Mohon tunggu...
Hasanah
Hasanah Mohon Tunggu... Editor - mahasiswa

editor

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menelusuri Jejak Kampanye Pilpres 2024 di Media Sosial dan Pentingnya Literasi Media Digital dalam Meningkatkan Efektivitas Kampanye

12 Februari 2024   23:45 Diperbarui: 12 Februari 2024   23:56 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kampanye menjadi hal yang melekat dalam menyambut pesta demokrasi, seperti halnya dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres). Pengenalan visi dan misi yang mendalam dari setiap kandidat melalui kampanye menjadi bagian yang penting untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat luas dalam menentukan pilihan. Seiring berkembangnya teknologi informasi, kampanye mulai dilakukan dalam ruang digital terutama media sosial. 

Media sosial kini dianggap sebagai bagian yang penting dalam aktivitas keseharian masyarakat. Dikutip dari kominfo.go.id, Terdapat 63 juta pengguna internet dan 95 persen dari angka tersebut merupakan pengguna media sosial. Banyaknya pengguna didasari oleh berbagai macam manfaat yang diberikan oleh media sosial, seperti kemudahan dan kecepatan pengiriman pesan, hingga jangkauan komunikasi ke khalayak yang lebih luas. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor penggunaan media sosial sebagai wadah yang dianggap efektif dalam melakukan kampanye terutama di tahun 2024 ini. 

Namun menemukan segala keabsahan terkait informasi pilpres yang diperoleh dari media sosial dibutuhkan pemahaman yang mendalam terkait cara memilah informasi, menjaga privasi dan menemukan fakta yang tepat agar terhindar dari berita yang menyimpang, berita bohong, hingga berita yang hanya bersifat menggiring opini. Oleh karena itu, literasi media digital menjadi hal yang penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih cerdas dan kritis terhadap segala informasi yang bersifat politik di media sosial.

Instagram sebagai media sosial yang mendominasi

Informasi terkait pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) di tahun 2024 mulai merambat ke berbagai media sosial, terutama Instagram. Sebagai platform media sosial yang memiliki beragam fitur, Instagram dijadikan sebagai media yang dominan dalam memberikan informasi terkini dari pihak kandidat kepada para pendukungnya. Hal ini dapat dilihat dari adanya akun resmi instagram dari setiap calon presiden dan wakil presiden. 

Setiap harinya para kandidat akan melakukan update terkini tentang kegiatan kampanye yang dilakukannya dengan mengupload gambar atau video ke dalam feed, insta story hingga reels instagram. Selain itu, kerap kali untuk memperkuat keakraban dengan pendukung, para kandidat juga melakukan siaran langsung di laman instagram pribadinya. 

Instagram di masa kampanye saat ini sering dijadikan rujukan bagi masyarakat dalam mengklarifikasi fakta dari setiap informasi yang berkaitan dengan kandidat. Hal ini dikarenakan akun instagram merupakan akun resmi dari setiap kandidat sehingga apabila adanya berita yang dianggap masyarakat meragukan, maka kunjungan ke akun instagram resmi adalah salah satu alternatif untuk mengungkap fakta dari berita tersebut.

Selain itu, sebagaimana karakteristik instagram, fitur komen menjadi alat yang digunakan oleh pengguna sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan aspirasi maupun dukungan kepada para calon pemimpin / kandidat. Komentar yang bersifat negatif maupun positif selalu mewarnai kolom komentar di akun resmi dari setiap calon. 

Kelebihan dan Kekurangan Kampanye Pilpres di Media Sosial

Menurut saya, kampanye pilpres di media sosial memang memiliki keunggulan dalam menjangkau khalayak yang lebih luas, menciptakan interaksi yang kuat, serta dapat meningkatkan intensitas komunikasi antara masyarakat dengan para calon pemimpin. Namun disisi lain, kampanye di media sosial juga memiliki kekurangan yaitu meningkatnya fenomena mengkritik di media sosial yang cenderung bersifat provokatif dan juga penyebaran informasi politik yang tidak terfilter dan semakin sulit untuk dikendalikan. Hal ini akan membuat masyarakat kesulitan dalam memilah dan pada akhirnya memilih informasi yang mendominasi media sosial meskipun informasi tersebut belum diketahui kebenarannya. 

Oleh karena itu, Literasi media digital mendorong masyarakat untuk lebih kritis terhadap informasi yang tersebar di media sosial yakni dengan memiliki pengetahuan tentang cara bermedia dengan bijak, seperti menggunakan bahasa yang santun, memverifikasi berita dari sumber yang terpercaya sebelum menyebarkan berita tersebut, melindungi privasi, serta saat ingin mengkritik maka berfokus pada isu yang dibahas dan tidak menjurus pada serangan personal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun