Di era digital saat ini, fenomena cancel culture bisa sangat memengaruhi citra seseorang. Syamsuar, yang sebelumnya menjadi Calon Legislatif DPR RI, kemudian mencalonkan diri lagi sebagai gubernur, tampak membuat sebagian masyarakat kecewa.Â
Banyak yang merasa langkah politiknya tidak konsisten dan mempertanyakan komitmennya terhadap daerah. Hal ini menyebabkan sebagian pemilih merasa tidak yakin untuk kembali memberikan suara padanya.
Dalam kesehariannya Syamsuar memang tidak mendapatkan hujatan, namun diam-diam masyarakat Riau meninggalkan Syamsuar meskipun sudah dipasangkan bersama Mawardi Muhammad Saleh yang dikenal sebagai ustadz atau buya.
4. Koalisi yang Kurang Kuat
Koalisi politik yang dibangun oleh Syamsuar juga menjadi salah satu kelemahan dalam pencalonannya. Dengan hanya mengandalkan dua partai, dukungan yang didapatkan terasa kurang maksimal. Dukungan ini hanya berasal dari 2 partai saja yakni Partai Golkar dan Partai PKS.
Di sisi lain, pasangan calon lain didukung oleh banyak partai, yang tentu saja memberikan keuntungan dalam hal mobilisasi suara. Ketidakmampuan untuk membangun koalisi yang kuat membuat posisi Syamsuar semakin terjepit.
Perlu diketahui bahwa simpatisan PKS dan Golkar di Riau cukup banyak, tapi mereka ini hanya simpatisan saja, bukan kader partai. Tentunya sebagai simpatisan tidak memiliki ikatan yang kuat dengan partai dan simpatisan bisa memilih partai yang mana saja.
5. Dukungan Ustadz Abdul Somad
Salah satu faktor penting lainnya adalah dukungan dari tokoh agama. Ustadz Abdul Somad yang mendukung pasangan calon Abdul Wahid dan SF Haryanto memberikan keyakinan tambahan bagi masyarakat untuk memilih pasangan ini.Â
Sebagai bentuk dukungan Ustadz Abdul Somad, disetiap baliho bisa terlihat dengan jelas foto Ustadz Abdul Somad bersama dengan calon gubernur Abdul Wahid dan SF Haryanto.
Masyarakat yang mayoritas beragama Islam di Riau cenderung mengikuti rekomendasi dari tokoh yang mereka hormati. Hal ini jelas berdampak signifikan terhadap pilihan mereka di kotak suara.
Kesimpulan
Kekalahan Syamsuar dalam pemilihan gubernur Riau untuk periode kedua menjadi pelajaran berharga bagi para politisi lainnya. Komunikasi politik yang baik, komitmen yang nyata, serta dukungan yang luas dari berbagai elemen masyarakat adalah kunci untuk meraih dukungan publik.Â
Dalam dunia politik, terutama di era informasi saat ini, menjaga reputasi dan membangun hubungan baik dengan masyarakat sangatlah penting. Bangun hubungan baik dunia nyata maupun dunia nyata. Semoga ke depan, para pemimpin dapat belajar dari pengalaman ini untuk menciptakan hubungan yang lebih baik dengan rakyat.