PENGARUH PENDIDIKAN PADA MINDSET: MENGUPAS PENYEBAB IQ RENDAH DI INDONESIA, APAKAH KARENA PEMERINTAH?
Oleh : Harun Labibul Hilmi
Â
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh pendidikan terhadap mindset serta dampak keduanya terhadap rendahnya IQ di Indonesia yaitu 78,49 sehingga berdampak pada culture kita. Melalui tinjauan literatur dan analisis data sekunder, ditemukan bahwa ketidakmerataan kualitas pendidikan, kurikulum yang kurang relevan, dan metode pengajaran yang konvensional adalah faktor utama yang memengaruhi perkembangan kognitif siswa. Selain itu, faktor sosial ekonomi seperti kemiskinan dan minimnya stimulasi kognitif di rumah juga memperburuk kondisi ini. Artikel ini juga menekankan pentingnya pembentukan mindset pertumbuhan (growth mindset) dalam lingkungan pendidikan untuk mengoptimalkan potensi intelektual siswa. Dengan menguraikan berbagai faktor yang memengaruhi rendahnya IQ di Indonesia, artikel ini memberikan rekomendasi kebijakan yang mencakup perbaikan kurikulum, pelatihan guru, dan peningkatan akses terhadap pendidikan berkualitas sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kemampuan intelektual generasi muda Indonesia.
Kata kunci: pendidikan, mindset, IQ rendah, Indonesia, kurikulum, faktor sosial ekonomi, growth mindset.
Â
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peran krusial dalam membentuk karakter yang berbudaya pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan individu. Di Indonesia, pendidikan sering dilihat sebagai kunci utama untuk mencapai kemajuan sosial dan ekonomi. Meski begitu, ada masalah mendasar yang masih menjadi tantangan besar bagi negara ini, yaitu tingkat IQ yang relatif rendah di beberapa kelompok masyarakat. IQ, atau Intelligence Quotient, sering kali dijadikan sebagai salah satu indikator kemampuan kognitif seseorang. Rendahnya tingkat IQ di Indonesia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kualitas pendidikan yang belum merata di seluruh wilayah. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang bagaimana pendidikan mempengaruhi mindset masyarakat Indonesia dan faktor-faktor yang berkontribusi pada rendahnya IQ. Dengan memahami penyebab dan dampaknya, kita diharapkan dapat menemukan solusi yang tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan, pada akhirnya, meningkatkan tingkat IQ di Indonesia.
PEMBAHASAN
Pendidikan merupakan dasar utama dalam membentuk individu yang berpengetahuan dan terampil, namun Indonesia masih dihadapkan pada tantangan rendahnya tingkat IQ di beberapa kelompok masyarakat. Kesenjangan kualitas pendidikan, terutama di daerah terpencil, kurikulum yang kurang sesuai, serta metode pengajaran yang tidak mendorong pemikiran kritis menjadi faktor utama. Keterbatasan akses terhadap sumber daya pendidikan seperti buku dan internet, serta kondisi sosial ekonomi keluarga yang rendah juga memperparah situasi ini. Selain itu, lingkungan yang tidak mendukung dan pola asuh yang kurang tepat, ditambah dengan kesehatan dan nutrisi yang buruk, semakin menghambat perkembangan kognitif anak-anak. Oleh karena itu, diperlukan usaha yang menyeluruh untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan, memperbaiki kurikulum, memperluas akses terhadap sumber daya, serta memperhatikan kondisi sosial ekonomi dan kesehatan serta nutrisi anak, agar mereka dapat mencapai potensi kognitif maksimal dan berkontribusi pada kemajuan bangsa.
Dalam bagian ini, artikel mungkin menjelaskan konsep IQ dan bagaimana pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan kognitif seseorang. Adapun Kualitas pendidikan di Indonesia bervariasi secara signifikan antara satu daerah dengan daerah lainnya hal ini banyak terjadi ketidak adilan perihal fasilitas dan kualitasnya. Sekolah di perkotaan biasanya memiliki fasilitas yang lebih baik, guru yang lebih terlatih, dan akses ke sumber belajar yang lebih banyak dibandingkandengan sekolah yang  dipelosok desa. Hal ini menimbulkan kecemburuan social dan kesenjangan. karena menciptakan perbedaan dalam perkembangan kognitif siswa, yang sangat mempengaruhi mindset  mereka. Anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan yang memadai sering kali kurang terstimulasi secara intelektual, yang dapat menghambat perkembangan IQ mereka. Banyak keterbatasan terhadap fasilitas pendidikan yang berkualitas, dan materi pembelajaran yang tidak relevan menjadi hambatan utama para anak bangsa.
Anggaran pendidikan yang tidak sesuai dan tidak tepat sasaran, meskipun alokasi anggaran pendidikan telah terealisasi dalam beberapa tahun terakhir, masih banyak sekolah yang kekurangan dana bahkan tenaga pendidik yang sangat rendah penggajihannya. Dana yang tidak mencukupi ini berakibat pada buruknya roda keberlangsungannya kegiatan belajar mengajar yang berkualitas di sekolah, kurangnya peralatan belajar, dan rendahnya kesejahteraan guru. Kondisi ini tentu saja berdampak negatif terhadap proses belajar mengajar, yang pada akhirnya mempengaruhi perkembangan IQ siswa. Anggaran yang tidak memadai juga membatasi program-program pengembangan potensi guru dan inovasi dalam metode pengajaran yang modern. Kurangnya pelatihan dan pengembangan guru yang merupakan ujung tombak dalam proses pendidikan. Pengajaran berkualitas sangat berpengaruh pada kompetensi dan dedikasi guru. Namun, di Indonesia, banyak guru yang belum mendapatkan pelatihan dan pengembangan profesional yang memadai. Program pelatihan yang ada seringkali tidak terstruktur dengan baik dan tidak berkelanjutan. Akibatnya, metode pengajaran yang digunakan tidak mampu merangsang perkembangan kognitif siswa secara optimal. Pemerintah perlu memberikan perhatian lebih pada peningkatan kapasitas dan kompetensi guru melalui pelatihan yang berkelanjutan dan relevan.
Akses terbatas ke pendidikan anak Usia dini, pendidikan anak usia dini memainkan peran penting dalam perkembangan otak dan keterampilan kognitif anak. Namun, aksesnya di Indonesia masih terbatas, terutama di daerah-daerah miskin dan terpencil. Adapun Pendidikan yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan anak itu cara orang tua mendidik sejak dini dengan menerapkan nilai-nilai Pendidikan yang berkualitas seperti yang dilakukan di Jepang dan negara Eropa lainnya. Program Pendidikan usia dini yang tidak merata ini menyebabkan banyak anak tidak berkembang dam berpikir kognitif yang diperlukan pada usia kritis tersebut. Perlunya Pemerintah meratakan fasilitas disemua daerah dan meningkatkan kualitas program PAUD untuk memberikan akses Pendidikan pertama terhadap anak yang harus kuat sejak dini dan bisa mempunyai nilai kedisiplinan yang tinggi.
Kurikulum yang ketinggalan versi, inovatifnya kurikulum yang digunakan ini berdampak pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, inovatif dan kreatif. Sistem Pendidikan di Indonesia masih bersifat kaku dan fokus pada hafalan ini tidak mampu memfasilitasi perkembangan kognitif yang efektif dan efisien. Pemerintah perlu melakukan transformasi kurikulum yang lebih inovatif dan sesuai dengan perkembangan zaman guna untuk melestarikan budaya disiplin dan komitmen belajar, mengapa? Karena Indonesia harus banyak menerapkan sistem pendidikan pemerintahan Jepang dan negara Eropa lainnya untuk berfokus pada perkembangan  Pendidikan Indonesia. Faktor ekonomi juga mempengaruhi perkembangan IQ anak. Anak-anak dari keluarga kurang mampu masih banyak yang kurang memiliki akses yang lebih luas terhadap pendidikan berkualitas, nutrisi yang baik, dan layanan Kesehatan, terkadang Sebagian Lembaga mempersulit proses tersebut. Dalam hal ini pemerintah memiliki peran penting untuk meningkatkan Pendidikan melalui kesejahteraan ekonomi masyarakat dalam berbagai program bantuan dan kebijakan yang inklusif. Dengan meningkatkan kesejahteraan ekonomi, pemerintah secara tidak langsung dapat meningkatkan akses anak-anak terhadap pendidikan yang lebih baik dan peluang untuk mengembangkan IQ mereka secara maksimal.
Kesimpulan
Rendahnya IQ di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh satu masalah, tetapi dari berbagai faktor, termasuk peran pemerintah dalam pendidikan. Kebijakan pendidikan yang tidak merata, anggaran yang tidak memadai, kurangnya pelatihan guru, akses terbatas ke PAUD, kurikulum yang kurang kreatif, inovatif, kritis dan masalah kesejahteraan ekonomi semuanya berkontribusi terhadap rendahnya IQ anak-anak Indonesia. Pemerintah memiliki peran penting dalam mengatasi isu-isu ini melalui kebijakan yang lebih inklusif, anggaran yang memadai, peningkatan kualitas guru, dan reformasi kurikulum. Dengan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi, diharapkan dapat tercapai peningkatan kualitas pendidikan dan perkembangan kognitif anak-anak Indonesia. Dalam hal ini pentingnya menerapkan nilai-nilai Growth Mindset yang akan berpengaruh terhadap semua perkembangan Pendidikan pada Masyarakat Indonesia serta kesejahteraan rakyat yang bermartabat dan terhormat dikancah Internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H