Seiring kampanye pilkada serempak kemarin, banyak kampanye melalui WA. Salah satu yang sering saya dapatkan adalah masifnya opini dari kader-kader PKS bahwa jika ummat Islam golput maka orang-orang non muslim akan beruasa sebagaimana di Jakarta. Ajang pilkada seolah jihad/perang bagi kader-kader PKS di dalam perjuangan Islam. Faktanya, kalaupun kader PKS yang menjadi pimpinan daerah maka saya jamin tak ada perubahan signifikan ke arah perjuangan Islam (diterapkan syariat Islam) kecuali hanya menematkan kader-kadernya menjadi pejabat-pejabat amatiran.
Bagi kader PKS yang membaca tulisan ini, jangan marah dulu. Tarik nafas dalam-dalam lalu mari pikirkan bersama mengapa PKS sbagai partai dakwah mendukung non muslim menjadi Bupati di Kabupaten Sula Maluku Utara mengalahkan pasngan muslim. Aneh bukan? di satu sisi di belahan Indonesia yang lain mengopinikan bahwa kaum muslimin harus memilih muslim agar tidak dipimpin oleh non muslim, di belahan Indonesia yang lain malah mendudukkan non muslim dan mengalhkan muslim. Ijtihad politik macam apa seperti ini? pasti bukan dari Quran dan Sunnah tapi akal-akalan orang partai saja. Sudahlah, akui saja bahwa PKS bukan partai Islam.
Selanjutnya, yang kader-kader PKS hadapi bukanlah murni non Islam, karena 80% penduduk Indonesia beragama Islam. Bahkan di PDI, Nasdem, Demokrat juga berisikan orang-orang Islam. Lalu, apakah karena mereka tidak memilih PKS maka mereka sejatinya pendukung non muslim? sungguh logika yang aneh.
Oleh karena itu, saya menhimbau mulai sekarang lebih baik tinggalkan model kampanye "black campaign" isu agama. Lebih inovatif dengan menjajakan ideologi atau program yang membumi dengan disertai teladan yang baik. Sunggh menangnya kader-kader PKS sekalipun tak kan merubah sistem menjadi lebih baik, yang terjadi hanya mengganti orang-orangnya saja dengan kader-kader PKS.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H