Indonesia kembali tanpa wakil di babak semifinal turnamen BWF World Tour China Master 2023, setelah dua wakil yang tersisa terhenti dibabak perempatfinal.
China Master 2023 merupakan salah satu turnamen BWF World Tour super 750. Turnamen bulu tangkis tersebut berlangsung di Shenzhen, China, mulai 21 November hingga 26 November 2023, dan berhadiah total sebesar 1.000.000, dolar Amerika Serikat.
China Master Master 2023 juga merupakan bagian dari kualifikasi bulu tangkis untuk Olimpiade Musim Panas di Paris, Prancis 2024.
Dua wakil Indonesia yang bertanding pada babak perempatfinal turnamen bulutangkis China Master 2023, gagal melaju ke babak semifinal.
Pasangan ganda putra, Leo Rolly Carnando dan Daniel Martin harus mengakui keunggulan ganda putra India, Satwiksairaj Rankireddy dan Chirag Shetty yang merupakan unggulan satu pada turnamen ini.
Leo/Daniel menyerah dalam dua game langsung  atas ganda putra India tersebut, dengan skor 16-21, dan 14-21. Kekalahan ini semakin memperlebar rekor pertemuan atas kedua ganda putra tersebut menjadi 0-4 untuk Satwiksairaj Rankireddy dan Chirag Shetty.
Hal serupa dialami oleh pasangan ganda putra Indonesia Pramudya Kusuma Wardana dan Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Ganda putra yang saat ini berada diperingkat ke 19 dunia tersebut, harus takluk atas ganda putra China, Chen Bo Yang dan Liu Yi dengan skor 18-21, dan 19-21.
Dengan hasil ini, Indonesia kembali tanpa wakil di turnamen BWF World Tour badminton China Master 2023, sekaligus memastikan Indonesia kembali keluar tanpa gelar.
Dari 6 turnamen BWF World Tour super 750 yang diselenggarakan pada musim ini, Indonesia hanya mampu meraih dua gelar juara lewat sektor tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie.
Anthony Sinisuka Ginting berhasil meraih gelar pada turnamen Singapore Open 2023, dan Jonatan Christie berhasil meraih gelar pada turnamen Prancis Open 2023.
Sedangkan untuk sektor ganda putra sendiri, Indonesia hanya mampu meraih runner up Denmark Open 2023 dan Prancis Open 2023 lewat pasangan Muhammad Shohibul Fikri dan Bagas Maulana.
Hasil ini menunjukkan bahwa adanya terjadi kemunduran prestasi maupun regenerasi Indonesia terhadap cabang olahraga bulutangkis. Bahkan pada level majorpun, atlet bulutangkis Indonesia tidak berhasil meraih hasil yang maksimal.
Hal ini harus menjadi perhatian khusus bagi PBSI untuk mengembalikan kedigdayaan Indonesia pada cabang olahraga bulutangkis.
PBSI seharusnya melakukan evaluasi menyeluruh serta mendalam terhadap atlet maupun manajemennya, Apalagi tahun depan merupakan pesta olahraga Dunia (Olimpiade), jangan sampai cabang olahraga bulutangkis yang merupakan harapan Indonesia untuk meraih medali, kembali gagal menyumbangkan medali seperti pada waktu Asian Games kemarin.
