Mohon tunggu...
S. Haryani C.
S. Haryani C. Mohon Tunggu... Penulis - A Freelance Writer

DM for Collaborate Artikel, Esai, Puisi, Narasi, dan Notulen Pertemuan 📍 Surabaya, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bagaimana Cara Meluruhkan Ego?

11 September 2020   09:04 Diperbarui: 11 September 2020   08:52 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: unsplash.com


Ego adalah identitas. Ego membuat Anda berbeda satu dengan yang lainnya. Ego bisa diciptakan oleh diri sendiri dan masyarakat. Setiap pikiran dan tindakan menunjukkan siapa diri Anda. Segala sesuatu yang Anda tunjukkan di masyarakat, masyarakat akan menerima dan mulai membalas seperti yang Anda tunjukkan.

Anda ingin orang-orang mengenal Anda sebagai orang baik, setiap hari Anda akan membantu mereka atau mengambil peran dalam setiap momen di masyarakat. Tapi, jika masyarakat membuat Anda tidak bertanggung jawab atas pekerjaan Anda, masyarakat akan menilai Anda sebagai orang buruk. Masyarakat memiliki peran besar dalam hidup Anda. Itulah yang menciptakan ego Anda.

Lalu, apa jadinya jika Anda sendirian, tidak ada orang di sekitar Anda? Apakah Anda takut? Apakah Anda merasa sakit hati dan menderita?

Ketika Anda sendirian itu berarti tidak ada lagi ego. Ego tidak bisa eksis tanpa masyarakat. Tidak ada tanah, tidak ada yang bisa bertumbuh. Kebaikan Anda tidak mungkin ada. Juga sifat buruk Anda tidak mungkin ada. Keduanya berada di level yang sama saat Anda sendirian. Citra diri Anda tidak dapat dilihat. Dalam kesendirian, semua yang Anda ketahui tentang diri Anda akan hancur satu per satu.

Anda akan menjadi gila. Anda tidak tahu siapa Anda. Anda melepaskan identitas dan kepribadian yang telah Anda bangun berkali-kali sebelumnya. Anda menghancurkan bangunan Anda. Anda akan merasa takut, sakit hati, menderita, karena ini, Anda memilih untuk sendiri.

Ketika Anda sendiri dan kemudian Anda merasa takut, apa yang harus Anda lakukan?

Tidak ada yang bisa dilakukanAnda tidak bisa lari untuk ini. Anda harus menyadari segala sesuatu yang terjadi. Biarkan saja itu terjadi. Rasakan sakitnya, rasakan kegelapan, rasakan semua rasanya (sense). Jujurlah pada diri Anda sendiri. Tidak perlu ada yang ditutupi. Telanjanglah. Tidak ada yang tahu. Anda sendirian.

Anda akan merasakan seolah-olah Anda akan mati. Tidak apa-apa, rasakan saja! Proses setiap orang bisa berbeda. Anda harus menerima ini. Tidak perlu ada penyangkalan. Semakin banyak disangkal, semakin lama waktu yang Anda perlukan untuk menyelesaikan proses ini. Lakukan proses ini sebagaimana adanya. Jangan curang! Jangan lakukan apapun. Rasakan saja rasa (sense) yang datang.

Jangan melafalkan atau melantunkan mantra dalam agama Anda untuk menghilangkan ketidaknyamanan tersebut. Itu akan datang lagi dengan rasa sakit yang sama. Anda tidak menyelesaikannya dengan baik. Jadi, Anda harus mengulanginya suatu kali.

Mengapa Anda tidak disarankan melafalkan atau melantunkan mantra dalam agama Anda?

Karena Anda tidak tahu mengapa Anda merasakan sakit. Anda tidak tahu bagian dari diri Anda yang sedang disembuhkan. Anda tidak menyadari apa yang Anda pikirkan dan lakukan sampai Anda mendapatkan efek ini. Anda akan mengandalkan mantra. Itu tidak mendewasakan diri Anda. Ini belum membuat Anda menjadi manusia yang berkesadaran.

Anda tidak perlu melakukan apapun. Biarkan Tuhan bekerja pada diri Anda untuk memberi Anda pengertian dan pemahaman atas apa pengalaman Anda. Anda hanya seorang saksi. Otak Anda berfungsi sebagai observer, lalu hubungkan dengan rasa Anda.

Jika Anda dapat menyelesaikan proses Anda itu artinya Anda terlahir kembali. Tingkat kesadaran Anda akan meningkat. Anda mengerti bahwa kegelapan sebelumnya adalah bagian dari diri Anda dan Anda membiarkannya pergi. Anda meluruhkan ego Anda. Anda berhasil! Selamat! Anda lebih mencintai diri sendiri, lebih dalam dan lebih intim.

Penulis S. Haryani C. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun