Mohon tunggu...
Hary Hermawan
Hary Hermawan Mohon Tunggu... Dosen - Seorang yang mencoba menjadi blogger. Menjadikan Blogging sebagai media untuk berbagi dan beramal.

Hary Hermawan, seorang yang mencoba menjadi blogger. Menjadikan Blogging sebagai media untuk berbagi dan beramal. www.haryhermawan.com.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sego Tiwul, Makanan Khas Gunung Kidul yang Melegenda

24 Juli 2019   09:51 Diperbarui: 24 Juli 2019   16:31 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menelusuri memori masa lalu, masih terngiang lagu campursari dengan judul Tiwul Gunung Kidul, mahakarya lagu yang begitu indah. Satiap baris syair dan melodinya yang dilantunkan seakan-akan mampu membawa kita untuk menyibak eksotisme Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Lagu ini sukses mengenalkan sebuah maskot kuliner yaitu Sego Tiwul (Nasi Tiwul) yang merupakan makanan asli Kabupaten Gunungkidul.

Sebenarya masih banyak lagi makanan khas dari daerah ini, Akan tetapi, tiwul makanan yang berbahan dasar olahan singkong ini adalah yang sangat iconik.

 Tiwul menjadi identitas Kabupaten Gunungkidul dan sangat melegenda di berbagai daerah. Selain kelezatanya yang menggoda, ternyata sego tiwul menyimpan sejarah panjang. 

Sego tiwul pada zaman penjajahan dahulu merupakan makanan inferior (pengganti nasi), makanan masyarakat pribumi yang dimakan bersama lauk pauk. 

For your information : zaman dahulu beras (nasi) adalah makanan mewah, karena kelangkaanya menjadikanya hanya mampu dimakan oleh masyarakat golongan kelas atas. 

Menanam padi pada zaman jauh lebih sulit dari pada sekarang. Varietas bibit yang masih primitif menjadikan masa panen yang sangat lama ditambah juga berbagai jenis hama yang belum mampu diatasi.

Tiwul yang berbahan dasar singkong adalah makanan yang paling umum dimakan masyarakat pada masa itu, selain nasi jagung. Karena singkung lebih mudah ditanam daripada padi, terutama di daerah gersang seperti Gunungkidul pada masa itu. Nasi  Tiwul dibuat melalui berbagai proses. 

Mulai dari mengupas kemudian menjemur singkong sampai kering hingga menjadi gaplek (singkung kering minim kadar air). Kemudian gaplek ditumbuh menjadi halus kemudian dikukus hingga matang. 

Penyajian tiwul secara umum biasanya disajikan dengan taburan parutan kelapa, saat ini variasi penyajianya sudah lebih bervariasi, dengan berbagai lauk pauk pendukung, seperti ayam bakar, tempe penyet dan sebagainya.

 Makanan yang memiliki rasa sedikit manis dan beraroma alami singkong, serta bertekstur  pulen menggumpal ini menjadi sensasi tersendiri. 

Selain resanya yang lezat, Nasi Tiwul dipercaya memiliki kandungan kalori yang lebih rendah dari nasi dan sangat cocok untuk membantu diet.

Dahulu makanan inferior, saat ini Sego Tiwul telah berubah menjadi makanan superior, dan menjadi identitas kebanggaan bagi masyarakat serta icon wisata Kuliner Gunungkidul. 

Sego tiwul sangat mudah dijumpai dipasaran mulai dari pasar tradisonal sampai dengan restoran-restoran mewah di destinasi wisata, khususnya Kabupaten Gunungkidul. Tambahan informasi lagi, saat ini juga telah tersedia tiwul instan  bagi Anda yang merindukan makan sego tiwul namun tidak sempat membuatnya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun