Mohon tunggu...
Pak STO
Pak STO Mohon Tunggu... -

Salesman | penikmat dan pencinta bola | menyukai pariwisata | suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Event "Aneh" Bernama "Wisata Kalsel Travel Fair 2018"

7 Maret 2018   18:03 Diperbarui: 8 Maret 2018   19:46 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pembukaan WKTF 2018 di Banjarmasin (sumber : banjarmasin.tribunnews.com)

Promosi Kalsel Dinilai Kurang Efektif, demikian judul sebuah liputan pada  Harian Kompas edisi Minggu, 4 Maret 2018 lalu. Seorang dosen Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat  (ULM) Banjarmasin, Arief Budiman mengomentari pelaksanaan event Wisata Kalsel Travel Fair 2018. Arief menilai promosi wisata Kalsel melalui Wisata Kalsel Travel Fair tidak efektif karena digelar di Banjarmasin.

"Konsep event itu kurang tepat, karena jualannya (promosi) di 'kandang sendiri.' Semestinya event promosi wisata dilakukan di luar daerah. Dengan begini, target pasti tidak akan tercapai," katanya.  Dalam dunia pemasaran ada istilah targeting, sehingga kegagalan penentuan target akan berakibat kegagalan dalam strategi dan perencanaan. "Promosi wisata penting, tapi promosinya harus di luar daerah," ujarnya.

Selain berpromosi, menurut Arief, pemerintah dan pelaku usaha wisata perlu terus mengembangkan destinasi yang ada. Dengan demikian, destinasi-destinasi itu lebih menarik, bahkan bisa menciptakan destinasi baru.

Pada tanggal 2-4 Maret 2018, Pemprov Kalsel menggandeng ASITA (Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies) mempromosikan wisata Kalsel melalui Wisata Kalsel Travel Fair (WKTF) 2018 di sebuah pusat perbelanjaan di kota Banjarmasin.

Acara yang dibuka Gubernur Kalsel itu konon akan menjadi agenda tahunan. Kepala Dinas Pariwisata Kalsel Heriansyah  seperti dikutip Harian Kompas mengatakan, untuk 2018, target kunjungan wisata nusantara (wisnus) 1 juta orang dan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) 30.000 orang. Pada 2017, kunjungan wisnus ke Kalsel lebih dari 600.000 orang dan wismal 26.000 orang, ujarnya.

Untuk mencapai target tersebut, kegiatan pariwisata tahun ini akan diperbanyak, total ada 33 event, namun unggulannya masih Festival Budaya Pasar Terapung dan Festival Loksado di Hulu Sungai Selatan.

Masih saya kutip dari Harian Kompas, Boy Rahmadi Nafarin selaku Ketua Panitia WKTF 2018 mengatakan, destinasi dan atraksi wisata di Kalsel cukup banyak dan beragam, tetapi tidak begitu dikenal warga luar dan masyarakat Kalsel.

Dengan kegiatan ini, target kami adalah memperkenalkan destinasi dan atraksi wisata di Kalsel kepada masyarakat luas. Selain itu juga memperkenalkan agen-agen wisata di Kalsel yang sudah menyiapkan berbagai paket wisata dengan harga bersaing.

Gubernur menegaskan Pemprov Kalsel berkomitmen memajukan sektor pariwisata di Kalsel karena tidak ingin terus tergantung pada sektor pertambangan. Pemprov mencoba bertransformasi dari SDA tak terbarukan ke SDA terbarukan, salah satunya pariwisata.

Pedagang Pasar Terapung Berinteraksi Dengan WIsatawan (dokpri)
Pedagang Pasar Terapung Berinteraksi Dengan WIsatawan (dokpri)
Satu hari sebelumnya, tepatnya Sabtu 3 Maret 2018 saya sengaja mendatangi tempat acara. Dari pengamatan saya, berbagai stand dari mulai maskapai penerbangan, Perhotelan, travel agent, stand Dinas Pariwisata,  hingga stand souvenir dan cenderamata memenuhi area. Perkiraan saya total lebih dari 40 stand yang mengikuti acara ini.

Yang cukup aneh, boleh dibilang mayoritas travel menjual paket umroh dan wisata keluar daerah atau keluar negeri. Pertanyaan saya, dimana letak promosi Wisata Kalselnya. Tapi saya berpikir lagi, ya mereka mungkin tidak bisa disalahkan, karena acaranya berlangsung di Banjarmasin, tentu tidak mungkin menjual paket wisata Pasar Terapung ke orang Banjarmasin. Lagi-lagi event ini bermasalah dengan yang namanya targeting.

Jika melihat dari tujuan penyelenggaraan event, tentu tujuannya sangat bagus dan mulia. Namun menurut pendapat saya, alangkah lebih bagusnya :

  • Jika tujuannya memperkenalkan destinasi wisata dan atraksinya ke masyarakat luar, tentu saya setuju dengan yang disampaikan Arief Budiman pada awal tulisan ini. Mestinya event ini dilakukan di luar Kalsel, bisa di Jakarta, Malang, Surabaya, Jogja, Bandung, bahkan jika perlu di luar negeri atau daerah potensial lainnya. Bukan dilakukan di kota Banjarmasin. Kata seorang teman, sama saja dengan membagi brosur di dalam toko sendiri.
  • Saya yakin event tersebut menyedot dana ratusan juta rupiah. Seandainya dana itu benar-benar dikelola dengan baik, tidak sekadar membuat pameran di kota sendiri, mungkin manfaatnya bisa lebih optimal. Misalnya :
    • Insentif; Belajar dari toko oleh-oleh di Bali, kebanyakan menerapkan sistem komisi (insentif) kepada travel agent yang bisa membawa tamu ke tokonya. Pemprov Kalsel bisa melakukan  hal ini, yaitu memberikan insentif kepada travel agent yang bisa mendatangkan tamu ke Kalsel. Dan yang lebih penting, hal ini dilakukan secara terbuka. Tentu ini dilakukan sebagai pancingan saja, bukan terus menerus.
    • Diskon harga tiket atau hotel ; Bekerja sama dengan maskapai penerbangan atau perhotelan untuk memberikan diskon khusus bagi pelancong. Jadi siapa-saja yang memang khusus melakukan perjalanan wisata ke Kalsel akan mendapatkan diskon harga khusus. Dananya selain partisipasi dari pelaku usaha wisata (maskapai, perhotelan, rumah makan dll) juga berasal dari subsidi pemerintah selaku yang punya hajat.
    • Trip Pegiat Sosmed ; Membuat trip khusus bagi pegiat media sosial, baik itu youtuber, blogger dan Vlogger maupun selebgram. Undang saja mereka untuk melakukan wisata di Kalsel selama beberapa hari, dibiayai, dikasih uang saku. Tugas mereka adalah menulis atau membuat video perjalanan yang isinya mempromosikan wisata Kalsel. Saya kira biaya untuk membuat event seperti ini tidak terlalu besar dan lebih terukur.
  • Promosi Wisata harus dilakukan secara terintegrasi dan melibatkan semua stakeholder sehingga benar-benar efektif bisa mendatangkan wisatawan. Mulai dari akses masuk ke daerah, infrastruktur dan destinasi wisata, branding hingga kesadaran wisata masyarakatnya. Semua dilakukan dengan konsep yang sudah matang

Itu tadi hanya secuil ide /gagasan untuk membuat promosi yang lebih efektif dan terukur. Jadi setiap promosi wajib dievaluasi hasilnya. Berani mengatakan berhasil, tapi berani juga mengatakan gagal.  Semoga bentuk promosi untuk meningkatkan kunjungan wisata ke daerah ini lebih kreatif lagi, sesuai dengan target yang dibidik.

Semoga tulisan ini dibaca oleh pemangku kepentingan khususnya bidang pariwisata di Kalimantan Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun