Mohon tunggu...
Haryanto Chandra
Haryanto Chandra Mohon Tunggu... -

sangat suka bersepeda dan kegiatan luar ruang lainnya. Suka membaca, mendengarkan musik tidak begitu maniak nonton film, bergaul dengan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yuk, Nonton Jathilan...!!!

25 Juni 2010   03:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:18 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang belum mengenal kesenian jathilan ? tampaknya bagi mereka yang tinggal di daerah Yogya, Jawa Tengah dan sekitarnya kesenian ini sudah sering mereka lihat terutama jika ada perayaan-perayaan tertentu baik yang di selenggarakan oleh perorangan maupun oleh instansi. Jathilan sendiri merupakan kesenian tari dengan menggunakan kuda kepang yang di mainkan oleh enam orang yang menyatukan tarian itu sendiri dengan kekuatan magis. [caption id="attachment_176893" align="alignnone" width="300" caption="kuda kepang"][/caption] Asal usul kata jathilan sendiri adalah berasal dari bahasa jawa yaitu "jan" yang berarti amat dan "til-tilan" yang berarti banyak gerak. Asal muasal tarian ini sendiri pun konon merupakan bentuk apresiasi dan dukungan rakyat terhadap perjuangan Pangeran Diponegoro dan pasukan berkudanya menghadapi kolonial belanda. Versi lain menyebutkan bahwa tarian ini mengisahkan tentang latihan perang pasukan Mataram untuk menghadapi kolonial belanda saat berkuasanya Sri Sultan Hamengku Buwono I. Untuk mengiringi kesenian ini biasanya di butuhkan gamelan yang terdiri dari drum, kendang, kenong, gong dan slompret sejenis suling namun dengan bunyi yang melengking. Setiap pertunjukan jathilan selalu di warnai dengan kekuatan magis yang biasanya terjadi pada para pemainnya dalam bentuk trance atau kesurupan, jadi dalam setiap pergelaran seni jathilan wajib hukumnya untuk membawa seorang personil yang bertugas sebagai dukun / pawang, yang mempunyai tugas untuk mengendalikan jalannya kesenian ini dan "mengendalikan" roh halus yang merasuki tubuh pemain-pemain seni jathilan. [caption id="attachment_176908" align="alignnone" width="300" caption="kesurupan"][/caption] [caption id="attachment_176919" align="alignnone" width="300" caption="Sang Pawang"][/caption] Untuk dapat menikmati kesenian ini biasanya di daerah wisata kaliurang yogya yaitu tlogo putri rutin di tampilkan, jadi jika sekiranya pembaca sedang liburan ke yogya dan mampir ke kaliurang jangan lupa menyempatkan melihat kesenian jathilan ini, inilah kebudayaan asli Indonesia, jangan cinta kebudayaan kita hanya sesaat pada saat ramai di perbincangkan karena telah di akui negara lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun