Mohon tunggu...
Dwi Haryanto
Dwi Haryanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Pembuat narasi perjalanan dan kejadian

Korban Disrupsi adalah hal yang membuat saya menjadi gelandangan intelektual. Awalnya saya penyuka media berbasis cetak dan menjadi bagian daripada itu. Membuat Majalah adalah hidup saya sebelumnya. Pernah membuat Majalah REL, Majalah Kereta Api dan juga Majalah Sekolah maupun Filanteropi, hingga zaman mengharuskan media tersebut tersingkir dari peredaran. Meski berganti platform, tetap saya jalani, namun kadangkala tulisan tak lagi dihargai dan diminati. Akhirnya Saya mesti menjadi gelandangan lagi.....mencoba bersahabat dengan beragam media sosial, menuangkan segala hal-hal yang dipikirkan dan difoto, serta mendiskripsikan sekilas tentang hasil perjalanan......

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Aktif Indonesia dalam Merdakan Ketegangan di Semenanjung Korea

15 September 2024   15:08 Diperbarui: 15 September 2024   16:41 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemerintah RI juga bisa mendorong kepada sekutu terdekat Pyongyang  seperti Tiongkok maupun Putin ( Rusia) agar Pyongyang bisa menahan diri demi kemanusiaan. Sebab  dalam dua tahun terakhir ini, hanya Putin Kepala Negara yang mampu menjumpai pimpinan Kotrea Utara Kim Joung Un.  Ketiga cara itu yang realistis untuk dilakukan pemerintah RI terutama Pemerintah yang baru nanti untuk segera mengambil langkah-langkah penting bagi Politik Luar Negeri.

Begitu selesai dilantik, Presiden Prabowo harus bisa menjalin tokoh-tokoh kunci tersebut seperti Kim-Joun-Un, Putin, ataupun Xi Jinping, dan pada kesempatan berbeda menemui Pemimpin Korea Selatan serta Jepang dalam upaya menyerbukkan resep-resep yang mampu mengurai ketegangan di Kawasan Semenanjung Korea.  Prabowo harus bisa menemui Kim Joung Un secepatnya dan menjalin dialog yang aktif antara kedua pemimpin negara dan pemerintahan, karea selama ini ada hubungan bilateral antar kedua negara yangmesti harus dirajut Kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun