11 Desember lalu, saya membaca situs kompas.com yang mengabarkan sejumlah ilmuwan dari Afrika Selatan melaporkan perkembangan terbaru mengenai varian Omicron. Lalu, saya menuangkannya dalam tulisan bertajuk Ia Tetap Sebuah Virus, Perang Dunia III Sudah Dimulai?
Mengutip evaluasi PPKM kondisi pandemi, data menunjukkan bahwa kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia terkendali. Per 12 Desember 2021 ini jumlah Kasus Aktif mencapai 5.158 kasus atau 0,12% dari total kasus. Data ini di bawah rata-rata global 8,10%. Jumlah Kasus Aktif turun hingga -99,10% dibandingkan dengan kondisi puncak kasus terbanyak di 24 Juli 2021. Sedangkan kasus Konfirmasi Harian rata-rata 7 hari (7DMA) sebesar 208 kasus, dengan tren yang konsisten menurun dan dibandingkan situasi puncak kasus terbanyak pada 15 Juli 2021 turun hingga -99,71%. Angka Reproduksi Efektif (Rt) COVID-19 di semua Pulau, dalam kondisi terkendali (Rt < 1), dan persentase Tingkat Kesembuhan (Recovery Rate/RR) hingga 96,49% dan tingkat Kematian (Case Fatality Rate/CFR) sebesar 3,37%.
Hari ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan bahwa baru B.1.1.529 atau varian Omicron sudah masuk ke Indonesia. Budi menjelaskan kasus pertama Varian Omicron ditemukan pada seorang pasien Covid-19 berinisial N yang merupakan petugas kebersihan di Wisma Atlet Jakarta.
"Kementerian Kesehatan tadi malam telah mendeteksi ada seorang pasien inisial N terkonfirmasi Omicron pada tanggal 15 Desember 2021, data-datanya sudah kami konfirmasikan ke GISAID dan sudah dikonfirmasikan kembali dari GISAID bahwa memang data ini memang data sequencing Omicron," kata Budi dalam jumpa pers, Kamis (16/12).
Budi membeberkan N adalah pembersih di Wisma Atlet, Jakarta. Pada 8 Desember 2021, sample rutin diambil di wisma atlet kemudian dikirimkan ke Kemenkes untuk Whole Genome Sequences (WGS).
"Kami terima 10 Desember dan kami lihat ada 3 pekerja pembersih di Wisma atlet positif PCR, tapi positif Omicron 1 orang," tegas Budi.
Budi menyebut ketiga orang ini tengah dikarantina di Wisma Atlet dan tidak mengalami gejala; tidak ada demam, tidak batuk, dan sudah dites PCR kembali pada 3 hari setelahnya dan hasilnya negatif Covid-19.
"Mereka sudah diambil PCR kedua, dan hasil PCR semuanya negatif," ujar Budi.
Selain itu, terdapat lima kasus probable atau kemungkinan infeksi varian Omicron yang kini tengah diselidiki lebih lanjut.
Lima kasus probable varian Omicron ditemukan pada dua Warga Negara Indonesia (WNI) dan tiga Warga Negara Asing (WNA). Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/12/2021).
"Dua kasus WNI yang baru kembali dari Amerika Serikat dan Inggris. Kedua WNI ini sekarang sedang diisolasi di Wisma Atlet. Tiga kasus probable lainnya adalah Warga Negara Asing dari Tiongkok yang datang ke Manado, sekarang diisolasi dikarantina di Manado," ujar Menkes.
Ia menekankan, kelima kasus tersebut masih bersifat kemungkinan dan belum ada konfirmasi lebih lanjut apakah kasus tersebut disebabkan varian Omicron. Diharapkan, kepastian bisa diberikan dalam tiga hari ke depan.
"Lima orang ini sifatnya masih probable karena baru dites PCR dengan marker khusus dan sampel PCR-nya yang positif dari 5 sudah dikirimkan ke badan litbang kesehatan dan sedang kita run tes genome sequencing-nya. Diharapkan tiga hari ke depan kita sudah bisa mengonfirmasikan Omicron atau tidak," pungkas Menkes.
Diketahui, WHO pada Jumat, 26 November 2021 menamai varian baru B.1.1529, Omicron. Selain Omicron, WHO telah mendaftarkan lima 'Variant of Concern' atau varian yang diwaspadai. Diantaranya adalah Gamma yang berasal dari Brazil, Lambda yang ditemukan di Peru, dan Delta yang berasal dari India. Ada varian lain yang termasuk dalam kategori 'Variant of Interest' yang juga dinamai menurut alfabet Yunani, yaitu Mu, Zeta, Eta, Theta, Iota, Kappa dan Epsilon.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H