Anas Tidak Perlu Berkoar, Lebih Baik Urus Kasus Anda

[caption id="attachment_329019" align="aligncenter" width="300" caption="http://gresik.co/nasional/politik/membaca-halaman-buram-anas-urbaningrum"][/caption]

Mantan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, Anas Urbaningrum mengaku siap membeberkan alur pendanaan Demokrat pada Pemilu 2009. Bahkan Anas beserta tim seakan-akan ingin membalikkan fakta bahwa dirinya seakan-akan dizalimi oleh Dewan Pembina Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sangat terlihat jelas bahwa Anas beserta tim kini mencari celah untuk membuka aib kepeminpinan Presiden SBY maupun Demokrat, namun semua itu jika kita telaah dan berpikir lebih jernih lagi, Anas dengan dengan sejumlah kasus besar korupsi Century bahkan kasus mobil Toyota Harier tidak dapat dipungkiri bahwa sosok ini memang cukup lihat untuk membalikan fakta.

Sudah seharusnya Anas kembali kepada kasus yang membelitnya kini, sebab jika Anas memutar balikan fakta justru rakyat akan menilai bahwa Anas memang sosok koruptor yang jahat, bahkan jika banyak orang mengatakan Anas harus digantung di Monas bisa jadi nantinya terwujud. Hal itu tentunya Anas semakin tersingkir dari dunia publik bahwa sosok tersebut cocok untuk dibenci bahkan di maki.

Jadi tidak heran banyak politisi mengatakan sikap Anas dan tim nya hanyalah mencari celah agar kasus tersebut berlarut-larut. Bahkan dapat dikatakan hanya menghabiskan energi untuk berkoar-koar di media, lebih baik Anas konsentrasi pada kasus-kasus yang kini menjeratnya.

Perlu diketahui Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kini terus menyelediki kasus Anas tersebut. Tak heran jika kita lihat kembali saat ini publik sangat mendukung KPK terhadap kasus Anas ini, terutama setelah pidato Abaraham Samad di Istana lalu, dimana Anas selalu berkelit akan kasus yang dideranya. Bahkan KPK rencananya akan menjerat 4 fakta yang akan diungkapkan dalam kasus Anas ini.

Rakyat berharap sepenuhnya terhadap penyelidik seperti KPK, untuk terus melakukan penyelidikan lebih terperinci agar kasus Anas ini terkuak dan memberikan ganjaran hukuman maksimal, kalau perlu dengan cara memiskinkan keluarganya.