Mohon tunggu...
Titi Haryati
Titi Haryati Mohon Tunggu... -

Sampit/Kotim/Kalimantan Tengah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ibu dan Hari Ibu

22 Desember 2017   09:50 Diperbarui: 22 Desember 2017   12:41 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi-pagi di tv topiknya hari  Ibu, di Fb ngingetin postingan tahun lalu juga tentang hari ibu, dan di group WA pada diskusi boleh apa tidaknya perayaan hari ibu. Dalam hal ini saya mencoba melihat dari sudut pandang yang lain jika hanya di debatkan jangan sampai lupa dengan ibu kita. heheehe

Kita refleksikan saja, jika kita sebagai anak ingatlah sebanyak apa connecting kommunikation apa hanya bertanya apa kabar atau menceritakan mimpi dan harapan bersama dengan penu kasih dan sesering apa. 

Jika kita sebagai ibu sudahkah kita memberikan waktu yang berkualitas dengan menjadi teman, sahabat atau ibu secara utuh yang memberikan kasih sayang sebagai teladan yang baik. Jika sebagai istri sudahkah kita menjadi sebaik-baiknya perempuan sebagai peran dan fungsinya taat kepada suami. 

Jika kita sebagai suami sudahkah anda memuliakan perempuan ( read : istri) tanpa mematahkan hatinya sekalipun, dan jika sebagai ayah sudahkah anda menghargai istri dan anak-anak perempunya dan perempuan-perempuan di luar sana. Ini semua tidak sederhana.

Hal-hal lainya berkaitan dengan profesi juga tidak perlu di ributkan mana yang lebih baik antara perempuan sebagai ibu rumah tangga atau perempuan sebagai ibu dengan karier yang gemilang. Saya tekankan ini adalah sebuah pilihan bukan haram dan halalnya.

Mengutip dari menteri keuangan sri mulyani mengatakan "Karena dunia ini bergerak sangat dinamis, apapun peran Anda pasti akan bisa menumbuhkan dan menyumbangkan lebih positif terhadap perekonomian, dalam dunia rumah tangga, bahkan sampai masalah politik, hukum, dan sosial"

Sedangkan peran perempuan sebagai ibu rumah tangga harus kita apresiasi karena ini juga sebuah pengabdian. Sedangkan ibu yang berada di ranah publik semoga tetap menginspirasi dengan tetap menjadi ibu yang baik.

Penutup, uncapan kerinduan kepada Ibu

Ibuku ibu pertiwi yang kasihya tak pernah kering seperti air, seperti tanah dengan suburnya, seperti besi dengan kekuatanya, seperti kapas dengan keiklasanya, seperti cahaya yang terang benderang, seperti malam dengan khusyuanya, apalagikah itu yang takan habis bentuk pengungkapanya.

TITI HARYATI

KOHATI PB HMI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun