Mohon tunggu...
Haryo Bagus Handoko
Haryo Bagus Handoko Mohon Tunggu... lainnya -

Penulis buku & kolumnis majalah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan Saat Menulis

14 Februari 2012   23:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:38 6024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_171117" align="aligncenter" width="350" caption="Menulis membutuhkan proses. Dibutuhkan ketekunan dan kesabaran dalam menulis."][/caption] Ada banyak kisah yang bisa diceritakan sehubungan dengan proses kreatif saat menulis. Menulis sebaiknya dilakukan dengan hati yang riang, agar tulisan yang dihasilkan pun akan cukup menghibur dan bermanfaat bagi banyak orang.  Saat menulis, ada beberapa hal penting yang sebaiknya kita ketahui sehubungan dengan jenis tulisan yang akan kita tulis. Berikut disajikan tips praktis yang bisa Anda lakukan sehubungan dengan aktivitas tulis-menulis. Semoga bermanfaat! Menulis esai/opini dan artikel ilmiah pengetahuan. Menulis adalah suatu proses belajar yang terus menerus dan berkelanjutan. Seorang penulis seharusnya pantang menyerah dan selalu ingin tahu akan hal-hal baru, membuka wawasan dan pikiran akan ide-ide baru yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Ide-ide baru itulah yang akan memotivasi setiap orang untuk terus belajar, berkreasi dan berinovasi di berbagai bidang ilmu yang ditekuni. Saat menulis, biasakan untuk selalu menyisipkan literatur-literatur penting dari berbagai sumber untuk memperkaya isi dari tulisan Anda. Kalau misalnya bisa menemukan narasumber untuk dimintai pendapat, itu malah lebih bagus lagi. Tulisan yang kita tulis sebaiknya bersifat obyektif dan tidak memihak, bersifat netral, sehingga pembaca bebas untuk menilai dari sudut pandang mana pun. Seorang penulis juga harus mampu menjaga kestabilan emosinya, sehingga tulisannya mempunyai nilai rasa yang lebih santun, terlihat lebih obyektif dan enak dibaca. Hindari emosi negatif saat Anda sedang menulis, karena itu akan berpengaruh pada kualitas tulisan Anda, apalagi saat Anda menulis sebuah tulisan opini yang menuntut tingkat keobyektifan cukup tinggi dari penulisnya. Dalam mengetengahkan sebuah artikel tulisan opini, seorang penulis selayaknya mengetengahkan kajiannya dari berbagai sudut pandang, sehingga ia bisa lebih obyektif dalam mempresentasikan isi tulisan yang sedang dibawakannya. Melibatkan emosi pribadi sama sekali tidak dibenarkan, karena penulis yang baik dalam mempresentasikan tulisan-tulisannya haruslah bertindak sebagai pengamat, yang merangkum berbagai sumber literatur, pendapat para tokoh, opini publik, dan juga hasil kajian serupa yang mungkin pernah dibahas dalam tulisan-tulisan penulis lain terdahulu. Penulis sebaiknya memandang segala permasalahan secara obyektif, menilainya secara arif, dan menyajikannya kepada para pembaca dengan sudut pandang yang netral berdasarkan sumber-sumber literatur yang ada dan juga pendapat berbagai macam kalangan. Menulis tulisan ilmiah pun kurang lebih juga sama seperti halnya menulis sebuah tulisan opini. Penulis dituntut secara kreatif mengkombinasikan berbagai macam sumber literatur terdahulu yang ada dengan opini publik, serta mengkajinya lebih lanjut dengan hasil riset terkini sehubungan dengan masalah itu, sehingga dapat ditarik sebuah korelasi antara opini yang berkembang saat ini dengan hasil temuan riset di masa lalu maupun hasil riset terkini. Bisa jadi suatu temuan itu berkorelasi positif atau bahkan negatif dengan opini yang sedang berkembang di masyarakat dewasa ini. Saat opini masyarakat berkorelasi negatif dengan fakta-fakta temuan riset baik hasil riset terdahulu maupun hasil temuan riset terkini, seorang penulis sebaiknya mampu menyajikannya secara apik bahwa segala apa yang menjadi opini masyarakat belum tentu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya berdasarkan ilmu pengetahuan/hasil riset. Ketidaktahuan masyarakat awam akan suatu hal seharusnya dapat memperoleh pencerahan atas hasil-hasil temuan riset yang ada, sehingga opini masyarakat pun dapat diarahkan ke arah yang lebih positif. Tulisan esai/opini yang baik adalah yang mengemukakan suatu wacana atau suatu topik masalah yang sedang tren saat ini yang menjadi fenomena umum di masyarakat. Jadi merupakan pendapat umum dan bukan semata-mata pendapat pribadi. Nah, kajiannya tentu saja berkisar pada pendapat masyarakat umum tadi tentang suatu hal yang kemudian dikupas/ditelaah berdasarkan pemahaman keilmuan di bidang tersebut (didukung data-data riset, pendapat para pakar ahli, literatur-literatur terkait). Dan tentu saja, kajian/telaahnya memang haruslah seobyektif mungkin berdasarkan fakta-fakta yang ada (data, hasil riset, pendapat pakar, sumber dari literatur/buku tertentu, dan sebagainya). Untuk menulis esai/opini dan artikel, rahasianya terletak pada studi pustaka dari buku-buku/jurnal ilmiah/literatur yang sesuai dengan tema esai atau artikel yang akan ditulis. Jadi harus banyak membaca dulu, kemudian baru mulai menulis setelah menemukan poin-poin penting yang bisa memperkaya ide tulisan kita. Opini/pendapat kita tentang sesuatu harus didasari dan didukung pula oleh hasil-hasil penelitian para pakar ahli atau pendapat para peneliti tentang suatu hal yang sedang kita bahas tersebut (bisa ditemukan di berbagai buku/tulisan ilmiah, jurnal ilmiah, majalah, dan sebagainya) atau bahkan wawancara langsung dengan pakar di bidang tersebut.  Jangan lupa mencantumkan cuplikan-cuplikan pendapat para pakar ahli (dari buku-buku, jurnal ilmiah, dan sebagainya) dalam tulisan kita setiap kali kita mengemukakan suatu pendapat atau hipotesis akan suatu hal. Jadi tulisan esai kita lebih ilmiah dan profesional, bukan saja mengemukakan pendapat pribadi kita akan suatu hal, namun pendapat kita akan terlihat lebih obyektif bila didukung pula oleh fakta-fakta yang telah terbukti secara ilmiah menurut hasil penelitian para pakar ahli dan juga para peneliti yang terpublikasi di berbagai jurnal ilmiah, buku, ataupun media massa lain (surat kabar dan majalah, ataupun televisi). Coba saja baca-baca contoh tulisan esai/opini di surat kabar, atau jurnal penelitian ilmiah. Biasanya kalimat pembukaannya adalah tentang opini/pendapat si penulis atau pendapat umum yang ada di masyarakat atas suatu topik. Nah, pendapat itu kemudian diteliti kebenarannya dengan membandingkannya dengan berbagai hasil penelitian/pendapat para pakar ahli (pendapat/penelitian dari para pakar ahli tsb bisa dibaca di berbagai buku, jurnal ilmiah, surat kabar, majalah yang berhubungan dengan topik/tema yang sedang dibahas). Jadi harus studi pustaka dulu, atau kalau misalnya memungkinkan, wawancara dengan pakar di bidang topik/tema yang sedang kita bahas tersebut (misalnya dengan dosen, peneliti, ilmuwan, dan sebagainya yang memang pakar di bidang tersebut). Jadi memang harus banyak baca dan studi pustaka, sehingga esai yang ditulis tidak asal-asalan dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Menulis karya fiksi. Menulis karya fiksi pada dasarnya sama dengan prinsip umum menulis, yaitu mengetengahkan suatu tema yang aktual dan menarik, dengan dibumbui oleh berbagai sumber literatur sebagai pengayaan bahan terhadap materi tulisan yang sedang ditulis. Saat menulis fiksi, seorang penulis boleh melibatkan emosi pribadinya untuk memberikan karakter terhadap tokoh-tokoh cerita yang sedang ditulisnya. Pengolahan emosi juga cukup berperanan dalam memainkan sudut pandang dan penilaian pembaca akan suatu masalah dan konflik yang diketengahkan dalam tulisan fiksi yang sedang ditulis. Tulisan fiksi yang baik, tidak saja melibatkan pengetahuan dan wawasan pribadi si penulisnya, namun juga didasari sejumlah riset mendalam terhadap berbagai sumber literatur demi memperkuat alur cerita, pembentukan opini pembaca, dan juga memperindah karya sebuah tulisan yang sedang ditulis. Untuk memunculkan karakter-karakter protagonis dan antagonis yang terlihat begitu "hidup", Anda pun seharusnya juga belajar ilmu psikologi sehingga bisa menyelami berbagai macam karakter manusia yang ada demi memperkaya isi tulisan Anda, dan memberikan "jiwa" terhadap tulisan cerita fiksi yang sedang Anda tulis. Beberapa penulis bahkan melakukan riset tersendiri mengenai hal ini. Riset tentang karakter tokoh cerita dapat dengan mudah kita lakukan dengan mengamati karakter dan sifat orang-orang di sekitar kita, entah itu teman, rekanan, kenalan, hingga orang asing yang sama sekali tidak kita kenal. Untuk dapat menyelami dan memperkaya khasanah pengetahuan kita akan karakter manusia, selain ditempuh dengan membaca buku-buku, juga dapat diperoleh dengan banyak bergaul dan berinteraksi sosial, baik di dunia nyata maupun di jagat maya. Karakter orang bisa sangat beragam tergantung dari latar belakang sosial, pendidikan, budaya dan adat lokal yang berlaku di suatu daerah atau yang berlaku di suatu bangsa. Karakter sifat seseorang di satu pulau bisa jadi sangat berbeda dengan karakter orang di pulau yang lain, bahkan karakter orang di satu kota atau di satu desa bisa jadi sangat berbeda dengan karakter orang di kota atau desa yang lain. Terlebih lagi bila kita membandingkan dan melakukan studi terhadap karakter orang di berbagai macam negara, tentu kita akan menemukan banyak hal unik dan menarik yang bisa kita gunakan untuk memberikan "jiwa" pada masing-masing karakter tulisan kita. Tulisan pendek semacam cerpen, biasanya tidak terlalu detil menampilkan karakter dari para tokohnya, sementara tulisan panjang seperti novel, biasanya secara detil menampilkan satu demi satu karakter tokoh cerita, sehingga cerita yang disajikan dapat lebih hidup, dan pembaca pun akan terhanyut menghayati kisah cerita yang ditulis dalam novel tersebut. Itulah sebabnya novel dan cerpen yang baik adalah novel dan cerpen yang ditulis dengan menyisipkan hasil-hasil riset kita di lapangan maupun kumpulan kajian riset ilmiah para ahli untuk memperkaya dan memperindah kualitas tulisan kita. Sehingga tidak terlalu mengherankan kalau seorang novelis terkenal bahkan membutuhkan waktu yang cukup lama hanya untuk menyelesaikan sebuah tulisan novel saja, karena ia membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk melakukan riset dan kajian mendalam demi memperkaya materi tulisannya sekaligus menghidupkan tokoh-tokoh cerita dan jalan cerita yang dikisahkan dalam karya novelnya tersebut. Penulis fiksi yang tergesa-gesa menghasilkan sebuah karya fiksi tanpa riset yang mendalam, biasanya hanya akan menghasilkan karya yang biasa-biasa saja dan bukan karya yang fenomenal dan disukai para pembaca. Sastra identik dengan keindahan dan kesantunan dalam berbahasa, selain juga melibatkan kesantunan dalam berpikir, menelaah dan menuangkannya dalam bentuk tulisan sehingga enak dibaca oleh para pembacanya. Proses kreatif menulis. Seorang penulis bisa mempunyai beragam cara dan pemilihan waktu yang tepat untuk menulis. Hal ini sangat penting artinya, karena kegiatan menulis membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi dan juga kestabilan emosi yang baik. Kegiatan menulis biasanya juga berkaitan dengan jadwal kegiatan rutin penulisnya yang bisa sangat beragam, tergantung kesibukan dan aktivitas kesehariannya. Ada seorang penulis yang biasa menulis setidaknya 1 jam sebelum tidur, dan 1 jam setelah sholat subuh secara rutin. Ada pula yang memanfaatkan waktunya hampir seharian untuk menulis, bila ia seorang penulis profesional yang memang berkarir di bidang kepenulisan. Bagi yang baru memulai belajar menulis, sebaiknya kalau bisa mengusahakan menulis lebih dari 1 jam setiap hari, malah lebih bagus. Anda tidak perlu kuatir tulisan Anda jelek di saat-saat awal Anda mulai belajar menulis, karena menulis adalah sebuah proses, dan secara bertahap skill menulis Anda bisa dibenahi sedikit demi sedikit setelah dilakukan pembacaan dan perenungan ulang. Maka mulailah untuk menyukai menulis. Untuk dapat menulis dengan baik, Anda pun harus banyak membaca, karena kegiatan menulis tidak dapat dipisahkan dengan ketekunan Anda dalam membaca demi mengumpulkan ide-ide dan materi kepenulisan. Pembacaan ulang sebaiknya perlu dilakukan berulang kali sebelum Anda benar-benar yakin bahwa tulisan Anda memang layak untuk dipublikasi. Hindari terlalu banyak salah ketik, penulisan dengan cara menyingkat kalimat, atau kesalahan dalam ejaan dan penulisan tanda baca. Mari semarakkan khasanah kepenulisan Indonesia dengan karya-karya tulisan yang bermanfaat bagi masyarakat baik dalam lingkup nasional maupun internasional, dengan membawa nama baik bagi bangsa kita, bangsa Indonesia di jagat kepenulisan internasional. Perkenalkan branded made in Indonesia di karya-karya tulisan kita yang terpublikasi. Mari semangat untuk menulis! [caption id="attachment_171119" align="aligncenter" width="475" caption="Jangan buyarkan konsentrasi Anda saat menulis dengan berbagai aktivitas lain. Ilustrasi sumber: inkygirl.com"]

13292638491851975490
13292638491851975490
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun