Selamat Hari Media Sosial, 10 Juni 2024. Perayaan ini dimulai sejak tahun 2015 silam dan dicetuskan pertama kali oleh seorang pengusaha asal Indonesia yakni CEO Frontier Group sekaligus penulis buku "3 Rules for Succes in Building TOP BRANS" yakni bernama Handi Irawan D. Adapun tujuannya adalah untuk menyadarkan kita semua tentang perilaku bijak dalam menggunakan media sosial, baik dalam membuat maupun membagikan konten.Â
Fakta yang menarik dari Hari Media Sosial, bahwa masyarakat Indonesia lebih menggandungi media sosial dibandingkan memmbaca buku ataukoran. Secara data tahun 2010, Indonesia diatas United Kingdom dan USA dalam penggunaan media sosial.Â
Oleh karena itu, setiap tanggal 1o Juni, kita memperingati Hari Media Sosial agar lahir dari keprihatinan terhadap penggunaan media sosial yang seringkali disalahgunakan untuk menyebarkan berita bohong, ujaran kebencian, dan konten negatif lainnya. Peringatan ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat tentang pentingnya literasi digital dan etika dalam bermedia sosial.Â
Â
Berikut kisah bila kita tak bijak dalam bermedia sosial, yuk intip :
1. Berawal Becanda
Polres Mamuju, Sulawesi Barat, menangkap seorang pria berinisial H (30) karena status Facebok yang dinilai meresahkan warga. H menulis status tentang kondisi yang tidak aman, padahal hanya candaan.
Status tersebut diunggah H pada Sabtu 15 Juli 2017. H menuliskan informasi dengan mengatasnamakan Polres Mamuju.
MAMUJU siaga 1
Info
Info dari polres MAMUJU, untuk masyarakat MAMUJU dan sekitarnya diharapkan waspada bila berjalan di malam hari. Tadi malam sekitar jam 00.30 WITA di daerah pasar lama MAMUJU telah ditemukan korban mutilasi bernama Martha. Dia ditemukan dengan kondisi fisik terpotong-potong menjadi 12 bagian. Korban ditemukan warga dengan kondisi terbungkus. Kabarnya sebelum dimutilasi korban dimasukkan ke dalam minyak panas.
TRAGISS
Polisi sedang menyelidiki identitas MARTHA secara lengkap. Menurut info dari warga setempat nama lengkap korban adalah MarthaBak Telor.
#slamat ya
Wkkkwkkk...
*Hanya hiburan *
 "Bukan membawa Polres Mamuju, tapi ada penggunaan gambar tempat kejadian yang digaris polisi dan gadis disekap. Sebagian orang yang tidak membaca tuntas lalu melaporkan ke kami dan kami juga kaget dengan informasi adanya mutilasi itu," imbuh Kapolres Mamuju AKBP Muhammad Rifai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H