Mohon tunggu...
Hasan Yusuf
Hasan Yusuf Mohon Tunggu... -

Pemerhati Partai Politik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Strategi PKS di Kementerian Pertanian Pasca Kasus LHI dan Hengkangnya Suswono

15 Maret 2015   15:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:38 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pasca kasus LHI terungkap, struktur bayangan semakin berhati-hati dalam bermain pengadaan barang/jasa dan penempatan jabatan. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh pejabat-pejabat non partai kader untuk bernegosiasi dan mengambil alih jatah jabatan atau pengadaan. Sebelum Suswono hengkang maka dipastikan jabatan-jabatan strategis diisi oleh loyalis-loyalis kader partai yang belum terbaca sebagai kader. Loyalis-loyalis ini berkarir dengan cepat sehingga bisa dipastikan mereka sudah menjadi anggota kader inti, namun pejabat-pejabat non kader tidak tahu jika mereka sudah bersumpah setia kepada partai.

Untuk Menteri baru, partai sudah menyiapkan kader-kader militannya menjadi ajudan Menteri, panitera, protokoler, driver hingga security. Kemana menteri pergi pasti partai tahu bahkan yang sifatnya rahasia akan mudah diakses. Strategi atau kebijakan menteri baru terhadap orang-orang partai kader akan mudah diketahui sejak dini karena semua yang disekitar menteri adalah orang partai. Bisa dikatakan, struktur bayangan telah menaruh mata-mata disemua lini kekuasaan.

Kedepan, agar kader-kader partai aman dari mutasi dan tetap dapat promosi maka struktur bayangan mengkondisikan Menteri agar sulit diakses oleh non kader partai, dan mempermudah kader partai agar dijadikan kepercayaan Menteri baru yang bukan dari partai kader ini.

Setiap ada jabatan kosong, struktur bayangan akan bekerja mengkoordinir semua kader untuk memenangkan jabatan tersebut. Seolah kader-kader menghadapi pilkada atau pileg dengan membentuk tim sukses pemenangan kader dan tim yang menghambat kandidat lain. Tak jarang ada konspirasi untuk membuat stigma negatif terhadap kandidat non partai agar kader lah yang terpilih oleh Menteri atau yang berwenang.

Partai kader secara sistemik dan masif merubah sistem karir di Kementerian Pertanian sebagai lembaga politik bukan lagi berkarir karena prestasi dan pelayanan kepada masyarakat. Sungguh ironis, lembaga-lembaga pemerintah yang dijadikan bagian dari partai kader akan menjadi mesin politik partai dalam setiap kepentingan partai.

Strategi partai kader beresiko gesekan yang sangat intens dengan orang-orang non partai kader. Partai tidak lagi berdakwah Islam, namun lebih menciptakan potensi-potensi permusuhan yang suatu ketika akan meledak berua kasus-kasus semisal LHI meski lingkunya lebih kecil. Orang-orang non kader akan terus mencari bukti-bukti praktk korupsi, kolusi dan nepotsme yang selama ini dibungkus dengan rapi oleh struktur bayangan.

Dengan adanya Menteri bukan kader partai, ada kemungkinan bukti-bukti tersebut akan diterima dengans senang hati oleh Menteri baru sebagai senjata Menteri ketia nantinya diusik oleh partai.

Jadi, situasi dan kondisi berkarir dalam lembaga yang ditarget untuk dikuasai oleh PKS sangat tidak nyaman bagi orang-orang profesional non partai. Lebih baik, non partai segera mengenali siapa saja disekitarnya yang menjadi struktur bayangan dan kader-kader partai. Tandingi cara gerak kader dengan membuat komunitas anti partai kader.

Tulisan berikutnya, akan saya ulas bagaimana struktur bayangan dan kader menyiapkan lelang jabatan terbuka di Kementerian Pertanian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun