Mohon tunggu...
Haryadi
Haryadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Latar Pemikiran Risalah Islam Berkemajuan

7 April 2023   22:00 Diperbarui: 1 Juli 2023   17:13 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yogyakarta_Pengajian Ramadhan 1444 H Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), digelar dilantai  Masjid KH Ahmad Dahlan UMY pada rabu (5/4/2023). Pengajian yang dirangkai dengan buka puasa Bersama menghadirkan ketua pimpinan pusat Aisyiyah, Dr. Hj. Siti Aisyah, M.,Ag.

Segenap pejabat struktural dan dosen UMY antusias mengikuti pengajian Ramadhan 1444 H secara offline dan online. Adapun pemaparan dari  Dr. Hj. Siti Aisyah, M.,Ag. Mengenai Risalah  Perempuan Berkemajuan(RPB).

Risalah Perempuan Berkemajuan, merupakan sebuah dokumen hasil dari Muktamar 'Aisyiyah ke 48 di surakarta pada November 2022 sebagai lanjutan dari Mukatamar 47 di makassar. Perumusan Risalah Perempuan Berkemajuan sendiri menurut Nyai Aisyiah disusun dengan tiga latar pemikiran.

Pertama, spirit kelahiran 'Aisyiyah yang dilandasi nilai-nilai dasar Islam tentang kesetaraan dan kemajuan perempuan di tengah-tengah keterbatasan akses perempuan, mendorong dan memberi kesempatan perempuan untuk maju dalam seluruh aspek kehidupan.

Kedua,dinamika 'Aisyiyah selama lebih dari satu abad yang digerakkan oleh para perempuan, merepresentasikan gerakan Islam dakwah amar makruf nahi mungkar dan tajdid; gerakan perempuan yang berpikiran maju dan berperan aktif dalam seluruh aspek kehidupan; gerakan praksis sosial, gerakan amal usaha; serta berperan dalam kehidupan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta.

Ketiga,berbagai dokumen pandangan ideologis persyarikatan tentang perempuan yang disusun sesuai tuntutan zamannya, perlu dikontekstualisasikan dan dikembangkan sejalan dengan kompleksitas kemajuan jaman

 Naskah Risalah Perempuan Berkemajuan sebagai wujud aktualisasi dan kehadiran 'Aisyiyah untuk menjawab masalah dan tantangan zaman bagi dunia perempuan sejalan dengan pandangan islam," ungkapnya.

Dalam pandangan Muhammadiyah, perempuan menempati posisi mulia setara dengan laki-laki. Keduanya memiliki tanggung jawab sebagai hamba dan khalifah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan memakmurkan semesta, serta pelanjut risalah dakwah. Hal tersebut termuat dalam al-Qur'an surat al-Hujurat (49) ayat 13, surat at-Taubah (9) ayat 71, surat an-Nisa' (4) ayat 32 dan 124, surat Ali 'Imran (3) ayat 190-195, serta surat an-Nahl (16) ayat 97.

"Spirit ayat tersebut dan ayat-ayat lain yang senada telah mendorong para perempuan untuk meraih ilmu pengetahuan dan teknologi, berkiprah di ruang publik, mengaktualisasikan segenap potensi fikir, zikir, dan amal, mengukir peradaban di seluruh aspek kehidupan, untuk mewujudkan masyarakat dan bangsa yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat," tegas Nyai.

Dalam kesempatan tersebut Nyai Aisyiah juga mengungkapkan bahwa masalah gender memang sudah terbukti selesai di Muhammadiyah sejak 1937 pada masa ayahanda KH Ahmad Dahlan, tetapi masalahnya realitas dalam masyarakat masih ada hal-hal yang perlu untuk  diedukasi terutama dikalangan masyarakat islam sendiri, kadang-kadang memahami ayat Al-Qura'an secara tekstual sehingga seolah-olah kedudukan perempuan itu berbeda.

Haryadi Agust Karya

Dosen: Dr. Subkhi Ridho

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun