"Bagaimana menurutmu kebaya ini, Dre? Cantik enggak?" Tanyanya kepadaku.
Sudah dua jam kami berdua mengelilingi pasar Tanah Abang, mencari kebaya pernikahan. Sebagai laki-laki, mungkin aku terlalu penurut. Mau-maunya dengan setia mengikutinya pindah dari satu toko ke toko yang lain. Pegal juga rasanya kakiku ini. Nyaris seperti mati rasa. Entah gadis di sampingku ini, merasakan hal yang sama atau tidak? Kulihat wajahnya sehat-sehat saja dan tak terlihat lelah. Malah asik dari tadi memilih-milih baju yang berjajar rapi di setiap toko. Perempuan, jika sudah hobi belanja seluas apapun dunia tetap akan dijelajahi, asal ada uang.
"Aduh! Dre, kayaknya yang kebaya pink kombinasi gold lebih bagus deh," ucapnya lagi. Dia mulai bimbang.
Aku melirik sekilas. Ya, memang cantik apalagi jika kamu yang pakai Diana.
"Mbak, tolong ambilin yang di ujung itu," pintanya. "Dre, tolong kamu pegang yang aku bawa ini. Aku mau coba kebaya itu."
Aku pun mengambil alih empat kebaya dari tangannya. Sedangkan Diana, dengan santainya berjalan meninggalkanku seorang diri menuju ke dalam toko untuk mencoba kebaya yang berwarna pink tadi.
Hah, aku harus mengelus dada, menghadapi sifat manja dan egois gadis satu ini. Dan, kenapa pula aku harus kepincut dengannya. Karena dia cantik, pintar, keturunan orang kaya, dan berbagai pesona lain yang ada pada dirinya hingga sampai detik ini membuatku tak mau melirik wanita lain. Sungguh, Tuhan telah menancapkan cinta sejatiku untuk Diana seorang. Hingga, aku layaknya merpati putih yang hanya bisa mencintai pasanganya tanpa mampu berpaling.
"Ayolah Dre, berikan pendapatmu?" Rengkeknya, membuat tanganku gemes ingin mencubit kedua lesung pipinya yang mengoda itu.
"Semuanya bagus Diana. Cocok untukmu, kamu beli saja semua kebaya ini. Nanti aku yang bayar," ucapku spontan. Dia cemberut tak puas dengan ucapanku.
"Iya... Semua memang bagus. Tapi, bukan berarti aku harus beli lima kebaya ini. Mas Dito bisa marah nanti."
"Lalu, kenapa kamu tak minta Dito saja yang menemanimu memilih baju? Malah ngajakku yang jelas bukan pendamping pernikahanmu," kataku cemburu.