“Clek” Eva dan teman-temannya mematikan motor mereka, akhirnya mereka sampai di rumah Rico yang dekat dengan perumahan Eva dan Sena. Tampak di halaman rumah terlihat sesosok wanita cantik berumur 35 sedang bermain dengan anak perempuan berambut panjang. Mereka pun berjalan menuju rumah Rico. Sesaat mereka sampai, wanita cantik tersebut menyambut mereka dengan ramah dan mempersilahkan mereka masuk ke rumah.
Mereka tampak bertanya-tanya siapa wanita tersebut, apakah ibunya Rico, pikiran tersebut terlintas sesaat dipikiran mereka. Karena Rico tak kunjung menemui mereka Evapun mengambil majalah yang ada fotonya Rico di tasnya untuk membacanya sebentar sambil menunggunya.
Eva dan Nena memandangi foto Rico di majalah itu. Mereka berdua langsung terpanan dengan foto Rico yang seperti dikatakan Rojak, benar Rico nampak bukan seperti yang ia kenal. Rojakpun juga ingin tahu hasilnya kemudian ikut melihat majalah itu.
Saat mereka asik melihat majalah itu, terdengar suara orang sedang berjalan ke arah mereka. Sena yang mengetahui hal itu langsung meminta mereka bertiga untuk menutup majalah itu dan duduk dengan sopan. Sayang karena terlalu asik membaca dan kaget dengan permintaan Sena yang mendadak mereka tidak sempat menutup majalah tersebut.
“Hai teman-teman sorry lama nunggu aku lagi berbincang dengan Papa ku tadi” Sapa Rico riang. “Kenalin ini Papa ku, terus 2 wanita cantik yang kalian lihat tadi Mama dan Adikku”
Merekapun memperkenalkan diri mereka masing-masing ke keluarga Rico, Eva memuji kecantikan ibu Rico yang masih terlihat lebih muda dari usianya. Dan iapun jadi tersipu malu. Eva terkejut dengan perkataan ibunya Rico jika ia dulu adalah seorang pramugari di maskapai ternama. Eva pun meminta nomor ibunya Rico untuk meminta arahan ke beliau karena ia ingin menjadi pramugari kelak.
Sena tampak asik bermain dengan Tania, yang ternyata mereka sama-sama menyukai bunga mawar dan coklat. Tania berlari ke kamarnya kemudian kembali ke ruang tamu untuk meminta Sena merangkaikan bunga mawar plastik menjadi flower clownyang cantik untuknya. Setelah menunggu cukup lama akhirnya flower clowncantik telah jadi. Sena pun memakaikannya ke kepala Tania. Ia senang dan menunjukannya ke kakaknya yang sedang berbincang asik dengan Rojak, Nena dan Papanya. Rico hanya tersenyum dan mengelus lembut rambut adiknya itu.
Karena tak ingin menganggu waktu belajar mereka. Ayah Rico pun mengajak istri dan anak perempuannya untuk beristirahat ke kamar. Apalagi nanti mereka ingin menjengkuk saudaranya yang tinggal di Jogja. Sesaat pandangan Papa Rico tertuju ke majalah yang nampak seseorang yang tak asing, ia pun mengambil majalah itu dan membawanya.
Muka Rico mendadak was was dan cemas melihat Papanya mengambil majalah itu. Ia berusaha untuk menyembunyikan kecemasannya itu dihadapan teman-temannya. Ricopun meminta teman-temannya untuk memulai belajar. Pikirannya kalang kabut tidak dapat menerima penjelasan jawaban soal dari Nena. Iapun meminta Bibi Nanik untuk menyiapkan makanan dan minuman untuk teman-temannya.
Nena tampak heran dengan Rico yang tidak bisa fokus. Iapun meminta Rico untuk berhenti sejenak dari belajar. Saat Bibik Nanik meletakan makanan dan minumannya diatas meja mereka, ia berbisik ke telinga Rico “Den, dipanggil Bapak” katanya dengan lirik dan tak terdengar oleh teman-temannya. Jantungnya semakin tidak karuan dan berdetak jauh lebih kencang, perasaan takutnya mulai memuncak, iapun kemudian masuk kedalam dengan perasaan pasrah. Sebelum masuk ia sempatkan diri untuk pergi sebentar.
Sudah 10 menit berlalu Rico belum kembali. Mereka berempat tak curiga apapun dan tetap fokus dengan belajar. Sena meminta tolong ke Nena untuk menemaninya ke toliet sebentar. Mereka pun pergi meninggalkan Eva dan Rojak yang sedang asik dengan soal mereka.