Mohon tunggu...
Harris Aryadin
Harris Aryadin Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Penulis Freelance

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengenal Jewawut, Tanaman Alternatif sebagai Pengganti Padi yang Kaya akan Nutrisi!

12 Juli 2024   20:13 Diperbarui: 12 Juli 2024   20:32 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budidaya jewawut tidak memerlukan teknologi tinggi atau biaya yang besar, sehingga cocok untuk petani di berbagai kondisi ekonomi. Berikut adalah langkah-langkah dasar dalam budidaya jewawut:

Pengolahan Tanah: 

Terdapat beberapa metode pengolahan tanah yang bisa digunakan untuk budidaya jewawut, yaitu olah tanah konvensional seperti membuat bedengan, olah tanah minimum untuk tanah yang subur dan gembur, dan tanpa olah tanah. Pemilihan metode tergantung pada kondisi lahan dan preferensi petani.

Penanaman: 

  • Jewawut dapat ditanam secara tumpangsari dengan tanaman lain seperti tanaman padi atau ditanam sendiri. 
  • Benih jewawut tidak perlu disemai terlebih dahulu dan bisa langsung ditabur di lahan yang telah disiapkan.
  • Jarak tanam yang dianjurkan untuk jewawut adalah 75x20 cm atau 70x25 cm, untuk memastikan setiap tanaman mendapatkan ruang yang cukup untuk tumbuh.
  • Kebutuhan benih jewawut adalah sekitar 8-15 kg per hektar.

Perwatan dan Pemeliharaan: 

Perawatan dan pemeliharaan tanaman jewawut sama halnya pada tanaman yang lainnya. Ia membutuhakan berbagai perawtan dan pemeliharaan dibawah ini: 

  • Pemberian Ajir: Pemberian ajir atau penyangga diperlukan pada beberapa kondisi untuk mencegah tanaman roboh, terutama jika tanaman tumbuh tinggi.
  • Penyulaman: Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tumbuh tidak normal agar populasi tanaman tetap optimal.
  • Penyiraman: Penyiraman perlu dilakukan secara rutin terutama pada masa awal pertumbuhan untuk memastikan tanaman mendapatkan cukup air.
  • Penyiangan: Penyiangan gulma secara berkala sangat penting untuk menghindari persaingan nutrisi antara tanaman utama dan gulma.
  • Pemupukan: Pemupukan yang tepat diperlukan untuk memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup. Pemupukan bisa dilakukan dengan pupuk organik atau anorganik, tergantung pada kondisi tanah.
  • Pemangkasan: Pemotongan tunas-tunas yang tidak produkstif.
  • Pengendalian Hama dan Penyakit: Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara teratur dengan cara alami atau menggunakan pestisida nabati jika diperlukan.

Panen dan Pasca Panen:

Tanaman Jewawut dapat dipanen setelah mencapai kematangan optimal. Rata-rata umur tanaman jewawut adalah 70-80 hari setelah tanam. Proses panen dapat dilakukan dengan cara memotong tanaman dan kemudian memisahkan biji dari tangkainya. Setelah dipanen, biji jewawut harus dikeringkan hingga kadar airnya cukup rendah untuk disimpan. Penyimpanan yang baik diperlukan untuk mencegah kerusakan biji.

Pengolahan dan Pemanfaatan Jewawut

Sama halnya dengan tanaman padi, jewawut juga bisa diolah menjadi berbagai bentuk makanan seperti nasi jewawut, tepung jewawut, bahkan daun jewawut dapat digunakan sebagai pakan ternak.

Jewawut menawarkan banyak manfaat dan keunggulan yang membuatnya layak dipertimbangkan sebagai alternatif pengganti padi. Dengan kandungan nutrisi yang kaya, kemampuan tumbuh di kondisi ekstrem, dan proses budidaya yang relatif mudah, jewawut memiliki potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Semoga artikel ini bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun