Mohon tunggu...
Haryo Suromenggolo
Haryo Suromenggolo Mohon Tunggu... -

WNI yang muak dengan Koruptor

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi, Anugerah, dan Dilema bagi PDI-P

22 November 2013   16:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:48 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Fachri Ali, menilai, demokrasi Indonesia telah dibajak partai politik (parpol) yang melanggengkan sistem dinasti. Parpol tersebut, di antaranya, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan. Untuk membuktikan perlawanan terhadap politik dinasti, PDI Perjuangan harus mengusung Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden (capres)-nya. Sumber:

http://nasional.kompas.com/read/2013/11/21/2202029/Lawan.Politik.Dinasti.PDI.Perjuangan.Harus.Capreskan.Jokowi?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp

Kutipan diatas disuarakan oleh pengamat menanggapi semakin meroketnya elektabilitas Jokowi menjelang Pilpres 2014…. Disandingkan dengan sandal jepitpun Jokowi pasti akan leading sebagai Presiden pada Pipres 2014, demikian komentar Fachri Ali

Namun jalan untuk memperoleh tiket untuk maju Pilpres memang masih sangat terjal, karena Jokowi bukanlah Ketum Parpol melainkan anggota biasa dan tidak teraliri darah Soekarno. Memang akan menjadi sebuah ironi apabila PDIP-P tidak mencalonkan Jokowi sebagai Capres padahal tingkat elektabilitas sangat tinggi, survey terakhir yang dilakukan oleh Burhanuddin Muhtadi dari Lembaga Indikator Politik menempatkan Jokowi di peringkat teratas jauh meninggalkan pesaing2nya yang sudah mendeklarasikan diri sebagi Capres

Sementara dengan simulasi penyebutan nama capres, berikut adalah kandidat yang paling banyak dipilih responden:

1. Joko Widodo: 35,9%
2. Aburizal Bakrie: 11,4%
3. Prabowo Subianto: 11,4%
4. Wiranto: 7,8%
5. Megawati Soekarnoputri: 5,9%
6. Jusuf Kalla: 3,9%
7. Mahfud MD: 1,6%
8. Rhoma Irama: 1,2%
9. Dahlan Iskan: 1,0%

Sumber :

http://news.detik.com/read/2013/11/21/154701/2419810/10/survei-indikator-jokowi-capres-paling-dikenal-dan-disukai

Untuk itu sudah saatnya saat ini PDI-P membuktikan diri sebagai Parpol yang mengedepankan nilai Demokratis, atau menjadi Partai Keluarga Soekarno. Jokowi memang menjadi anugrah sekaligus dilema besar buat PDIP, karena tidak mengalirnya darah Soekarno di tubuh seorang Jokowi.

Megawati diuji moral kebangsaannya. Jika dia memilih ambisi mempertahan keluarga di PDI-P. Maka hancurlah dia. Namun, jika dia rela Jokowi memimpin Negara. Mulialah dia. Mega akan dikenang sebagai ibu bangsa yg berhati mulia. Pantas menjadi anaknya Sukarno,presiden pertama Indonesia! Kalo sebaliknya? Mega hanya menjadi pencundang saja dan sebaiknya nama PDI-P diganti menjadi Partai Dinasti Indonesia-Perjuangan…..

Bagi saya pribadi dan keluarga, tanpa Jokowi di Pilpres mendatang berarti tidak ada PEMILU alias GOLPUT….

salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun