompetitif ini.

Silih Asuh, yang berarti saling mendidik dan membimbing, juga memiliki makna yang dalam dalam konteks globalisasi ini. Dalam era di mana nilai-nilai budaya sering kali tergerus oleh budaya luar yang masuk, penting bagi masyarakat Sunda untuk tetap menghargai dan melestarikan nilai-nilai tradisional mereka. Masyarakat perlu saling mendukung dan membimbing satu sama lain dalam menjaga identitas budaya mereka agar tidak hilang ditelan arus globalisasi.

Dalam konteks globalisasi, Tri Jati Diri Paguyuban Pasundan menjadi semakin relevan sebagai panduan dalam menjaga identitas dan kearifan lokal di tengah arus modernisasi yang terus berlangsung. Konsep ini mengajarkan tentang pentingnya mempertahankan nilai-nilai budaya tradisional dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berubah. Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai Tri Jati Diri Paguyuban Pasundan, masyarakat Sunda dapat tetap eksis dan berkembang dalam era globalisasi ini tanpa kehilangan jati diri dan nilai-nilai budaya mereka. (Editor: Hasan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun