[caption id="attachment_387588" align="aligncenter" width="480" caption="Stasiun Tawang Dalam ( dok pri )"][/caption]
Tepat pukul 08.50, lonceng khas keberangkatan kereta api berbunyi disusul bunyi peluit penanda kereta berangkat lalu disaut oleh kelengking bunyi klakson kereta( heleh klakson kereta....), yang bunyinya sudah berubah menjadi ngeeeeeeeeeeek ..... sementara bunyi lima puluh lima tahun lalungok ngok ngooooooook, disusul dengan gemerit denting gesekan roda dengan bantalan rel, serta getaran khas mesin diesel kereta....heeeeeeeeerrrrrggggh, bukan jes jes lagi.
Itu rasa sensasi kereta yang awak naiki pagi ini.
Kereta perlahan bergerak dari stasiun Tawang ke arah timur, tentu saja mudah ditebakpemandangan kiri kanan rel, air menggenang dengan sampah plastik hingga khas kotornya.
Wer wer wer, kereta yang sarat dengan penumpang, karena musim libur sekolah, semakin melaju ke timur meninggalkan kota Semarang, pemandangan hijau tanaman pisang terhampar di kiri kanan rel luar biasa banyaknya, hingga pemberhentian pertama di stasiun Mbrumbung Demak. Di stasiun ini kereta mulai mengarah belok serong ke selatan meninggalkan jalur rel utama yang ke Surabaya.
Setelah stasiun Mbrumbung lalu stasiun Tanggung ( tidak berhenti ), hingga stasiun Kedung Jati ( 09.40 ).
[caption id="attachment_387589" align="aligncenter" width="384" caption="( dok. pri )"]
Barangkali sesuai dengan namanya Kedung Jati, atau Lubuk Jati, walau masih terlihat pohon jati umur muda, dan sudah banyak berganti dengan tanaman musiman ( jagung, padi tadah hujan ).
[caption id="attachment_387590" align="aligncenter" width="512" caption="Hutan Jati Muda bercampur pohon jagung ( dok pri )"]
[caption id="attachment_387591" align="aligncenter" width="448" caption="Kali Kedung Jati membelah hutan ( dok. pri )"]
Terlihat dari pemandangan di kiri kanan stasiun ini hijau pohon jagung dan pohon jati di kejauhan. Seger dach pokoknya.
Kereta berhenti di stasiun Telawa ( 10.00 ) , tidak berhenti di stasiun Karang Sono , lalu berhenti lagi di stasiun Gundih ( 10.27 ). Pemberhentian berikutnya di stasiun Salem / Gemolong ( 10.55 ), di stasiun Sumber Lawang tidak berhenti.
[caption id="attachment_387593" align="aligncenter" width="384" caption=" ( dok. pri )"]
Dari stasiun Salem, hingga Solo Balapan, terasa kecepatan kereta cukup laju, hingga tak berapa lama grit grit griiiiiiit, tepat pukul 11.20 tibalah awak di stasiun Solo Balapan, Alhamdulillah.
Sayangnya kereta ini hanya satu, hingga kita tidak bisa bolak balik dengan kereta ini pada hari itu juga. Tetapi lumayan lah sebagai obat rindu lewatjalur kereta Solo Semarang ini.
Salam,-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H