Mohon tunggu...
Haryono Hs
Haryono Hs Mohon Tunggu... -

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Naik Kereta Api yang Bukan " Jes-jes Lagi"

1 Januari 2015   08:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:03 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_387588" align="aligncenter" width="480" caption="Stasiun Tawang Dalam ( dok pri )"][/caption]

Tepat pukul 08.50, lonceng khas keberangkatan kereta api berbunyi disusul bunyi peluit penanda kereta berangkat lalu disaut oleh kelengking bunyi klakson kereta( heleh klakson kereta....), yang bunyinya sudah berubah menjadi ngeeeeeeeeeeek ..... sementara bunyi lima puluh lima tahun lalungok ngok ngooooooook, disusul dengan gemerit denting gesekan roda dengan bantalan rel, serta getaran khas mesin diesel kereta....heeeeeeeeerrrrrggggh, bukan jes jes lagi.

Itu rasa sensasi kereta yang awak naiki pagi ini.

Kereta perlahan bergerak dari stasiun Tawang ke arah timur, tentu saja mudah ditebakpemandangan kiri kanan rel, air menggenang dengan sampah plastik hingga khas kotornya.

Wer wer wer, kereta yang sarat dengan penumpang, karena musim libur sekolah, semakin melaju ke timur meninggalkan kota Semarang, pemandangan hijau tanaman pisang terhampar di kiri kanan rel luar biasa banyaknya, hingga pemberhentian pertama di stasiun Mbrumbung Demak. Di stasiun ini kereta mulai mengarah belok serong ke selatan meninggalkan jalur rel utama yang ke Surabaya.

Setelah stasiun Mbrumbung lalu stasiun Tanggung ( tidak berhenti ), hingga stasiun Kedung Jati ( 09.40 ).

[caption id="attachment_387589" align="aligncenter" width="384" caption="( dok. pri )"]

1420048077397107957
1420048077397107957
[/caption]

Barangkali sesuai dengan namanya Kedung Jati, atau Lubuk Jati, walau masih terlihat pohon jati umur muda, dan sudah banyak berganti dengan tanaman musiman ( jagung, padi tadah hujan ).

[caption id="attachment_387590" align="aligncenter" width="512" caption="Hutan Jati Muda bercampur pohon jagung ( dok pri )"]

14200482011573789338
14200482011573789338
[/caption]

[caption id="attachment_387591" align="aligncenter" width="448" caption="Kali Kedung Jati membelah hutan ( dok. pri )"]

1420048307834515962
1420048307834515962
[/caption]

Terlihat dari pemandangan di kiri kanan stasiun ini hijau pohon jagung dan pohon jati di kejauhan. Seger dach pokoknya.

Kereta berhenti di stasiun Telawa ( 10.00 ) , tidak berhenti di stasiun Karang Sono , lalu berhenti lagi di stasiun Gundih ( 10.27 ). Pemberhentian berikutnya di stasiun Salem / Gemolong ( 10.55 ), di stasiun Sumber Lawang tidak berhenti.

[caption id="attachment_387593" align="aligncenter" width="384" caption=" ( dok. pri )"]

14200483921094510065
14200483921094510065
[/caption]

Dari stasiun Salem, hingga Solo Balapan, terasa kecepatan kereta cukup laju, hingga tak berapa lama grit grit griiiiiiit, tepat pukul 11.20 tibalah awak di stasiun Solo Balapan, Alhamdulillah.

Sayangnya kereta ini hanya satu, hingga kita tidak bisa bolak balik dengan kereta ini pada hari itu juga. Tetapi lumayan lah sebagai obat rindu lewatjalur kereta Solo Semarang ini.

Salam,-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun